Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
kumisfauzi's Avatar
kumisfauzi kumisfauzi is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: May 2012
Posts: 4,186
Rep Power: 19
kumisfauzi mempunyai hidup yang Normal
Default Dua Buah Cincin Pengemis

Siang itu benda yang sanggup menyinari dunia sedang murka, sinarnya terang benderang, panasnya sungguh luar biasa, serasa membakar kulit. Debu - debu pekat berterbangan bersamaan dengan asap dari tong aspal yang hitam pekat. Diiringi dentuman musik yang memekakkan telingan dari kejamnya excavator dan truk pengangkut pasir. Para pekerja itu seolah tak memperdulikan ramainya kendaraan yang berlalu lalang. Sang jagoan bertato pun berlagak seperti meneer-meneer Belanda petentang-petenteng dan berteriak-teriak mengatur anak buah. Badannya yang gempal dengan muka yang penuh dengan tato, semakin memperkuat kesan angker seolah - olah dialah penguasa jalan. Konon kabarnya manusia ini dulu bercita-cita menjadi seorang aparat. Namun sayangnya dia terkena tipu daya oleh sekelompok manusia licik, hingga mimpinya harus terhapus oleh debu jalanan.



Di sebrang jalan motor-motor berjajar rapi, sekelompok pria terlihat sangat asyik bersenda gurau, sambil menghisap rokok dan menikmati secangkir kopi panas di siang hari yang terik. Tak berselang lama datanglah bus antarkota menurunkan penumpang, mereka saling berlarian berebutan. Tampak seorang kakek-kakek turun dari bus, dari sorot mukanya tampak kelelahan di wajahnya, rambutnya mengkilat bagaikan alumunium foil. Di samping mereka tampak seorang ibu pemilik warung sedang memasak, menumis bumbu dan menyiapkan makanan.



Tepat didepanku seorang pria kurus bersemangat sekali meniup peluit, sambil merapikan motor-motor yang parkir, berompi kuning, memakai topi petani. Sambil sesekali menyeka keringat sebatang rokok dihisapnya. Berfrofesi ganda sebagai tukang tambal ban. Punya dua anak yang masih bersekolah menjadikan dia bersemangat sekali bekerja. Sementara disisi lain seorang pemuda berambut gondrong berteriak-teriak merapikan motor, sungguh ironis sekali hasil keringatnya hanya dihabiskan untuk membeli tuak.



Embun pagi menyapa, matahari tersenyum gembira, "pagi yang cerah"gumamku. Kuambil sepatu joggingku, "waktu yang tepat untuk membakar kalori", mulai kulangkahkan kakiku, menyusuri jalanan kota. Belum banyak aktifitas yang terjadi di kota kecil ini. Paling yang tampak ramai para pedagang sayuran di pasar, dan kedai kopi yang selalu buka 24 jam layaknya UGD rumah sakit. Di bawah sorot lampu jalan kulihat seorang nenek-nenek renta, usianya pasti sudah sangat renta, untuk berjalan pun rasanya sudah susah sekali. Kulihat dia sibuk sekali, kudekati sambil berpura-pura memesan kopi susu panas, "subhanallah", gumamku ternyata dia sedang merapikan barang dagangannya. Hanya beralaskan tikar di emperan sebuah toko di menjajakan pakaian bekas yang sudah tampak kumal dan lusuh. Ditengah segala keterbatasannya dia masih bersemangat bekerja guna mencukupi kebutuhan hidupnya.



"Minta sedekahnya pak.....", suara itu membuyarkan konsentrasiku membaca koran, sejenak kudongakkan kepala kutatap wajahnya, "hmmmmm, wanita ini lagi" gumamku di dalam hati. Setiap hari bertahun-tahun. Kalau pandai melukis pasti sangat mudah memindahkan wajahnya kedalam kanvas. Gurat wajahnya sudah sangat kuhapal di kepalaku. Kuambil koin cepekan dan kuserahkan. "Pasti sebentar lagi temannya datang" celetukku, "iya, sepertinya memang mereka satu kantor", kata temanku. "Minta sedekahnya pak....", tak berselang lama suara itu muncul kembali, "akhirnya datang juga", teriak ku keras, refleks tangan kuambil uang cepekan lalu kusodorkan, dengan cepat diambilnya koin itu, sekelabat kemudian dia hilang bagai terbawa angin.



Terkadang aku berfikir memang sudah tidak ada pekerjaan lain selain mengemis? Kewajiban kita adalah berbagi kenikmatan dengan kaum dhuafa, tetapi apakah orang seperti ini bisa disebut dhuafa? Orang yang mencari harta dengan menjual ketidakmampuan dalam mencukupi kebutuhan hidup. Dengan fisik yang segar bugar, usia yang masih bisa dikatakan muda, benar adanya "kemiskinan mendekatkan seseorang pada kekufuran". Masih banyak dhuafa yang benar-benar tidak mampu dan hanya bisa mengandalkan uluran tangan dari kita semua dan hal ini sudah menjadi tanggung jawab kita untuk berbagi. Ada seseorang yang pernah berujar kepadaku, "modal utama untuk menjadi seorang pengemis hanya dua buah cincin, di pasang di jari kanan dan kiri. Cincin itu berupa cincin kuat menahan lapar dan cincin tidak punya rasa malu".



"Tangan diatas selalu lebih baik daripada tangan di bawah", ungkapan ini benar adanya, "lebih baik memberi daripada meminta". Bukan maksudku mendiskreditkan pengemis dan kaum dhuafa lainnya. Tapi sebenarnya sudah jelas siapa yang menanam pasti dia sendiri yang akan memanen. Allah ta'ala tidak akan merubah nasib suatu kaun selama kaum tersebut tidak berusaha merubah nasibnya sendiri.



sumber : http://blontanx.wordpress.com



Reply With Quote
Reply

Thread Tools

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:02 PM.


no new posts