Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th September 2010
GadoGado's Avatar
GadoGado GadoGado is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Sep 2010
Posts: 13,165
Rep Power: 32
GadoGado memiliki kawan yg banyakGadoGado memiliki kawan yg banyakGadoGado memiliki kawan yg banyak
Default Video Game jadi kambing hitam

Kalian suka bermain Video Game?Klo ya, game apa yg suka kalian mainkan?Console game, PC Game, ato Online Game?Well, selama bermain game-game tersebut, apakah kalian pernah mengetahui atau setidaknya memperhatikan rating dari Game yang kalian mainkan tersebut?Atau mungkin kalian tidak mengetahui sama sekali mengenai rating pada Game?

Well, bahasan saya kali ini mengenai rating Video Game. Jadi tertarik saya membahas masalah ini, karena ketika saya tengah mencari informasi dari artikel lama untuk keperluan pekerjaan. Disitu saya membaca berita mengenai beberapa anak usia sekolah dasar di Indonesia, yang terluka setelah meniru adegan dalam Video Game Smackdown yg mereka mainkan. Anak2 tersebut bagai terinspirasi dari gerakan2 para pegulat dalam Game, lalu mulai mem-praktekkannya pada teman2 sebayanya. Waktu itu, bahasan mengenai topik ini sangat hangat. Mulai dari Komnas anak hingga Menteri Pendidikan turut berkomentar mengenai masalah ini. Namun yg paling mencuri perhatian saya adalah, mengenai tanggapan dari para Orang Tua. Sebagian besar dari mereka, �menyalahkan� Game Smackdown dan atau game lain yg mengandung unsur kekerasan di dalamnya. Lalu apakah Game Smackdown itu salah?kalo menurut saya, tidak!



Video Game hanyalah benda mati. Benda mati tidak akan berarti apa-apa klo tidak digunakan. Dan baik-buruknya benda mati tergantung dari si pemakainya. Disini saya tidak ingin balik menyalahkan para Orang Tua,tapi saya cuma ingin mereka (para Ortu) mengetahui lebih lanjut mengenai Video Game ini. Saya yakin, sebagian besar dari Para Ortu yg meng-kambing hitamkan VG, tidak mengetahui mengenai adanya rating pada Video Game. Ato bahkan mungkin hampir seluruhnya. Dan kenapa mereka (para Ortu) tidak mengawasi anak2 mereka dengan baik?kenapa mereka tidak memperhatikan apa-apa saja hal yg mereka mainkan sehari-hari?.



Sebelum bahas lebih jauh, alangkah lebih baik klo kita mengenal rating Video Game terlebih dahulu.
Spoiler for Rating:

Adalah ESRB atau Entertainment Software Rating Board sebuah lembaga non profit yang didirikan pada tahun 1994, yang secara independen memberikan rating-rating terhadap sebuah game yang akan di release, baik itu game untuk PC, Xbox 360, Playstation maupun Nintendo Wii. ESRB menyajikan sebuah informasi lengkap tentang sebuah game, apakah layak dikonsumsi oleh anak-anak atau tidak, ataukah game tersebut hanya cocok untuk orang dewasa. Pemberian informasi terutama dimaksudkan agar para orang tua, tidak bingung dalam memilih game untuk anak-anaknya.

Banyak kriteria yang dijadikan patokan dalam menentukan rating untuk sebuah game oleh ESRB. Mulai dari segi Kekerasan, Seksual, Gambling, Bahasa, Blood, Alkohol sampai kepada humor-humor vulgar. Biar anda tidak bingung inilah rating-rating yang diberikan oleh ESRB terhadap game-game yang beredar di pasaran.


EC alias Early Childhood, sebuah game dengan rating EC itu artinya bahwa game tersebut cocok untuk dimainkan oleh anak-anak berusia 3 keatas. Dalam game berkategori EC, para orang tua tidak akan menemukan adanya unsur kekerasan yang bisa meracuni pikiran anak-anak. Contoh game berkategori EC diantaranya Plus or Minus Game, Build a Train, Spin a Number.


E atau Everyone, game dengan rating ini bisa dimainkan oleh anak yang sudah berusia 6 tahun keatas. Dalam game berkategori ini akan ditemukan sedikit fantasi dan cartoon. Salah contoh game ini adalah Zuma, Spongebob, Feeding Frenzy, Dinner Dash, Fashion Dash, Wedding Dash, Pet Show Craze


E 10+ alias Everyone 10+ ini artinya game dengan rating E 10+ khusus untuk anak-anak yang sudah berusia 10 tahun ke atas, karena didalam game ini telah banyak dibumbui dengan fantasi dan adegan-adegan kartun. Salah satu contoh game berrating E 10+ adalah Guitar Hero dan Final Fantasy


T untuk Teen, mengandung unsur kekerasan yang hanya cocok untuk dikonsumsi oleh 13 tahun keatas, dalam game ini akan ditemukan unsur darah (meski sedikit), Humor (vulgar), dan sesekali diselingi dengan bahasa-bahasa kasar. Heroes of Might and Magic V, Prinny, The Dark Eye, Gran Turismo TV adalah salah satu contoh dari game-game dengan rating T


M=Mature, ibarat sebuah film ini adalah game untuk 17 tahun keatas. Dalam game dengan rating M bakal banyak ditemukan unsur kekerasan, pertumpahan darah, Seksual, Minuman Keras, perjudian sampai kepada bahasa-bahasa kasar. Tak diragukan seri GTA termasuk ke dalam rating M ini. Game lain yang dengan rating M misalnya The Godfather II, Prince Of Persia, Sniper Art of Victory, The House Of The Dead : Overkill


AO, emh� Adult Only. Sebuah game dengan rating AO hanya cocok untuk orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Kenapa? Karena game ini akan mengandung unsur kekerasan yang sangat intens, selain itu tampilan yang vulgar dengan menampilkan adegan-adegan seksual. Game yang termasuk punya rating Adult Only adalah Playboy Mansion, Lula 3D, Leisure Suit Larry: Magna Cum Laude, GTA : San Andreas, Singles, Critical Point


Berdasarkan referensi ESRB, (www.esrb.org), Rating u/ Video game WWE Smackdown vs RAW 2010, ato game Smackdown lain, dari taun ke taun adalah Teen(13+). Dengan kata lain, batasan usia minimal anak yg �boleh� memainkan Game ini adalah 13 tahun. ESRB adalah lembaga rating dari Amerika. Tapi klo di negara lain yg memiliki lembaga rating sendiri seperti Inggris, Jepang dan Australia, mereka bisa saja menentukan rating u/ Game ini berbeda dengan rating ESRB. Bisa ratingnya lebih rendah batasan usianya, atau bahkan lebih tinggi, tergantung dari kondisi sosial masyarakatnya. Klo di Indonesia, lembaga rating yg saya ketahui, mungkin tidak ada. Yg ada adalah �Lembaga Sensor Film�, itu pun hanya bertugas menyensor tayangan Televisi atau Film, bukan me-Rating Video Game.

Lalu, yg bisa kita (orang Indonesia) jadikan patokan untuk menilai kecocokkan suatu Game untuk dimainkan oleh siapa, adalah lembaga mana?. Sementara lembaga rating belum ada, maka kita bisa mengambil referensi dari ESRB, tapi dengan satu catatan, naikkan sedikit standar usia-nya. Maksud saya adalah, jika rating resmi yg diberikan ESRB untuk suatu game adalah Teen(13+), maka sebaiknya kita memberikan batasan kepada Game tsb, untuk dimainkan oleh yg usianya lebih tinggi diatas rating yg ditetapkan ESRB. Karena, pola pikir dan pergaulan anak2 Amerika usia 13 tahun, tentunya berbeda dengan pola pikir dan pergaulan anak Indonesia.

Seandainya saja, para Orang tua kita dan Orang Dewasa lain mengetahui mengenai masalah rating ini, dan atau setidaknya lebih peduli dan mengawasi hal-hal apa saja yang anak-anak mainkan, maka saya yakin kejadian seperti tindak kekerasan yg dilakukan anak2 SD karena meniru Video Game, tidak akan terjadi.



Lalu apakah inti permasalahan ini hanya dari para Orang Tua?tidak juga sebenarnya. Inti dari permasalahan ini juga berasal dari para Penjual dan Pembajak Game. Di negara2 yg telah memiliki Lembaga Rating, menjual Video Game pada anak yg belum cukup usia, bisa dikenakan Sanksi dan Penjara. Tapi di Indonesia, tidak ada sama sekali. Para penjual Game, saya yakin sebagian besar tidak peduli kepada siapa saja Game mereka jual. Asalkan mereka dapat uang. Dan kondisi ini semakin diperparah oleh para Pembajak Game. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya, sebagian besar Game bajakan, diberi Rating E(Everyone 6+) pada Covernya. Dengan kata lain, Game se-Porno dan se-Keras apapun, boleh dimainkan oleh siapa saja, batasan usia minimal 6+.Untuk orang tua yg meski telah mengetahui mengenai adanya rating game sekalipun, tapi jika melihat Rating Game E, maka dia pasti akan mengira Game ini aman untuk dimainkan anak mereka.

Menurut saya, asalkan dimainkan sesuai dengan usia seharusnya, maka Video Game saat ini bisa memberikan banyak manfaat, tak hanya sekedar hiburan. Banyak Game yg berlatar sejarah, dan kebudayaan dari seluruh dunia. Tentunya, memainkan Game2 tsb, masih jauh lebih menyenangkan ketimbang harus membuka Ensiklopedi kan?Dan dengan bermain Game, kita juga bisa memperdalam kemampuan bahasa Asing kita. Karena sebagian besar game yg ada, berbahasa asing. Dan masih banyak sisi positif lain dari bermain Game, seperti menguji kecerdasan, kreatifitas, dan etc. Dalam game Smackdown sendiri, saya melihat ada pengetahuan yang terdapat didalamnya. Misalnya, macam2 tehnik Gulat. Untuk orang dewasa yg mau serius, kan bisa bergabung di Klub Gulat Profesional. Karena itu, saya sangat tidak setuju, jika �Hanya� Video Game yang disalahkan. Orang tua dan kita yg lebih dewasa, harusnya bisa menjaga permainan anak-anak.

Open Ur Mind ><

Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 06:52 AM.


no new posts