Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Katolik

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 28th October 2011
vals's Avatar
valsVIP vals is offline
Super Moderator
 
Join Date: Apr 2011
Posts: 3,914
Rep Power: 50
vals has disabled reputation
Default Soliloqui : Demonologi, Apa Itu?

Soliloqui : Demonologi, Apa Itu?



Pernah menonton film “Angel and Demon”? “Suster Ngesot?” “Jaelangkung”? Yang suka cerita horror pasti tertarik deh. Memang berbicara tentang setan sama menariknya berbicara tentang cinta. Namun menariknya setan itu karena daya mautnya, sementara cinta menarik karena daya hidupnya.

Nah, sekarang saya mau berbagi saja soal itu. Sedikit saja dari apa yang pernah saya tulis. Ini tulisan lama yang direvisi.

Sekedar othak-athik kata, secara etimologis “demon” itu berasal dari kata “de-monos”. Dan “monos” itu artinya tunggal, “de” bisa menjadikan kata itu berarti negatif. Jadi, “de-monos” bisa dimengerti sebagai sesuatu yang membuat apa yang tunggal menjadi tidak tunggal lagi, apa yang bersatu menjadi tidak bersatu lagi. Itulah yang sering diartikan ‘setan”. Dari othak-athik kata itu, dengan demikin, setan berarti segala kekuatan yang memecah belah kesatuan, persekutuan, dan integritas diri kita. Anteknya setan berarti dia yang suka memecah belah, merusak kerukunan bersama, merusak relasi kita dengan Sang Sumber Hidup.

Dalam teologi, ada ilmu yang disebut demonologi, yakni teologi tentang kekuatan setan ini. Tapi perspektifnya tetaplah ilmu teologi, bukan ilmu setan. Dalam perspektif ini, Allah tidak pernah menciptakan yang disebut setan itu. Pandangan kristiani jelas: Allah adalah sumber kebaikan, maka apa yang diciptakan Allah adalah baik adanya. Nah, masalahnya lalu darimana munculnya kekuatan setan atau daya destruktif itu, atau kejahatan itu?

Refleksi teologis menunjuk pada faktor kebebasan manusia. Kebebasan manusia adalah anugerah, di mana setiap orang diberi karunia untuk memilih kebaikan. Bebas atau merdeka dalam pengertian teologis adalah memilih kebaikan. Semakin orang mampu berpihak dan memilih kebaikan, Allah sendiri, maka ia semakin menjadi orang yang merdeka.

Sebaliknya, orang yang tak memilih kebaikan, berarti menolak Allah sang sumber kebaikan. Orang yang demikian tidaklah merdeka. Dalam bahasa lain lagi: kemerdekaan hidup adalah kemerdekaan memilih energi hidup, atau daya kehidupan. Sebaliknya, perbudakan atau kedosaan adalah memilih berkubang dalam energi destruktif, daya kematian atau kegelapan.

Teilhard de Chardin membahasakan dengan bahasa bio-spiritual, yang kurang lebih begini: memilih daya hidup itu berarti memilih jalan menuju titik Omega. Inilah proses kebaikan dan kesucian hidup atau yang disebut kristifikasi.

Jadi dengan demikian, dalam persepktif teologis, personifikasi daya kematian tidaklah berarti mempersonakan daya kematian itu, yang disebut setan. Setan bukanlah persona, tetapi betul sebagai kemunduran atau tak-ter-wujudkannya dari panggilan positif kemerdekaan yang diberikan Allah kepada setiap manusia. Jadi, setan adalah lawan dari kemerdekaan anak-anak Allah.

Bahasa psikologi dan bio-spiritual sangat membantu memahami setan, dan membeda-bedakan. Itu menjadi wacana teologis ketika itu dibawa ke level pembicaraan tentang hidup dan maknanya di hadapan Allah. Melulu persoalan psikologis dan biologis, tak akan mampu memecahkan persoalan setan.

Dalam Suratnya kepada Turribius d’Astorga, Leo Agung mengatakan demikian

“Dikatakan bahwa setan (diable) tak pernah baik dan pada kodratnya bukan karya Allah, tetapi muncul dari kekacauan dan kegelapan, karena ia bukan ciptaan yang sekaligus menjadi prinsip maupun sumber kejahatan. Namun benar Syahadat Iman kita mengakui pada hakekatnya semua ciptaan baik yang tak kelihatan (rohani) maupun kelihatan (kasat mata) adalah baik, dan kejahatan tak pernah berasal dari Allah, karena Allah yang adalah Pencipta Alam Semesta ini tak pernah menciptakan sesuatu kecuali yang baik. Namun, adanya kejahatan karena keberadaannya di luar kebenaran (Yoh 8:44)…” (Gervais Dumeige, La Foi Catholique 233/1,p.129)

Jadi, bagaimana kita menyikapinya? Setan kalau begitu bisa tampak dalam segala sikap, perilaku, dan kata-kata kita. Hiiiiii.. ngeri ah, jangan-jangan sudah mengintai kita semua. Lalu, hanya kata “berjaga-jagalah” yang barangkali tepat bagi kita. Menurut bahasa seorang teman, setan ndompleng pada sikap malas kita dan menjadi SETAN TUNDA!!

*Soliloqui (latin) = omong-omong sendiri


Markus Yumartana, SJ
Pastor Moderator Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta, tinggal di Wisma SY – Margonda.
__________________
ﷲ ☯ ✡ ☨ ✞ ✝ ☮ ☥ ☦ ☧ ☩ ☪ ☫ ☬ ☭ ✌

Reply With Quote
  #2  
Old 30th October 2011
DreamWorld's Avatar
DreamWorld DreamWorld is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Mar 2011
Location: Bandung
Posts: 19,160
Rep Power: 90
DreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis Prophet
Default

hmm berbeda persepsi mengenai asal-usul setan..

semoga makin menambah wawasan kita
Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 09:15 AM.


no new posts