FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Bismillah.. ![]() EMPATI Alkisah di sebuah sekolah dasar, tercatatlah seorang siswa kelas satu. Sebut saja namanya Bakar. Ia anak konglomerat ternama. Bukan cuma bapaknya yang pedagang besar. Kakek moyangnya pun demikian. Mereka adalah rezim saudagar terkenal sejak era abad pertengahan. Ketika Pires berkata, ''Tuhan menciptakan Timor untuk pala, Banda untuk lada, dan Maluku untuk cengkih,'' ...Maka di sanalah kakek moyang Bakar berperan. Dan Bakar-pun, masih kebagian untuk menikmati warisan kebesaran itu. Ia bersekolah di SD unggulan berstandar internasional dan bilingual, sekitar 2 kilometer dari rumah (mobil senilai Rp 1 miliar yang ia pakai, hanya mencatatkan perjalanan 4 kilometer setiap hari). Seorang sopir dan ''baby sitter'' mengantar dan menungguinya setiap hari saat ia belajar. Laiknya sekolah mahal dan unggulan lainnya, mengarang adalah pelajaran yang diposisikan amat penting di SD tersebut. Anak-anak didik, sejak kelas satu, sudah dilatih untuk mengekspresikan isi kepala mereka dengan kata-kata yang tertata baik, namun dengan isi yang mencerminkan kebebasan pikiran. Sampailah suatu ketika, sang guru meminta siswa kelas I tersebut membuat karangan tentang kehidupan keluarga yang sangat miskin di seberang benteng sekolah. Sang guru yang berasal dari keluarga menengah, berharap dapat menumbuhkan empati anak-anak didiknya yang serba berada terhadap nasib kelompok lain yang tak berpunya. ...Bakar memang masih kelas satu SD. ..Tapi, ia penulis yang andal. Ia sefasih bapaknya saat harus melontarkan kata-kata, dan ia pun secerdas ibunya disaat harus membuat hitung-hitungan dan perbandingan. Ia menulis, seperti saran gurunya, dengan penuh perasaan. �....Menulislah dengan hati,'' begitu kata-kata sang guru yang selalu ia ingat. Lalu, dengan sesekali menerawang dan membayangkan kehidupan keluarga miskin, Bakar menggoreskan pinsilnya dengan huruf-huruf yang belum sempurna benar. Ia menamai tokoh dalam karangannya dengan nama ...Pak Abu. ''...Pak Abu,'' tulisnya, ''adalah orang yang sangat miskin. Benar-benar miskin, sampai-sampai pembantunya juga miskin, sopirnya miskin, dan tukang kebunnya pun miskin.'' ''Karena seringnya tak punya uang, Pak Abu jarang membersihkan kolam renang di belakang rumahnya. Ia juga hanya bisa memelihara ikan-ikan kecil di akuarium seperti louhan yang makannya sedikit, tidak seperti arwana dan koi di rumahku. Kucing siam punya Pak Abu juga kurus, soalnya kurang makan. Ayam yang ia pelihara juga yang kecil-kecil, jenis kate.'' Bakar yang berpikir bebas menulis karangannya itu dengan penuh haru. Ia sesekali mengernyitkan dahinya. Ia berpikir, dirinya tak mungkin bisa menanggungkan kemiskinan seperti yang terjadi pada keluarga Pak Abu. Alangkah malangnya keluarga Pak Abu, pikirnya. Jangan-jangan anak-anaknya harus berebut saat bermain PS-3, karena alat permainan itu hanya ada satu di ruang keluarga. Lain dengan di rumahnya, setiap kamar ada. Di kamar Bakar, di kamar kakak-kakaknya, bahkan di kamar ibu-bapaknya Sopir dan pembantu Pak Abu pun, pikirnya, pasti sedih karena tidak seperti pembantu dan sopir dirinya. Bakar membandingkan handphone yang dipegang sopir dan pembantu Pak Abu mungkin jenis monophonic yang ketinggalan zaman, lain dengan handphone pembantu dan sopirnya yang polyphonic dan bisa kirim MMS. Ia membayangkan kepala urusan dapur di rumah Pak Abu mungkin hanya bisa belanja di pasar tradisional yang becek atau supermarket kecil di perempatan jalan. ...Padahal, pembantu di rumahnya sangat biasa berbelanja ke Hypermarket Prancis dan juga mall-mall. ''Anak-anak Pak Abu,'' ....tulisnya dengan empati penuh, ''kalau liburan tidak bisa ke Eropa atau Amerika seperti aku. Mereka hanya bisa berlibur ke Bali atau ke Lombok. Itu pun pakai pesawat yang murah, low cost carrier.'' Terserahlah Pembaca�, Anda mau bekomentar apa tentang cerita itu. Saya hanya mau menyampaikan sebuah kegagalan empati. Bukan karena orangnya tidak tulus, tapi ia memang tidak memiliki pengalaman yang memadai tentang dunia di luar dirinya. Dan Bakar adalah wakil dari kegagalan itu. Saya kembalikan kepada Anda kisah-kisah di luar. Saat seorang menteri berkata, ''Kalau tidak mampu membeli elpiji, ya jangan gunakan elpiji!!,'' apa komentar Anda?! Bagi saya, itu adalah kegagalan empati. Mungkin karena sekadar kurangnya wawasan dia tentang penderitaan, mungkin juga karena kemalasannya ia melihat dunia luar. Bayangkan setelah si menteri berkata seperti itu, maka harga minyak tanah melambung tiga kali lipat. Kita tentu tak berharap pejabat itu akan berkata, ''Kalau tidak mampu beli minyak tanah, jangan gunakan minyak tanah!!'' Lalu, ketika harga beras melonjak berkali lipat, ia pun berpidato lagi, ''Kalau tidak mampu beli beras, jangan makan nasi!!'' Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain. Didalamnya tercakup kecerdasan emosional dan sosial. Nah, jika Anda berempati kepada orang miskin, maka Anda akan memerankan diri sepenuh perasaan sebagai orang miskin. Namun persoalannya adalah, seperti apakah kemiskinan itu dimaknai oleh anda?!! Penguasa kolonial mendefiniskan kemiskinan sebagai buah kemalasan. Saat ia mendengar kata ''miskin'', mereka teringat pada kerbau yang hanya bergerak kalau dipacu dan lebih suka berkubang di lumpur hitam. Atau mungkin Pemerintah kita mendefinisikan kemiskinan sebagai hasil perhitungan dari sebuah nilai subsidi. Maka, ditemukanlah angka penghasilan Rp. 175 ribu sebagai batas kemiskinan. Dan apabila kurang dari angka itu, maka berarti dia miskin dan berhak mendapat santunan Rp 100 ribu. Namun Persoalan berikutnya adalah, �orang yang berpenghasilan di antara Rp 175 ribu dan Rp 275 ribu masuk kategori mana?!!� Tidak jelas!! kecuali satu hal: Mereka kini menjadi penduduk termiskin di negeri ini. Nah Saudaraku, selamat Berjuang!! Semoga kita tidak menjadi keluarga termiskin... ![]() Muhammad Ridha Kunjungi thread bermutu Lainnya: UMROH 9 Hari TIKI Wisata bersama Ustadz Ahlussunnah (No Sara) Yang suka main di FJB masuk ya.. (No Sara) Data Diri IBLIS!! (Muslim masuk ya..) (No Sara) Diantara Letak persamaan antara Jin dan Manusia (Muslim masuk ya..) (No Sara) Bagaimana Al-Qur'an menjawab pertanyaan Manusia? (Muslim masuk ya..) (No Sara) Pantun Nasihat untuk mu saudaraku.. (Muslim masuk ya..) (No Sara) Muslimin- Muslimat di seputar Jakarta, yuk kita ngaji!! (No Sara) Diantara Manfaat KASKUS!! (No Sara) Murah!! Perawatan wajah/ pemutih wajah 'ala Islam (No Hoax & No Sara) Tempat-tempat yang banyak ditemukan Syetan didalamnya (Nice Story) E m p a t i . . (Nice Story) Kisah Sebuah Guci (Muslim masuk ya..) (Nice Story) Never Give Up, Gan!! (Nice Story) Prasangka Baik yuuuk.. (Muslim masuk ya..) (Nice Story-No Sara)Seberapa besarkah penderitaan Agan saat ini? (Muslim masuk ya..) Terkait:
|
![]() |
|
|