Sekedar berbagi cerita gan, mudah2an tidak
langsung disimak gan:
Bagi Muhammad Khodir, 42 tahun, di Jenggawah, Jember, Jawa Timur, warna merah kaosnya ternyata membawa keberuntungan. Karena keberaniannya sekawanan perampok membatalkan aksinya, padahal ia hanya berbekal sarung dan kaus. Saktikah dia? Tidak.
Begini ceritanya. Senin, 18 Juli 2011, dini hari, enam perampok berhasil masuk ke toko mebel sekaligus rumah Elin Indah Yuni, majikan Khodir. Kala itu, Khodir yang hendak tidur mendengar ada suara ribut di halaman depan rumah. Rupanya, suara itu bersumber dari empat orang karyawan toko yang sudah diikat oleh perampok.
Dalam suasana remang, Khodir mencoba mendatangi sumber suara itu. Namun, baru saja membuka pintu ruangan, enam orang tak dikenal sudah di depannya. Sontak ia pun berteriak. Teriakannya membuat perampok bereaksi. Mereka menyerang dan menyabetkan celurit ke Khodir yang hanya 'bersenjatakan' lampu senter. Khodir sempat menghindar. Namun, sabetan celurit itu sempat melukai tangan dan bagian tubuh Khodir. Tapi, Khodir tetap bertahan.
Sambil menahan rasa sakit, Khodir pun melakukan perlawanan. Sarung yang semula dililitkan di lehernya, ia kibas-kibaskan sekenanya seperti menyabetkan pedang. Perlawanan selama beberapa detik itu rupanya membuat perampok tertegun. "Wurung ae. Ayo tinggal ae (Batal saja. Ayo kita tinggalkan saja tempat ini)," ujar perampok seperti ditirukan Khodir kepada Tempo, Selasa, 19 Juli 2011.
Perampok mengira Khodir sakti mandraguna. Padahal, kata Khodir, "Saya berdarah, tapi enggak kelihatan karena kaus saya merah."
Mengetahui perampok sudah meninggalkan rumah, Khodir pun berteriak kencang supaya ada pertolongan. Benar saja, beberapa tetangganya datang dan menolongnya.
Sumber:
http://www.tempointeraktif.com/hg/su...347441,id.html