Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
kumisfauzi's Avatar
kumisfauzi kumisfauzi is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: May 2012
Posts: 4,186
Rep Power: 19
kumisfauzi mempunyai hidup yang Normal
Default Banyak Penulis Sombong, padahal Jago Kandang







JAKARTA, KOMPAS.com � Banyak penulis Indonesia yang terkenal di negara sendiri sudah bangga dengan karyanya. Padahal, ketika dibawa ke negara lain, belum tentu karyanya dikenal oleh pencinta sastra di negara tersebut. Banyak penulis Indonesia yang bersombong-sombong, padahal jago kandang. Andrea Hirata tak ingin menjadi penulis yang seperti itu.



Penulis buku tetralogi Laskar Pelangi ini mengisahkan kepada Kompas.com tentang pengalamannya saat mengikuti Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) tahun 2010. Saat itu, bukunya mulai dikenal di Indonesia, dan film Laskar Pelangi pun sedang dalam proses produksi. Namun, dia yang sudah merasa karyanya dikenal ternyata mengalami kesulitan sewaktu memperkenalkan Laskar Pelangi kepada penulis lain dari berbagai negara yang hadir dalam UWRF.



"Saya mengatakan ada film yang diadaptasi dari novel saya, tetapi filmnya belum jadi. Ketika saya memperkenalkan buku saya pun, ternyata mereka belum tahu seperti apa buku Laskar Pelangi. Saya ingin mereka membacanya saat itu, tapi bahasanya masih bahasa Indonesia dan mereka tidak mengerti," kenang Andrea di Canteen Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (28/9/2011).



Dari pengalaman tersebut, Andrea semakin bersemangat untuk menerjemahkan karyanya ke dalam beberapa bahasa sekaligus. Saat ini, buku Laskar Pelangi telah terbit dalam 26 bahasa dan siap diedarkan ke seluruh dunia. "Saya beruntung bertemu dengan agen buku dari Amerika, yakni Kathleen Anderson Literary Management, yang akan membantu mendistribusikan karya saya ke berbagai negara di dunia," ujar Andrea.



Menurut Andrea, untuk bisa mempromosikan buku-buku karyanya di negara lain, caranya sangat berbeda dengan Indonesia. Jika di Indonesia, penulis hanya bergantung kepada penerbit, maka di negara lain, penulis harus bekerja sama dengan agen buku untuk melakukan distribusi. Maka dari itu, penulis Indonesia juga harus mencari agen buku jika ingin bukunya go internasional.



Tahun ini Andrea akan kembali menghadiri UWRF 2011 dan ia berharap bisa merepresentasikan Laskar Pelangi kepada penulis-penulis lain yang menghadiri pergelaran tahunan tersebut. "Penulis akan merasa lebih nyambung berbicara dengan komunitas penulisnya dalam kancah internasional jika bukunya telah dibuat dalam platform internasional," ungkap Andrea.



Ia pernah merasakan sendiri bagaimana sulitnya mengomunikasikan karya kepada bangsa lain yang memiliki bahasa yang berbeda dan pemahaman akan sastra yang juga berbeda. Dari pengalamannya mendapat beasiswa di Amerika dan mengikuti berbagai festival sastra di luar negeri, ia bisa menganalisis di mana posisi dirinya dan di mana posisi sastra Indonesia.



"Saya tidak mau jadi kodok dalam tempurung. Saya akui bahwa saya dan Indonesia masih harus banyak belajar. Dari event-event internasional, kita bisa tahu posisi kita di mana. Saya pribadi melihat China, India, dan Filipina berkembang sangat pesat dalam sastra. Event-event internasional seperti ini bisa membantu kita membangun jaringan dengan penulis dari negara lain sekaligus banyak belajar dari pengalaman mereka," ungkap Andrea.



Ia menambahkan, ajang UWRF setiap tahunnya akan dihadiri kritikus sastra, peresensi, penerbit, juga agen buku dari berbagai negara. Ini kesempatan yang sangat besar bagi penulis Indonesia untuk mengomunikasikan karyanya. UWRF 2011 yang disponsori oleh ANZ akan dihadiri 130 penulis dari 25 negara, dengan 137 acara dan diadakan di 57 tempat. "Penulis Indonesia harus mulai belajar untuk melakukan presentasi, harus bisa memimpin diskusi seputar karyanya, dan menjalin jaringan yang luas dengan penulis dari negara lain," ujar Andrea.



Ia juga menyarankan agar penulis Indonesia membiasakan menulis dalam bahasa Inggris sejak awal menulis. "Jangan berharap diterjemahkan orang lain karena masalah translate itu masih jadi masalah yang cukup rumit saat ini. Buku Laskar Pelangi diterjemahkan dalam bahasa Inggris selama satu tahun, lalu ke dalam bahasa Korea selama dua tahun. Kalau penulisnya bisa menulis dalam berbagai bahasa, tentu distribusi ke negara lain akan lebih cepat," tambah Andrea.



Andrea mengaku, selain menulis, ia juga mulai membiasakan diri untuk berbicara dalam bahasa Inggris meskipun masih banyak kesalahan di sana-sini. "Coba saja, beranikan diri untuk bicara," tutupnya.



Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:57 AM.


no new posts