|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Sekedar share saja.... Beberapa teman ane beranggapan bahwa ABG pengamen bergitar adalah manusia yang mengemis dan meminta-minta yg ingin dianggap punya harga diri. Beberapa temen lainnya malah beranggapan mereka adalah penjahat yang dibiarkan dan diperbolehkan. ABG pengamen bergitar (kadang sendiri kadang berkelompok) sering tiba-tiba saja masuk atau datang ke tenda, warung, rumah makan, mini market dan langsung menyanyi tanpa dipersilakan. Kadang kalau ditolak, mata mereka melihat ke langit-langit seolah menikmati alam pemandangan atau memandang ke arah lain seolah fans nya ada di sebelah situ. Tapi kalau kita sudah melanjutkan aktifitas kita (makan / ngobrol / dll) seolah dia tidak ada, dia / mereka akan mendekat. Bila kita tetap tidak menggubris dia akan menyanyi dengan teriakan-teriakan mereka. Mereka baru selesai jika diberikan uang. Hasil obrolan dengan beberapa pengamen, mereka sering mangatakan bahwa mereka bersyukur dapat mencari uang secara halal tidak berbuat jahat. mereka merasa mendapatkan uang hasil jasa jual suara. Tetapi apakah benar mereka mendapatkan uang halal? Disisi lain, orang-orang yang memberikan uang bukanlah dikarenakan atas rasa terimakasih atas jasa hiburan, musik dan suara indah mereka. Kebanyakan memberikan uang karena ingin membebaskan diri dari gangguan dan teror suara mereka. Bagi mereka para pemberi uang, para pengamen mendapatkan uang haram hasil kesuksesan menganggu dan menteror. Berbeda dengan orang tua renta tak berdaya diusia tidak produktif, yang dianggap temen-temen ane mendapatkan uang karena temen-temen ane kasihan pada pengemis tua renta peyot miskin yang tidak bisa apa-apa selain menjatuhkan harga dirinya. ABG pengamen bergitar itu Pengemis? Seniman? Penjahat? ABG pengamen bergitar datang dan menyanyi tanpa dipersilakan... pergi tanpa permisi.... Mencari uang berdalih menjual musik yang tanpa dipersilakan... tanpa peduli orang terganggu atau tidak. Sopan? ya kadang sopan sekadarnya, asal ucapkan permisi sekadarnya tanpa "care" tanpa menunggu dipersilakan. Seniman? Terlalu sungguh keterlaluan jika seorang seniman tidak memperhatikan kualitas seninya. musik apa? nadanya apa? intonasinya bagaimana? intro gak bener, kadang cuma reffnya doang. Tatapan mata tidak memperhatikan penonton juga tidak menghayati. Kejahatan? meminta uang dengan gangguan dan teror? Jika mereka dilarang dan ditentang masyarakat dan badan hukum? mereka segera berdalih mengaku terpaksa menjadi pengemis yang kesulitan ekonomi. Jika dimarahi, ditolak atau diusir? Mereka segera unjuk harga diri mengaku seniman yang punya harga diri, martabat, dan hak asasi bla... bla... Kejadian dalam dunia nyata, teman ane pernah suatu kali membuka suatu lowongan kerja (tidak spesifik untuk pengemen sih) saat itu perlu banyak tenaga orang dalam suatu event festival. Saat itu temen ane kasih gaji Rp. 100.000 sehari untuk job sekitar 25-30 hari. Saat itu tiba-tiba temen ane diberondong komplain dan protes keras, sambil sedikit komentar sindiran menyakitkan hati salah satu pelamar mengatakan "halah" kirain kerjaan ape, ternyata gajinya masih lebih kecil daripada gue ngamen. gue ngamen sehari aja bisa dapet 150ribu, kadang-kadang bisa 400rb kalau sabtu. Temen ane langsung shock. Tadinya dia pikir gaji Rp. 100rb itu kegedean karena sebulan kan 3jutaan. Dan di kantor dia, gaji-gaji karyawan baru, lulusan S1 saja masih sedikit diatas UMR, atau paling sekitar 2jutaan saja. Saat itulah temen ane itu beranggapan pengamen adalah kejahatan. Selama mengamen boleh dan diperbolehkan, maka Mengamen menjadi salah satu solusi dan pilihan untuk tidak bekerja. dan kalau ini mewabah maka ini akan menjadi suatu trend di bangsa ini. Dan apa yang terjadi kalau di mata dunia, negara kita terkenal mencari nafkah dengan cara mengamen? Bagi ane, ini kenyataan yang menjungkirbalikan pemahaman ane sejak kecil dan masih sekolah tentang pengemis dan mengamen. Yaitu kaum miskin yang terlunta-lunta hidupnya dan sangat memprihatinkan kemiskinannya. Tapi kini ane malah menemui dalam kenyataan hidup ini bahwa mengamen adalah suatu karir, suatu pilihan mendapatkan mata pencarian. Selama mengemis bebas dan diperbolehkan, maka mengemis menjadi sebuah kehormatan dan suatu identitas yang memiliki harga diri? Jangan ada yang tersinggung, karena ini cuma sekedar sharing belaka. Ini salah satu pendapat saja, jika temen-temen punya pendapat lain yang mencerahkan silakan berkomentar. ![]() ABG pengamen bergitar itu Pengemis? Seniman? Penjahat? Bagaimana pendapat temen-temen sekalian? Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|