[rajamacan]

[/quote]

Quote:

 

Perempuan Perupa Asia Tenggara Gugah Kesetaraan Jender

Quote:

 

[quote]





eni bukan sekadar ekspresi personal dari perupanya, melainkan juga memiliki fungsi sosial yang bisa dimanfaatkan untuk menggugah kesadaran komunal.





Karya-karya mereka banyak mencerminkan isu-isu tentang kesetaraan jender.



Melalui 100 karya yang dipamerkan di gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, perempuan perupa Asia Tenggara mencari pengakuan bahwa mereka tidak kalah dari seniman pria.



Pameran bertajuk "Equality in Art" yang diselenggarakan pada 17-21 April ini menampilkan 100 karya lukisan dan patung kontemporer. Sebagian besar karya lukisan dan patung tersebut dibuat oleh perempuan perupa dari Indonesia, Thailand, dan Malaysia.



Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bale Seni Barli Bandung bekerja sama dengan Yayasan Seni Rupa Indonesia, Ikatan Wanita Pelukis Indonesia, dan ASEAN Women's Circle.



Menurut Nakis Barli, ketua panitia pameran, Selasa (17/4/2012), pameran tersebut tidak hanya bertujuan menjaring apresiasi dari para perempuan perupa untuk berkreasi, tetapi juga mempererat kerja sama bidang seni dan budaya antarnegara ASEAN.



Tema kesetaraan dalam seni mencerminkan bahwa para perupa di kawasan ASEAN ini berada dalam posisi setara. "Kalaupun ada yang membedakan, itu adalah pencapaian kualitas karya dan prestasi artistik masing-masing," kata Nakis.



Kurator seni dari Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung, Ira Adriati Winarno, mengatakan, perkembangan perupa di ASEAN sangat positif. Mereka sudah sering tampil pada ajang pameran internasional. Karya seni perempuan perupa ini juga memiliki nilai estetika yang baik dengan teknik memadai.



"Karya mereka banyak mencerminkan isu-isu tentang kesetaraan jender," kata Ira.



Ira mengungkapkan, di Indonesia sendiri, perupa perempuan sudah eksis sejak tahun 1930-an. Pada masa itu, mereka terhimpun dalam Persatuan Ahli Gambar Indonesia. Mereka menggelar berbagai forum untuk mewadahi kreasi perempuan seniman.



Perubahan besar dalam dunia seni rupa Indonesia adalah peristiwa reformasi tahun 1998 yang membuka kebebasan berekspresi dalam dunia pers dan seni. Hal ini ikut mendorong perempuan perupa untuk lebih bergiat dalam mengembangkan karyanya.



Salah satu negara dengan gerakan perupa perempuan yang begitu kuat adalah Malaysia, ditandai dengan kesadaran kaum perempuan untuk bebas mengekpresikan dirinya melalui karya seni.



Sebuah katalog pameran seni rupa karya perempuan perupa Malaysia mengambil tema "Langit Sama Dijunjung Bumi Sama Dipikul". Karya mereka menunjukkan bahwa perempuan Malaysia punya kualitas yang sama dengan pria dari segi estetika karya yang dihasilkan.



Karya-karya yang ditampilkan di gedung Sekertariat ASEAN sangat beragam, mulai dari karya yang sudah diakui secara internasional, nasional, hingga karya seniman lokal yang hanya dikenal di daerah masing-masing. Salah satu karya yang mendapat pengakuan internasional adalah "50 Years Barbie Lethel Venture" karya Astari Rasjid dari Indonesia.



Ada juga perupa Kartika Affandi dengan "Patung Tiga Wajah" yang mendapat pujian pada pameran seni di Mills College Oakland, California, Amerika Serikat.



Eva Iskandar dari Yayasan Seni Rupa Indonesia mengungkapkan, perempuan perupa di Indonesia sudah sangat maju dan jumlahnya tidak kalah banyak dibandingkan dengan laki-laki. Di Jakarta saja terdapat lebih dari 20 komunitas perempuan perupa yang giat melaksanakan berbagai kegiatan pameran.



Eva melihat perupa Indonesia bisa jauh lebih maju dibandingkan dengan perupa negara ASEAN lainnya. Penggalian atas karya-karya seni rupa, menurut dia, lebih dalam daripada perupa negara ASEAN. "Hanya saja, kita memiliki kendala dana kalau mau merambah dunia internasional. Belum banyak perusahaan swasta yang mau menjadi sponsor jika ada pameran seni rupa di luar negeri," katanya.



Ia berharap pemerintah memberikan keringanan pajak kepada perusahaan swasta yang mau mendukung kegiatan seni di Indonesia. Hal ini akan merangsang pengusaha lebih peduli pada dunia seni.

sumber