|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
[/quote]
Quote:
THREAD INI BELUM TENTU BENAR 100% SEBELUM MENUNGGU DATA PASTI DARI SUMBER DIPERCAYA.. DISINI HANYA MENJELASKAN MENGAMBARKAN DAN MENGGUMPULKAN DATA SEMENTARA.. BILA ADA KESALAHAN MOHON DIMAAFKAN... BILA ADA YG INGIN MERALAT SILAHKAN.. BILA ADA YANG MENAMBAHIN ANALISIS SILAHKAN..
Quote:
DAN MARI BERDOA SEMOGA KORBAN CEPAT DITEMUKAN DAN DAPAT EVAKUASI... DAN BERDOA KELUARGA DIBERI KETABAHAN.. ![]() Analisis Amatir Sukhoi Superjet 100..
Quote:
-Pada kloter pertama, pesawat yang sama berhasil terbang sekitar 40 menit.. -"Dalam misi pertama, terbang kurang lebih 35 sampai 40 menit. Dari take off sampai landing berjalan lancar," kata Sunaryo dari PT Trimarga Rekatama, -Pesawat Sukhoi Superjet 100 termasuk awak dan penumpang, yang hilang sekitar pukul 14.50 WIB di kawasan Bogor, merupakan demo flight kloter kedua -take off pukul 14.00 WIB dari Bandar Udara Halim Perdana Kusuma.. -hilang kontak sejak pukul 15.30 WIB.. -koordinat 06.43.08 S dan 106.43.15 BSN. Di sekitar Gunung Salak -Pesawat sempat meminta izin turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki sebelum hilang kontak...
Quote:
-"Lost contact pada ketinggian dari 10.000 kaki ke 6.000 kaki.." sebelum hilang kontak, pesawat teridentifikasi berada pada titik koordinat 0643081064315 Hal itu dibenarkan oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S. Ervan
Quote:
-8 Korban ditemukan di titik nol tempat jatuh : source RCTI
Quote:
![]() [/spoiler][spoiler=open this] for resize: ![]() Crash Sukhoi yang menabrak tebing di Gunung Salak itu karena Sabotase dengan motif persaingan bisnis antara Sukhoi (Rusia) versus Boeing (USA) dan Airbus (Eropa) serta Fokker (Belanda), begitulah bisik-bisik cerita yang beredar di beberapa kalangan. Ada beberapa indikasi, yang paling tidak terlihat dari 3 buah kejanggalan dan 1 buah hal yang masih patut dipertanyakan lagi kebenaran ceritanya. 1. Turun dari Ketinggian 10.000 Feet ke 6.000 Feet Sebelum terbang biasanya pihak otoritas pengatur lalu lintas udara memberikan kepada pilot pesawat semacam panduan atau flight plan yang berisi rute, ketinggian jelajah, kecepatan jelajah, dan lain sebagainya. Sebagaimana diketahui, ketinggian Gunung Salak sekitar 7.000 Feet, lalu mengapa sebuah penerbangan �joy flight� diberikan rute yang melintasi Gunung Salak (tinggi 7.000 Feet) dengan ketinggian jelajah pesawat yang berbahaya yaitu 6.000 Feet, sehingga terjadi crash yang menabrak tebing, seperti terlihat di gambar / foto lokasi kecelakaan. Kalaupun pilot yang meminta turun ketinggian, mengapa petugas air traffic di menara kontrol koq memperbolehkannya ?. Kuncinya adalah membuka kembali rencana terbang, mengapa dipilihkan rute yang melintas diatas Gunung Salak ?, lalu apa isi rekaman percakapan terakhir antara Pilot Sukhoi tersebut dengan petugas Air Traffic Control saat pesawat turun ke ketinggian 6.000 Feet padahal ketinggian pegunungan disana sekitar 7.000 Feet ?. Adakah sudah ada rencana operasi inteljen (kerjasama CIA dengan agen kaki tangan lokal Indonesia) untuk membikin pesawat ini crash dengan memberikan rute melintas diatas Gunung Salak disertai dengan rencana memberikan perubahan ketinggian jelajah (10.000 ft ke 6.000 feet) agar menabrak tebing ?. 2. Fungsi Peralatan ELT dan ELBA ELT dan ELBA seharusnya secara otomatis akan langsung berfungsi ketika ada crash atau sesuatu yang buruk terjadi atas pesawat itu, tapi kenapa sesudah last contact koq sinyal ELT dan ELBA dari tidak bisa dimonitor di Singapore atau Indonesi serta Australia ?. Apakah kedua alat ini tidak berfungsi ?. Atau, ada sabotase atas kedua alat ini ?. 3. Manifes Penumpang Sesuatu yang teramat janggal jika disebutkan Manifes Penumpang ikut terbawa oleh seseorang yang ikut terbang dan menjadi korban. Sebuah alibi yang susah dicek silang karena korbannya sudah mati. Padahal manifes penumpang itu sesuatu yang masuk dalam prosedur baku di sebuah operasi penerbangan. Adakah seseorang agen yang disembunyikan ?. 4. Informasi dari Intel Tanpa mengurangi rasa hormat, dan tak membantah bahwa umur manusia adalah ketentuan mutlak dari Allah SWT. Tetapi, adakah sang Mantan Menteri yang urung ikut itu dikarenakan ditelpon oleh seseorang agar mengurungkan niat ikut terbang lantaran pesawat akan disabotase agar crash ?. Bisa saja, dan kuncinya adalah rekaman percakapan telepon terakhirnya dengan siapa ?. Demikianlah bisik-bisik cerita yang beredar di beberapa kalangan, yang sangat kental nuansa dan aroma cerita genre konspirasinya. Namun, segala sesuatu mungkin saja terjadi, apalagi dalam persaingan bisnis dan politik. Untuk mencapai tujuan dan menjaga kepentingannya, apa sih yang tidak dihalalkan oleh Amerika Serikat beserta kaki tangan Inlander Melayu-nya itu ?. Wallahualambishshawab. Sumber Next Update Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|