Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Buddha

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 7th March 2010
anaklugu's Avatar
anaklugu anaklugu is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Dec 2009
Location: Jakarta
Posts: 412
Rep Power: 16
anaklugu sebentar lagi akan terkenalanaklugu sebentar lagi akan terkenal
Lightbulb Patriat ke-6, Master Hui Neng

Patriat VI - Huineng

(638-713)



Masa Kecil


Huineng lahir pada tahun 638 dalam keluarga Lu. Ayahnya adalah pegawai tinggi yang dipecat dan diasingkan, dan wafat ketika Huineng masih kecil. Sejak itulah Huineng hidup dalam kemiskinan dengan ibunya yang tua. Satu-satunya mata pencahariannya ialah menjual kayu bakar.

Huineng tak pernah berkesempatan untuk belajar menulis dan membaca. Suatu hari ketika hendak mencari kayu bakar, Ia berpapasan dengan seorang murid yang sedang melafalkan Sutra Intan (karya Patriat-I - Bodhidharma). Seketika rasa ingin tahu Beliau meluap-luap. Lalu si murid menjelaskan, bahwa ia mendapatkannya dari Patriat-V - Hongren. di Gunung Huangmei. Saat itu juga Huineng memutuskan untuk pergi mendalami Dharma. Lalu ia mengatur agar ada orang yang merawat ibunya.

Pertemuan dengan Sesepuh


Setelah melakukan perjalanan selama 30 hari, sampailah Ia di hadapan Patriat Hongren. Huineng menyatakan hormat, dan menjelaskan bahwa kedatangannya adalah demi mencapai Kebuddhaan. Patriat Hongren memberinya tugas menggiling padi, dan itu berlangsung selama 8 bulan.

Tibalah saatnya Patriat Hongren menurunkan garis kepatriatan. Lalu Beliau meminta kepada setiap muridnya untuk menuliskan pengalaman Dharma masing-masing. Barang siapa yang menembus keinsafan tertinggi, dialah yang akan mewarisi jubah kepatriatan. Saat itu semua murid berpendapat bahwa Shenchiu-lah yang akan mewarisinya. Di sebuah tembok Shenchiu menulis,
"Tubuh adalah pohon pencerahan.
Pikiran adalah tempat berdirinya cermin bersih berkilau.

Usaplah setiap hari dengan penuh perhatian, tanpa henti,

agar tetap bersih dari debu duniawi"


Semua murid terpesona dengan gatha ini. Namun setelah membacanya, Sesepuh Hongren mengatakan bahwa gatha ini belum mencerminkan keinsafan tertinggi. Demikian pula Huineng berpendapat bahwa Shenchiu belum mengerti sepenuhnya. Sebagian besar murid menertawai Huineng, karena Ia yang buta huruf dianggap bodoh. Huineng meminta seorang temannya untuk menuliskan pengalaman Dharma-Nya sementara Ia membaca,
"Pada hakikatnya tiada pohon pencerahan.
Tidak juga ada cermin bersih kemilau dan tempat berdirinya.

Karena sejak semula semuanya kosong,

di mana pula debu bisa melekat?"


Murid-murid yang berada di sana tercengang akan Dharma Hati Huineng yang sangat mendalam. Setelah Patriat Hongren membacanya, Beliau sadar bahwa Huineng-lah yang kelak akan meneruskan garis kepatriatan. Namun khawatir bahwa hal ini dapat menimbulkan rasa iri dan benci di antara murid, Hongren pun berkata, "Ini juga belum mencerminkan keinsafan sejati. Hapus!!"

Keesokan harinya Hongren secara diam-diam mendekati Huineng yang sedang menumbuk padi. Huineng diperintahkan untuk datang ke kamarnya pada tengah malam. Di malam itulah, Patriat-V menurunkan Transmisi Sejati Kuasa Firman Tuhan kepada Huineng. Ini juga menandakan diturunkannya garis kepatriatan kepada Huineng sebagai Patriat-VI. Sebagai tradisi, secara simbolis jubah dan patra kepatriatan diserahkan kepada Huineng.

Sesepuh Hongren berpesan, "Keputusanku ini akan mendatangkan ketidakpuasan diantara murid-murid. Engkau harus segera meninggalkan tempat ini." Lalu Sang Guru mengantar kepergian Huineng, menyeberangi sungai menuju Selatan. Lanjutnya, "Jangan mengajarkan Dharma terlalu dini. Tunggulah hingga saat yang tepat." Setelah itu, mereka pun berpisah.


Hidup dalam Persembunyian


Beberapa hari kemudian Sesepuh Hongren menjelaskan kepada murid-muridnya perihal pengangkatan Huineng sebagai Patriat penerus. Ratusan murid merasa gusar dan bermaksud merebut kembali jubah dan patra kepatriatan dari Patriat Huineng. Ini dikarenakan dalam kesehariannya Huineng tampak seperti orang lugu yang bodoh, bahkan buta huruf, sehingga dianggap tak layak meneruskan garis kepatriatan.

Di tengah persembunyian Sang Patriat-VI, seorang murid bernama Huiming berhasil mengejarnya. Lalu Patriat Huineng bersembunyi di semak-semak dan mletakkan jubahnya di atas batu. Beliau tahu, benda itulah yang dikejar-kejar oleh mereka. Namun sungguh gaib, bagaimanapun Huiming berusaha mengambil, jubah tersebut tak bisa lepas dari tempatnya. Kesadaran Huiming tersentak, dan ia pun memanggil Sang Patriat untuk memohon petunjuk. Patriat membimbingnya hingga saat itu Huiming mencapai pencerahan. Setelah berterima kasih dan memberi hormat, Huiming kembali dan mengajak teman-temannya meninggalkan daerah itu untuk mencari Huineng di tempat lain.

Suatu hari, sampailah Patriat-VI di sebuah ladang luas penuh ilalang yang tinggi. Dalam keadaan panik dan letih, Beliau bertemu dengan seorang pemuda bajik bernama Pai Ie Can. Melihat kondisi Patriat, pemuda ini mengajaknya untuk tinggal di rumahnya demi menghindari kejaran orang-orang. Di sana pula Patriat bertemu dengan sahabat Pai, yakni Ma Tuan Yang.

Walaupun hidup sebagai perumah tangga, kedua orang ini memiliki kebijaksanaan yang tinggi dan senantiasa mengamalkan Pancasila Buddhis. Saat itu Patriat melalui waktu dengan menguraikan Dharma kepada mereka berdua. Hingga pada saat yang tepat, Patriat Huineng mentransmisikan Inisiasi Sejati Firmani, menunjuk kedua orang ini sebagai Patriat-VII.

Sebagian orang menganggap bahwa silsilah kepatriatan berhenti pada Patriat-VI. sebab setelah Beliau, tidak pernah ada lagi tradisi pewarisan jubah dan patra kepatriatan. Namun seperti yang kita ketahui, jubah hanyalah sebuah simbol kepatriatan, sedangkan Transmisi Sejati yang agung adalah sesuatu yang tidak berwujud rupa. Dari Patriat-VII, garis kepatriatan terus diturunkan hingga kepada Shecun dan Shemu sebagai Patriat-XVIII.


Keluar dari Persembunyian


Setelah mewariskan kepatriatan, Patriat Huineng meneruskan perjalanan dan pada akhirnya hidup dengan sekelompok pemburu. Setelah melewati masa persembunyian selama 15 tahun, Beliau menuju Vihara Fa Shing (Kanton).

Setibanya di sana, Guru Yin Chung tengah menguraikan Mahaparinirvana Sutta. Di antara murid-murid terdapat dua orang yang sedang berdebat mengenai bendera Biara. Murid yang satu berpendapat bahwa benderalah yang bergerak, sedangkan murid satunya berkata bahwa anginlah yang bergerak. Di tengah perdebatan ini, Patriat Huineng menengahi, "Bukan angin ataupun bendera yang bergerak, namun pikiran kalianlah yang bergerak!" Mendengar penjelasan ini Guru Yin Chung terkejut seraya berkata, "Penjelasan yang baru saja kuberikan tak berharga. Namun penjelasanmu laksana emas! Aku mendengar bahwa jubah kepatriatan telah diturunkan oleh Hongren dan sedang menuju ke Selatan. Engkaukah orangnya?"

Dengan penuh kerendahan hati Patriat Huineng mengiyakan. Atas permintaan Yin Chung, Beliau memperlihatkan jubahnya. Tak lama setelah itu Yin Chung mencukur rambut Huineng, dan menahbiskan Patriat Huineng sebagai Bhikku. Yin Chung berkata, "Sejak saat ini, Huineng - Sang Patriat-lah yang menjadi Guru kalian." Bahkan Yin Chung sendiri menjadi murid Sang Patriat.

Di Vihara Fa Shing Sang Patriat memulai tugasnya sebagai Guru Zen. Di bawah kepemimpinan Beliau, Zen berkembang sangat luas. Setahun kemudian Beliau membabarkan Dharma dan menetap di Vihara Pao Lin. Beliau memiliki 5 murid utama.


Mencapai Kesempurnaan


Pada awal musim gugur di tahun 713, Patriat mengumumkan bahwa Beliau akan wafat pada bulan berikutnya, dan pada tanggal 3 bulan 8, Beliau benar-benar wafat. Namun terjadi sebuah mukjizat, di mana sampai saat ini jasad Beliau masih utuh.

Demikianlah riwayat hidup Patriat-VI - Huineng, yang ditulis kembali oleh murid-muridnya dalam Sutra Altar. Inilah satu-satunya karya Buddhis di Tiongkok yang diakui sebagai Sutra Buddhis. Orang mengenalnya sebagai salahsatu tokoh utama dalam Buddhisme Zen, dan umat Ketuhanan menghormatinya sebagai Patriat ke 6 di Bumi Timur (sebagai salah satu dari 64 Patriat Ketuhanan).


Last edited by anak_lugu; 7th March 2010 at 11:02 AM.
Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 11:03 PM.


no new posts