Inilah Dokumen Proyek Hambalang Diduga Melibatkan Istri Anas

[bakwanmalang]

Proyek Hambalang adalah proyek yang paling lantang disuarakan Nazaruddin untuk memojokkan Anas.

Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum terus menyangkal dirinya terlibat dalam kasus korupsi yang menjerat rekannya Muhammad Nazaruddin. Anas bahkan berjanji siap digantung di tugu Monumen Nasional (Monas) jika kelak dirinya terbutkti melakukan tindak pidana korupsi.



Hingga kini memang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak menetapkan Anas sebagai tersangka. Ia hanya pernah diperiksa sebagai saksi dalam kasus korupsi yang disidik KPK. Tidak diketahui keterangan apa yang dibutuhkan KPK memeriksa Anas. Namun kemudian KPK memeriksa Athiyyaah Laila istri Anas Urbaningrum sebagai saksi untuk kasus dugan korupsi pembangunan pusat olah raga di Hambalang, Sentul, Bogor.



Kamis 26 April Laila menjalani pemeriksaan pertama. Didampingi sang suami ia menjalani pemeriksaan. Pertanyaannya apa kaitan Putri KH Attabil Ali, pengasuh Pondok Pesantren, Krapyak, Yogyakarta dikasus Hambalang.



Berdasarkan dokumen yang dimiliki Aktual.co disebutkan keterkaitannya dalam proyek bernilai Rp1,3 triliun tersebut.



Proyek Hambalang adalah proyek yang paling lantang disuarakan Nazaruddin untuk memojokkan Anas. Dari laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan Konsolidasi tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 PT Adhi Karya yang didapatkan Aktual.co diketahui Rp686.186.486.704 nilai proyek Pusat pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Hambalang, Sentul dimenangkan perusahaan pelat merah tersebut.



Kontrak tersebut diberikan oleh Kementerian Pemuda

dan Olah Raga pada tanggal 10 Desember 2010 sampai 29 Desember 2012. PT Adhi Karya bekerjasama dengan PT Widjaya Karya dengan persentase kerjasama 70:30. Dari laporan inilah terungkap keterlibatan PT Duta Sari Citra Laras perusahaan yang sebagian sahamnya pernah dimiliki Laila.



Di proyek Hambalang ini PT Duta Sari Citra Laras yang sebagian sahamnya milik istri Anas Urbaningrum mendapatkan kontrak pihak ketiga (Sub kontraktor) sebesar Rp3.905.940.995 pada tahun 2010 dan Rp20.133.075.542 pada tahun 2009.



Athiyyah merupakan salah satu komisaris di PT Duta Sari Citra Laras. Pada Akta Nomor 70 tertanggal 30 Januari 2008 Athiyyah memiliki saham 1.650 lembar. Saham yang lain dimiliki oleh Machfud Saroso dan Roni Widjaya dengan nilari 2.200

lembar dan 1.650 lembar. Sementara pada akta Nomor 11 tanggal 10 Maret 2008 saham Athiyyah menyusut menjadi 1.100 lembar. Roni Widjaya 1.100 lembar. Machfud Suroso 2.200 lembar dan PT MSONS Capital 1.100 lembar saham.





PT Duta Citra Laras tidak hanya tercatat di BUMN PT Adhi Karya. Satu BUMN lain yakni PT Pembangunan Perumahan juga mencatat perusahaan tersebut memiliki tagihan piutang sebesar Rp7.297.422.564. Dalam laporan keuangan PT Pembangunan Perumahan tidak dijelaskan kerjasama apa yang disepakati PT Duta Citra Laras.



Namun untuk diketahui bekas Direktur Marketing Nazaruddin yakni Mundo Rosalina Manulang menyebut pernah menangani pembangunan Adhiyaksa Center milik Kejaksaan Agung yang kemudian dimenangkan PT Pembangunan Perumahan.



Liat dokumenya: http://www.aktual.co/browse/read/law...kan-istri-anas