DI deretan pegunungan Drakensberg, provinsi paling selatan Afsel, Mpumalanga, terdapat titik pandang alam cantik yang dinamakan God's Window. Penggemar The Gods Must Be Crazy, film kocak dekade 1980-an, barangkali ingat bahwa setting film tersebut, antara lain, diambil di God's Window. Diceritakan, karakter utama seorang petani bernama Xi, yang diperankan petani asli asal Namibia, Nixau, melakukan perjalanan ke God's Window menjelang akhir cerita.
God's Window memang membuat merinding. Bukan saja dalam hubungan antara manusia dan Tuhan sebagai penciptanya, melainkan dalam arti sebenarnya atau saat manusia berada di sana. God's Window yang terletak di ujung selatan cagar alam Blyde River Canyon itu tak lain adalah sebuah tebing curam dengan ketinggian sekitar 700 meter.
Kala Afsel tengah musim dingin seperti sekarang, God's Window sebenarnya bukan pilihan ideal untuk berwisata alam. Selain angin pegunungan yang bertiup lumayan kencang dan terkadang disertai rintik hujan, jarak pandang di God's Window sangat terbatas karena tertutup kabut tebal.
Belum lagi batu tempat berpijak terkadang licin sehingga rawan terpeleset. Lebih parah lagi, dorongan angin bisa membuat orang terlempar ke bawah tebing.
Berdiri di bibir tebing, jantung serasa hendak copot. Ngeri melihat ke bawah. Meski ada pagar pembatas setinggi semeter di bibir tebing, itu bukan garansi aman. Apalagi, jika mencoba melongok ke bawah dari luar pagar pembatas. Wuuuww... Rasanya memang tak salah mengapa tebing itu dinamakan God's Window.
Menikmati God's Window pada musim dingin tentu berbeda dengan saat musim panas. Di musim panas, angin yang bertiup hangat dan matahari bersinar terang saat tengah hari menimbulkan efek pencahayaan yang bagus, tak ubahnya pelangi.
Itulah sebabnya, God's Window kerap dijadikan inspirasi dan menghasilkan banyak karya lukis maupun fotografi. ''Kalau musim panas, pengunjung sangat ramai dan areal parkir penuh,'' kata Alexis Bendate, penjaga parkir God's Window.
''Tapi, musim dingin ini pengunjungnya tidak terlalu sepi. Mungkin tertolong adanya even Piala Dunia,'' sambung pria 29 tahun itu. Alexis mengutip 10 rand atau sekitar Rp 12 ribu untuk setiap kendaraan yang parkir di God's Window.
Beberapa pengunjung yang datang Kamis awal Juli lalu memang suporter tim Piala Dunia. Salah satunya, Wynona Stierkoff, suporter Jerman. Ibu dua anak berusia 39 tahun itu bahkan berani berfoto-foto di bibir tebing bersama keluarganya. ''Saya merasakan sensasi dan ketegangan luar biasa di bibir tebing. Lebih menegangkan daripada pertandingan Piala Dunia,'' ujar penggemar striker Jerman Miroslav Klose itu. (*/c13/cfu)