|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Suatu ketika Yang Tercerahkan sedang membawakan kotbah di vihara Jetavana,di Savathi milik Saudagar Anathapindika. terdengar bentakan dan teriakan keras dari ruangan lain. Sang Guru menghentikan khotbahnya dan bertanya kepada Anathapindika perihal sumber
keributan itu, yang terdengar seperti teriakan nyaring para nelayan. Si perumahtangga menjawab bahwa sumbernya adalah menantu perempuannya yang sedang membentak para pelayan. Menantunya adalah orang yang pemarah, katanya, yang tidak berperilaku semestinya terhadap suami ataupun mertuanya, yang tidak berdana, tidak berkeyakinan, dan tidak percaya, yang selalu menyebarkan konflik. Hal yang aneh pun terjadi: Sang Buddha meminta agar menantunya dipanggil. Ketika ia akhirnya muncul di hadapan beliau, Sang Buddha bertanya kepadanya: ingin menjadi yang manakah ia dari tujuh jenis istri. Ia menjawab bahwa ia tidak memahami maksud beliau dan memohon penjelasan lebih lanjut. Maka Yang Tercerahkan menjelaskan tujuh jenis istri kepadanya dalam syair berikut: � Dengan pikiran yang membenci, dingin dan kejam, Penuh nafsu terhadap pria lain, merendahkan suaminya, Yang ingin membunuh orang yang telah meminangnya� Istri demikian disebut pembantai. Ketika suaminya mendapatkan kekayaan Melalui keterampilan atau berdagang atau bertani Ia berusaha untuk mencuri sedikit bagi dirinya Istri demikian disebut pencuri. Si rakus yang malas, suka bermalas-malasan Keras, kejam, kasar dalam berbicara, Seorang perempuan yang sewenang-wenang terhadap bawahannya Istri demikian disebut tiran. Ia yang suka menolong dan baik hati, Yang menjaga suaminya seperti seorang ibu terhadap anaknya, Yang berhati-hati melindungi kekayaan yang dikumpulkan suaminya Istri demikian disebut ibu. Ia yang menghargai suaminya Seperti adik menghargai kakaknya, Yang dengan rendah hati menuruti keinginan suaminya� Istri demikian disebut adik. Ia yang bergembira dalam pandangan suaminya, Seperti seorang teman menerima yang lainnya, Dibesarkan dengan baik, bajik, taat Istri demikian disebut teman. Ia yang tanpa kemarahan, takut pada hukuman, Yang terhadap suaminya bebas dari kebencian, Yang dengan rendah hati menuruti keinginan suaminya Istri demikian disebut pelayan. Jenis-jenis istri yang disebut pembantai, Pencuri dan istri seperti tiran, Istri-istri demikian, dengan terurainya tubuh, Akan terlahir di neraka yang dalam. Tetapi istri seperti ibu, adik, teman Dan istri yang dipanggil pelayan, Mantap dalam kebajikan, tenang, Dengan terurainya tubuh akan menuju surga.� (AN 7:59) Kemudian Sang Bhagava langsung menanyainya: �Inilah, Sujata, ketujuh jenis istri yang dapat dimiliki seorang pria. Yang manakah dirimu?� Dengan hati yang sangat tergerak, Sujata(menantu perempuan Anathapindika) menjawab bahwa mulai saat ini ia akan berjuang untuk menjadi pelayan bagi suaminya. Perkataan Yang Tercerahkan telah menunjukkan kepadanya cara berperilaku sebagai seorang istri. Kemudian ia pun menjadi murid Sang Buddha yang taat, yang kepada Beliau selamanya ia berterima kasih atas kebebasannya. |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|