Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
demokrat's Avatar
demokrat demokrat is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: May 2012
Posts: 4,195
Rep Power: 19
demokrat mempunyai hidup yang Normal
Default [WARNING] Hati-Hati Jika Berpergian ke Luar Kota Menggunakan Jasa Bus (Terminal)

sebenernya kejadian ini sudah lama ane alami di terminal kampung rambutan, yaitu tanggal 30 Desember 2011 lalu, sebelumnya, baca dulu deh berita klasik di bawah ini:


[/quote][quote]





Kamis, 09 Desember 2010

Preman Terminal Kampung Rambutan Resahkan Penumpang



Jakarta, ( Tubas) �



Preman dan Calo di Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur sudah meresahkan masyarakat khususnya calon penumpang yang pergi keluar kota, pasalnya setiap penumpang yang menuju jurusan luar kota Jakatra digelandang dan dipaksa untuk membeli karcis di salah satu agen bus tertentu yang tidak ada tiket bus jurusanya.



Papan nama agen bus jurusan luar kota yang ada di terminal situ semuanya hanya fiktif, dan hanya di jadikan tempat dan sarang para calo dan preman itu untuk meng eksekusi calon penumpang hingga harus mau beli tiket.



Setelah masuk perangkap, dipaksa lagi untuk memberi jasa calo, lagipula harga tiket sudah ditarget rencana tinggi. Kalau tidak mau, korban di ancam pakai senjata lading (besi ujungnya lancip yang panjangnya kurang lebih 10 cm), dan langsung di tempel dan ditusukkan di bagian perut, dada si calon penumpang itu.



Dengan ancaman, terpaksa mau tidak mau calon penumpang pasti mengikuti kehendak para calo dan preman itu, meski bus tujuan yang di tuju penumpang tidak ada. Bentuk tiket/karcisnyapun tidak sesuai layaknya tiket bus yang ada, melainkan hanya berupa nota putih sementara.



Setelah menunggu berjam-jam di terminal/menunggu bus nya datang, tiket sementara itu di tukar dengan yang asli, sesuai bus jurusan yang di kehendaki calon penumpang, namun oleh agen, calo dan preman itu masih di paksa lagi untuk menambah harga tikat.



Besarnya tambahan harga tikat tidak sama, sesuai jauh dekat jarak kota tujuan. Untuk jurusan ke Solo dipaksa beli tiket Rp 300ribu, Klaten Rp 200ribu, Jogja Rp 250ribu, Grobogan Rp 175ribu, Surabaya Rp 450.ribu.



Itu semua tergantung calon penumpang, kalau penumpangnya takut/minder apalagi sendirian bisa diperas hingga Rp 750ribu. Hal ini seperti pengakuan Taufik (19) asal penumpang menuju Perak Surabaya kepada Tubas, Sabtu pekan silam di dalam bus Harta sanjaya.



Hal yang bersamaan juga di alami sendiri oleh Wartawan Tunas Bangsa saat pulang dari Jakarta menuju Ngawi, saat menghadiri HUT nya yang ke 3 hari Sabtu pekan silam, juga dipaksa beli tiket dengan harga Rp 250ribu. Itupun bus yang di tumpangi sudah tidak layak, sopirnya bergantian hingga empat (4) kali dan hanya berputar-putar di dalam kota/ tidak berangkat-berangkat.



Setelah menunggu di terminal Kampung Rambutan dan di pertigaan Pasar Rebo selama enam jam, sekitar jam 21.00 baru berangkat ke jurusan Madiun, namun di perjalanan banyak penumpang yang di oper ke armada bus lain. Bahkan penumpang yang namanya Taufik ke Surabaya tadi di tinggal begitu saja di rumah makan di Kota Semarang.



Bus yang ditumpangi bersama wartawan Koran ini, Bus Harta Sanjaya dengan Nomer Polisi AD 1452 CE. Ternyata bus itu juga tidak sampai ke jurusan Madiun, papan baner yang di pampang juga bohong, buktinya semua penumpang diturunkan hanya sampai akhir di terminal Tirtonadi Solo.



Mafia ini di duga sudah ada kerja sama dengan Aparat Kepolisian dinas Perhubungan, para calo, preman, dan kru perusahaan otobus (PO), buktinya di lapori saling melimpar tanggung jawab, bahkan menyalahkan pelapor.



Pengawas bus Harta Sanjaya, Heru di Terminal Tirtonadi Solo, saat dikonfermasi Tubas adanya kejadian ini tidak tau menahu sama sekali, malahan menyalahkan semua penumpang, kena apa tidak memilih bus yang lain saja, maksudnya bus yang bagus... ia tugasnya hanya control tiket!





Saat ditanya bentuk kerja samanya PO Harta Sanjaya dengan agen bus Harta Sanjaya yang ada di terminal Kampung Rambutan, ia tidak bisa menjawab. Ia menyarankan wartawan koran ini untuk tanya ke bosnya PO Harta Sanjaya di Sragen.



Di kantornya Kepala Terminal Tirtonadi Solo, A Sugiantoro, mengatakan banyak laporan penumpang yang ditelantarkan ditengah jalan oleh PO Harta Sanjaya, selain itu juga banyak penumpang di oper dan diturunkan di tengah perjalanan ke PO lain. Bukan PO itu saja, disini di kantornya red...ada beberapa bus yang nakal dan menjadi catataan kantor seperti PO Safari dan PO Trimulia Utama.



Ditambahkan, ketiga PO itu sudah menjadi catatan hitam di Dinas Perhubungan di berbagai terminal di Jawa Tengah, untuk di jadikan bahan/saksi ijin treyek di masa-masa yang akan datang. (tarman)





lha, yg ane alami kurang lebih seperti itu lah. ane (dan ibu serta adik) dibawa oleh calo yg mengaku agen tiket sinarjaya. begitu sampe depan loket, ternyata loket tsb bukan loket sinarjaya, melainkan loket bus yg asing buat ane. tapi si calo bilang, "bus ini ke purwokerto jg kok, sinarjaya penuh bos". yaudah karena ane bawa adik dan ibu, ya seadanya aja lah daripada gak jadi pulkam. eh, begitu tanya harga tiket, si mba yg jual tiket bilang harganya 45rb, yaudah ane langsung kasih 200rb untuk 3 orang. (lebih murah dari sinarjaya harganya 50rb/orang).

begitu ane kasih 200rb, premanisme pun dimulai.

mba penjual tiket: "harganya 145ribu mas, masa ke jawa cm 45 rb, yg bener aja. kurang 235rb lagi!"

ane: "gila aja mba, sinarjaya aja cm 50rb, klo bisnis ya paling mahal 65rb mba!"

calo: "ini kan taun baru bos, harganya naik semua, lagian gak ada bus lain kan? udah bayar aja!!"

ane: "yaudah gw gak jadi mudik aja, sini balikin uangnya!"

(lalu banyak preman berdatangan)

preman1: "udah tambahin aja sih! kurang berapa mba?"

mba: "3 orang kali 145rb ya 435rb! dia baru ngasih 200rb bang. kurang 235rb lagi"

ane: "gw gak punya duit nih liat duit gw cm tinggal 100rb buat angkot di kampung! gila aja duit mau dipake buat pulang pergi habis di sini!"

(liat ibu ane mulai panik ane jadi kasian gan..)

ane: "yaudah kasih bus yg biasa aja deh! ni 145rb yg ac kan?? gw yg biasa aja!

preman2: "udah kasih yg 95an aja, tambahin 85 lagi aja bos"

ane: "yaudah nih!"

mba: "lha gitu daritadi ngapa.." (sambil senyum seolah menertawakan ane yg berhasil mereka garap)

ane: "yaudah mana nih bisnya?!"

calo: "tuh, sama orang itu tuh! (nunjukin kondektur resmi bus Bhineka tujuan semarang)

ane: (wtf) " lah itu bus kan ke semarang??"

preman: "udah ikut itu dulu nanti lewat purwokerto juga itu!"



sesampainya di bus yg sungguh buruk (kursi berdekatan, duduk pun susah) ane ketemu ama para korban lain yg katanya ada yg sampe digebuk, dicekik, dll. dan kena 145rb/penumpang.



si kondektur pun mulai menukar tiket bodong itu dengan tiket PO Bhineka. tapi dia tidak meminta bayaran lagi, karena sepertinya PO tersebut jg korban pemaksaan preman untuk menampung penumpang2 yg jadi korban.



dia (kondektur) lalu menukar tiket bodong tersebut ke loket preman sesuai dengan harga resmi/orang (kurang lebih mungkin 1 tiket 40-50rb).



bagaimana denga POLISI, Petugas DISHUB, dan aparat terminal lainnya??



mereka cuek semua gan!! GILAAAAA!!!



dan karena purwokerto memang berbeda jalur dengan semarang, maka kami yg lewat jalur selatan diturunkan di terminal tegal jam 4 pagi..

lalu kami nyambung naik bus akdp dengan harga tiket 30rb/orang. huuufff..

kasian ibu ane gan, dia ampe shock dan kecapean banget..



bagaimana gan? apakah ada yg punya pengalaman sama?? share di sini dong gan...




Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:51 AM.


no new posts