[/quote][quote]
WELCOME TO MY THREAD
Mendengar dan berbicara merupakan bagian dari komunikasi. Dua hal yang selalu ada dan saling berhubungan ketat. Dan lagi-lagi komunikasi menjadi bahasan saya di blog ini, dan tema ataupun tujuan tulisan inipun hampir sama dengan beberapa posting blog saya ketika menyadari kemampuan berbicara sedang berkurang.
Sekarang saya lebih banyak mendengarkan, untuk lebih memahami maksud suatu permasalahan yang sedang dibahas. Dan beruntung sekali jikalau permasalahan itu bisa dicerna dengan baik bahkan dapat menyimpannya dalam satu bagian piringan keras (baca : harddisk) kepala saya. Dan syukur-syukur apa yang saya dengarkan dapat terinformasikan dengan baik.
Mendengarkan juga merupakan proses yang sangat sulit, kita tidak serta merta harus mengambil perkataan orang lain itu dari A sampai Z, karena kapasitas lubang telinga tak sampai berdiameter 1 cm untuk dilewati dan tentunya kapasitas otak yang mesinnya sedang berjalan. Jadi harus dipilih! Apakah cukup inti pembicaraan yang harus ditanggap atau bagian-bagian yang bukan inti namun menarik. Namun sering juga terjadi ada salah interpretasi gara-gara keliruan mengambil inti sebuah perkataan.
Ada satu lagi, mendengarkan juga tidak seharusnya mengambil semua apa yg diperdengarkan. Namun berdasarkan pengalaman dalam menilai baik buruknya sesuatu selama kita hidup. Hal tersebut menjadi filter dari pendengaran yang kemudian nanti suatu saat kita ucapkan untuk memberitahukan kepada orang lain atau khalayak sudah sesuai dengan konsistensi pemikiran kita, sehingga ketika kita sudah mengatakan A, kemudian hari juga tetap A.
Mendengarkan merupakan hal terbaik saat ini untuk saya lakukan, ketimbang untuk berbicara lebih banyak, karena sebenarnya saya tidak tahu. Mendengarkan adalah proses saya untuk menjadi tahu dan suatu saat ketika saya ditanya akan menjawab bahkan menjelaskan apa yang saya ketahui, dan tentunya kadang berlebihan, sampai mulutpun berbusa-busa tiada henti kalau memang saya memahami serta mengerti suatu permasalahan, sampai titik pun entah sampai tak terhingga.
Ah ini semuakan hanya pemikiran saya saja, jadi tidak mutlak juga menjadi bagian dari metode mendengar anda. Kalau mau lebih teoritis ke ahli manajemen diri lebih mantap konsepnya.
Atau anda punya cara tersendiri? Sharing dong