FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Gerindra Tak Risau Prabowo di Bawah Jokowi dalam Survei
![]() Partai Gerindra tak risau dengan hasil survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ) yang menempatkan tingkat elektabilitas Prabowo Subianto di bawah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi. Menurut Wakil Ketua DPP Partai Gerindra, Fadli Zon, survei tersebut adalah snap shot atau gambaran atas fakta yang bersifat sementara. Karenanya, tidak berlaku untuk selamanya, dan masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi di masa mendatang. Ia pun menganggap wajar apabila elektabilitas Jokowi mengalahkan elektabilitas Prabowo. Sebab, Jokowi adalah pejabat yang sangat rajin menemui masyarakat dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Media massa pun selalu menyorot hampir seluruh aktivitas mantan Wali Kota Solo itu. "Jokowi memang orangnya cukup aktif, pekerja keras, dan selalu diliputan media. Saya kira wajar saja," ujar Fadli, kepada wartawan, setelah menjadi narasumber pada sebuah diskusi yang digelar Megawati Institute, di Jakarta, Rabu, 20 Februari 2013. Namun, Fadli menambahkan, hasil survei LSJ yang menunjukkan tingkat elektabilitas Prabowo pada 10,9 persen sedangkan Jokowi 18,1 persen itu akan dijadikan masukan bagi Gerindra untuk terus bekerja lebih keras. Begitu juga dengan tingkat elektabilitas Partai Gerindra yang, menurut lembaga tersebut, telah berada di tiga besar, yakni di bawah Partai Golkar (18,5 persen), dan PDI Perjuangan (16,5 persen). "Kami melihatnya sebagai indikator saja, tapi kami senang karena Gerindra sudah di tiga besar," tutur Fadli. Nama Jokowi pada posisi puncak, menurut hasil survei LSJ. Ia mengungguli 12 tokoh nasional yang disebut-sebut sebagai kandidat calon presiden (capres) potensial di Pemilu tahun 2014. Jokowi meraih angka 18,1 persen. Berurutan di bawahnya: Prabowo Subianto 10,9 persen, Wiranto 9,8 persen, Jusuf Kalla 8,9 persen, Aburizal Bakrie 8,7 persen, dan Megawati Sukarnoputri 7,2 persen. Tokoh lain, Mahfud MD 5,4 persen, Dahlan Iskan 3,6 persen, Hatta Rajasa 2,9 persen, Surya Paloh 2,5 persen, Rhoma Irama 1,7 persen, Muhaimin Iskandar 1,1 persen, dan Anas Urbaningrum 0,5 persen. Sedangkan untuk tingkat elektabilitas parta politik, Partai Golkar 18,5 persen, PDIP 16,5 persen, Partai Gerindra 10,3 persen, Partai Demokrat 6,9 persen, Partai Hanura 5,8 persen, Partai Nasdem 4,5 persen, PKS 2,6 persen, PAN 2,5 persen, PPP 2,4 persen, dan PKB 2,4 persen. Presidential Threshold 3,5 Persen Dalam kesempatan itu, Fadli juga mengungkapkan bahwa partainya hingga kini tetap menginginkan agar ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) dalam Undang-Undang Pemilu Presiden dibatasi hanya sebesar 3,5 persen. Sama seperti ambang batas keterwakilan parpol di Parlemen (parliamentary threshold). Alasannya agar terbuka peluang cukup besar bagi partai-partai peserta Pemilu tahun 2014 untuk mengajukan capres. Apabila presidential threshold sebesar 20 persen, diperkirakan hanya ada paling banyak tiga pasang capres-cawapres. Tapi Fadli menegaskan bahwa partainya bukan tidak percaya diri kalau presidential threshold ditetapkan sebesar 20 persen. "Kalau memang dua puluh persen, kita siap saja." Ia hanya mengingatkan bahwa batasan 20 persen itu dahulu dibuat untuk kepentingan politik tertentu, yakni mencegah salah satu capres yang dinilai potensial pada Pemilu 2009. "Masa kita melestarikan akal-akalan politik masa lalu itu?" |
#2
|
|||
|
|||
![]()
Dunia politik makin bergelitik
Quote:
|
![]() |
Thread Tools | |
|
|