Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
demokrat's Avatar
demokrat demokrat is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: May 2012
Posts: 4,195
Rep Power: 19
demokrat mempunyai hidup yang Normal
Default Jokowi Vs Bibit Waluyo: Rakyat Melawan Elit Penguasa





Politik adalah soal persepsi. Siapa yang menguasai persepsi publik maka dialah yang akan memegang dominasi politik.



SBY tahu betul soal ini. Tak heran sejak mulai menjabat beliau sibuk dengan politik pencitraan sebagai bagian dari pembentukan persepsi. Malangnya, musuh politiknya tak kalah gencar dalam upaya pembentukan persepsi melalui media massa yang mereka miliki.



Alhasil, karya nyata pemerintahan SBY seakan-akan hilang disapu ombak. Terlihat nol. Bukan karena pemerintahan SBY tidak berbuat apa-apa, tapi karena persepsi publik yang dibentuk oleh media massa milik lawan-lawan politik SBY.



Pertarungan persepsi bukan pertempuran biasa. Tak heran jika seorang mantan jenderal seperti SBY bisa kalah telak menghadapi lawan-lawan politiknya yang didominasi kalangan pengusaha. Dan saat ini kita melihat skenario yang hampir mirip di Jawa Tengah.







Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo bersengketa mengenai rencana pembangunan mal di lokasi bekas pabrik es Saripetojo. Jokowi yang sejak mulai menjabat menunjukkan kebijakan yang pro-rakyat kecil menentang dengan keras penggusuran Saripetojo yang mencatat sejarah sebagai salah satu pabrik es pertama di Indonesia. Sebaliknya, Bibit Waluyo ingin agar pabrik es tak berguna itu digusur dan diganti sebuah pusat perbelanjaan nan modern.



Persengketaan keduanya memuncak awal minggu ini ketika Bibit kehilangan kesabaran dan secara terbuka di depan publik memaki Jokowi sebagai �bodoh�.



Disadari atau tidak, Bibit Waluyo sudah menggali sendiri lubang kubur karir politiknya. Dan di saat yang sama melambungkan nama Jokowi. Politik adalah soal persepsi dan ini yang dilupakan oleh Letjen (Purn.) Bibit Waluyo.



Bibit lupa bahwa Jokowi adalah pencuri hati rakyat. Dia sangat populer di Solo, bahkan kini mulai populer di tingkat nasional. Dia adalah salah satu walikota tersukses di Indonesia, dua kali menjabat posisi walikota, dan kemenangannya dalam pilkada terakhir sangat mencolok dengan merebut 90 persen suara pemilih. Bandingkan dengan popularitas Bibit Waluyo yang hanya memenangi kurang dari 50 persen suara pemilih dalam pilkada Jawa Tengah 2008 lalu.



Dari persentase kemenangan pilkada itu sebenarnya Bibit Waluyo tidak ada apa-apanya dibanding Jokowi. Bibit Waluyo mengidap post-power syndrome sebagai mantan jenderal dan Panglima Kostrad. Bibit Waluyo lupa bahwa kunci kemenangan dalam pertempuran persepsi adalah kepandaian meraih simpati rakyat, bukan kepandaian menggerakkan pasukan yang bisa dilakukan dengan satu komando.



Dalam soal merebut simpati rakyat, Jokowi adalah ahlinya. Dia tidak arogan seperti laiknya seorang pejabat tinggi. Dia mau mendengarkan suara rakyat. Jokowi adalah pakar soal branding, maklumlah dia mantan pengusaha mebel. Branding itu ditancapkan melalui foto-foto Jokowi tengah mengayuh becak atau mendorong gerobak. Dan ketika dikatakan bodoh oleh Bibit Waluyo, Jokowi dengan santainya menjawab bahwa dia memang bodoh dan mesti banyak belajar. Jokowi bermain apik dengan merendahkan diri. Jokowi tahu rakyat sudah muak dengan arogansi penguasa dan akan mencintai orang yang sanggup merendahkan diri.



Bagaimana rakyat tidak makin jatuh cinta dengan Jokowi?











Tapi jangan lupa bahwa Jokowi adalah tipikal orang Jawa. Lembut tetapi dengan keris terselip di belakang. Jokowi bukan orang lembek. Dia pernah memecat beberapa kepala dinas, camat, dan lurah yang tidak mau mengikuti kebijakannya. Untuk persengketannya dengan Bibit Waluyo, Jokowi menunjukkan sikap mengalah untuk meraih simpati publik, tetapi Jokowi sebenarnya kini berada di atas angin. Setelah sebelumnya sempat mengatakan akan menghadap Bibit Waluyo untuk berkoordinasi , kini Jokowi mempermainkan Bibit dengan menunda jadwal pertemuan dengan bosnya itu.



Tujuannya? Untuk lebih memperkuat persepsi publik bahwa Jokowi adalah walikota pro-rakyat yang dizalimi oleh seorang gubernur tak berguna dari kalangan elit penguasa bernama Bibit Waluyo!



Bibit Waluyo kalah telak dan akan tersingkir sebagai pecundang. Jokowi semakin dicintai oleh rakyat, akan semakin moncer dan punya kans besar untuk naik sebagai Gubernur Jawa Tengah, DKI Jakarta, bahkan ada yang mencalonkan dirinya sebagai RI-1.



Episode pertarungan Jokowi vs Bibit Waluyo (dan juga SBY vs Golkar dan antek-anteknya) memberi pelajaran berharga bahwa rakyat adalah raja. Jika Anda ingin bertahan di kursi kekuasaan, manjakanlah rakyat. Pengaruhi rakyat untuk mencintai Anda. Kalau tidak bisa dengan pembangunan nyata, paling tidak melalui pembentukan persepsi.



Tetapi jika rakyat sudah membenci Anda, apapun yang Anda lakukan tidak ada nilainya. Sebaik apapun yang Anda lakukan pasti akan dikritik kiri-kanan oleh rakyat. Apalagi jika Anda baru sigap di akhir masa jabatan, it�s too little, too late.



SUMBER




Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:15 AM.


no new posts