FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Dalam catatan perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan Cina dalam tiga hari terakhir menunjukkan angka pantastis. Dari total defisit perdagangan AS per hari ini (06/01) sebesar USD 7,2 milyar, defisit perdagangannya dengan Cina mencapai USD 3,3 milyar, padahal sebelumnya USD 1,5 milyar. Angka defisit AS-Cina itu melonjak 100% dalam waktu kurang dari 3 hari saja. Sedangkan Indonesia per hari ini mencatatkan defisit perdagangan dengan negara tirai bambu itu capai USD 4,4 milyar.
Jangankan Indonesia, AS saja yang sudah memiliki sistem dan jaringan kerja yang mapan, terjerembab dalam defisit dagang, dan juga menjadi ancaman bagi produk Indonesia yang masuk ke AS. Mengapa? Kartena pasti produk Cina harganya murah, karena upah buruh murah, bunga bank murah, biaya ekspor murah dan nilai mata uangnya juga murah. Bahkan Cina juga mulai berbenah soal mutu produk setelah beberapa kali kecolongan, seperti produk susu bayi yang membuat heboh dunia. Melihat posisi seperti itu jika melihat berita harian ini (Kompas, 06/01) ketipannya; Perdagangan antara China dan ASEAN naik dari 192,5 miliar dollar AS pada tahun 2008, dan dari 59,6 miliar dollar AS pada tahun 2003. Perdagangan antara China dan ASEAN tahun lalu bernilai 4,3 triliun dollar AS atau setara dengan 13,3 persen volume perdagangan global. ASEAN dan China secara bertahap telah mengurangi tarif-tarif.� Maka, bisa disebut Cina kian menakutkan. Eropa dan AS pun mendesak Cina untuk menaikkan nilai mata uang, tetapi Cina dengan tegas menjawab bahwa mereka nyaman dan betah dengan nilai mata uang Yuan seperti sekarang ini. Apakah ASEAN mampu mendesak Cina untuk merubah kebijakan mereka di bidang moneter. AS sendiri tak berkutik ketika Cina mengancam akan menarik dana mereka yang ditempatkan dalam pinjaman AS. Berkali-kali Menteri Keuangan AS meminta Cina untuk tidak menarik dananya di AS. Namun ada trick untuk mengantisipasi perdagangan global, tidak hanya Cina yang menakutkan semua pedagang. Indonesia sebagai negara konsumen terbesar keempat di dunia wajib berbenah. Pertama, Indonesia harus memliki Badan Standar Mutu Produk agar semua produk yang akan beredar di Indonesia (tidak hanya produk impor) harus melalui uji kelaikan mutu bagi konsumen Indonesia. Kedua, masyarakat konsumen Indonesia harus segera membentuk Asosiasi-asosiasi Konsumen Produk tertentu. Misalnya asosiasi konsumen telepon selular. Asosiasi konsumen mobil, asosiasi konsumen produk makanan, asosiasi konsumen kosmetik dan lain sebagainya. Asosiasi-asosiasi konsumen inilah yang nantinya bergerak apabila ada produk yang merugikan mereka. Bahkan apabila ada korban akibat sebuah produk, maka asosiasi inilah yang akan mengajukan tuntutan hukum dan ganti rugi yang sebesar-besarnya kepada produsen sebuah produk. Hal ini bisa menggantikan posisi pemerintah yang menurut kesepakatan internasional tidak bisa lagi melakukan proteksi terhadap produk apapun yang masuk ke negaranya. Tetapi kalau assosiasi konsumen yang bertindak, maka pemerintah akan mengatakan kepada dunia bahwa itu inisiatif masyarakat konsumen produk yang bersangkutan. Dan itu, syah-sayah saja. Ketiga, pemerintah harus merangsang dunia industri kita secara maksimal. Kredit perbankkan dipermudah, bunga diturunkan, dan proses dipercepat. Bahkan semua investasi di Indonesia harus menggunakan skema keuangan konsorsium perbankkan Indonesia, tidak boleh seperti sekarang yang pada lakon terakhir ini hanya akan menciptakan Indonesia secara terus menerus miskin sadangan devisa. Sebab berdasarkan angka akspor kita setiap tahunnya, seharusnya minimal cadangan devisa RI sudah mencapai lebih dari USD 300 milyar.Tetapi karena kredit perbankkan yang dipakai adalah bank asing, maka hasil ekspor masuk ke negara asing itu. Keempat, tenaga buruh diminta lebih produktif dengan cara tidak lagi mempekerjakan tenaga lepas. Karena buruh harus disebut sebagai aset sebuah perusahaan, maka hidup mati buruh adalah hidup mati perusahaan. Karena persaingan dagang global khususnya dengan Cina adalah persaingan dagang �berdarah-darah�. Habis-habis. Tanpa pernyataan heroik ini, rasanya tidak mungkin Indonesia mengimbangi perdagangan dan kerja cepat Cina. Kelima, harus dimulai dari sekarang kampanye nasional mencintai produk dalam negeri. �Bangun bangsa, Beli produk Kita.� Dan ini hanya bisa dilakukan oleh lembaga swadaya yang harus disokong oleh pemerintah secara tidak langsung. Kampanye nasional ini harus dilakukan melalui semua media lokal dan nasional secara kontinyu. Juga harus ada kelompok, atau gerakan-gerakan yang sistematis agar konsumen Indonesia lebih patriotik mencintai produk dalam negeri. Pemerintah hanya bisa melakukan sebatas kebijakan yang mensupport industri seperti; bahwa mobil yang dipakai pejabat pemerintah dan negara adalah mobil yang memiliki kandungan produksi nasional lebih banyak. Sehingga kalangan industriawan berlomba-lomba untuk membangun industri otomotif dalam negeri. Keenam, kalangan agamawan harus mulai ikut terlibat. Mereka harus berusaha mencari dalilk-dalil, bahwa perang dagang semacam ini adalah jihad modern. Jihad menyelematkan bangsa dan negara. Silahkan saja semua produk membanjiri pasar Indonesia, tetapi kalangan agamawan telah berfakwa bahwa �haram hukumnya membeli produk negara orang kafir, karena diragukan kehalalannya�. Misalnya. Dan sebagainya. Ketujuh, dunia pendidikan pun harus memberikan pelajaran secara ilmiah, apa bedanya membeli produk impor dengan membeli produk milik negara sendiri. Anak-anak harus diberi pengertian bahwa mencintai produk dalam negeri itu berdampak terhadap kemakmuran dirinya dan bangsanya. Anak-anak harus diberi tau produk impor itu yang mana saja. Dan mana yang disebut produk milik dalam negeri. Dan ini harus dilakukan pada semua jenjang pendidikan. Kedelapan, kalangan produsen dalam negeri harus sepakat, bahwa semua produk dalam negeri harus mempunyai tanda khusus, misalnya berupa tulisan �I Love Indonesia�. Dan sebagainya. Dan masih banyak hal lain yang operlu dibahas oleh produsen Indonesia dalam menghadapi gejolak pasar bebas ini. Pamerintah hanya sekedar mampu memberikan fasilitas terbatas dalam soal ini. Cina Kian Menakutkan |
#2
|
||||
|
||||
![]()
setujuh ane sama akang.. mslh jihad modern.
masalah na produk cina itu lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas... |
#3
|
|||
|
|||
![]()
--- defisit perdagangan dilibas dalam waktu 3 hari saja ???
--- bener bener gass pollll ![]() --- dan ACFTA juga menjadi mengerikan bagi industri dalam negeri ndan ![]() --- bijimane nehhh, kalo ACFTA juga jalannn :nangis: |
#4
|
||||
|
||||
![]()
china emang rajanya produksi sih kang, soale tenaga kerjanya banyak, jadi produksinya lancar jaya deh
|
#5
|
||||
|
||||
![]()
Cina emang patut di waspadai Ndan...karena Negara tsb memang Kuat dalam banyak Hal....
Tp sebagai sesama Asia, bangga juga lah.... |
#6
|
|||
|
|||
![]() Quote:
gw waktu masih di eropa, barang2 china banyak yang Hi-end bahkan mengalahkan produksi dari austria dan sekitarnya, contoh AC Haier... intinya tergantung importir, kalo mereka minta barang dengan harga yang selalu murah maka otomatis kualitas di turunin dong, gak mungkin kan harga selamanya konstan murah, mau gak mau ngikutin harga pasar, mereka kan pabrik lepas dengan produksi masal. yang punya pabrik mah nurutin aja itu apa kata importir, gak ngaruk ke reputasi wong mereka release barang gak ada merek semua, tergantung apa brand yang mau di cetak sama importir. |
#7
|
||||
|
||||
![]()
gila... hebat bener ya cina,,,
|
#8
|
|||
|
|||
![]()
diam2 tapi menghanyutkan
![]() |
#9
|
|||
|
|||
![]()
nice share gan...
|
#10
|
|||
|
|||
![]()
barang china byk diminai karena hrga murah ... pas sama pendapatan sebagian besar masy indonesia yg pas2an ... !
![]() |
![]() |
Thread Tools | |
|
|