Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
bakwanmalang's Avatar
bakwanmalang bakwanmalang is offline
Senior Ceriwiser
 
Join Date: May 2012
Posts: 5,897
Rep Power: 21
bakwanmalang mempunyai hidup yang Normal
Default 4 Kiat Merawat Hubungan Keluarga di Era Teknologi! (yg merit wajib masuk)!....

Mohon maaf kalau kiat khusus buat warga ceriwiser yang sudah menikah

Yang belum juga silahkan membacanya



1. Membatasi informasi pribadi.


[/quote]
Quote:





Ini bukan hal baru, tapi masih perlu didengungkan. Masih banyak kasus pertengkaran gara-gara urusan sepele akibat kurang bijaksana ber-Facebook ria, misalnya. Godaan ruang jejaring sosial tersebut untuk menampilkan data pribadi memang besar. Tapi menilik meningkatnya kejahatan di dunia maya belakangan ini, yang juga bersumber dari keteledoran pengguna, ekstra hati-hati justru sangat disarankan.



Mengenai foto saja, contohnya. Terkait profesionalisme atau hubungan pertemanan/saudara, mungkin kamu lebih suka memajang foto yang jelas. Kebetulan saja fotonya sedang tersenyum, atau tampak sangat menarik. Maksud kamu hanyalah agar saudara dan teman lama atau klien/relasi mudah mengenali, karena bagaimanapun lebih baik menggunakan foto sendiri daripada foto artis kesayangan, poster bergraffiti, atau hewan piaraan. Tapi sayangnya, ada yang menganggap kamu �bisa didekati�. Karena itu pastikan fotonya �netral�, dan tidak ada salahnya memajang foto bersama orangtua/pasangan bagi yang sudah menikah.



Saya sendiri pernah mengalami, meski sudah mencantumkan status menikah, tetap saja ada yang coba-coba �mengganggu� atau mengirim pesan berisi kata-kata tidak senonoh yang bisa saja menimbulkan kesalahpahaman jika terbaca suami. Apalagi suami tidak punya akun Facebook. Tetapi bukan berarti pasangan suami-istri yang sama-sama punya akun juga �aman� dari risiko itu.







2. Utamakan komunikasi di �darat�

Quote:





Untuk kamu yang sudah berkeluarga dan memiliki akun media sosial, cara terbaik adalah saling memantau tapi tidak perlu dua-duanya aktif. Kita tahu bahwa dunia maya kerap menjadi area sensitif, terutama cara bercanda orang yang berlainan dan kadang memicu perselisihan karena terbatasnya ruang. Sebaiknya kamu dan pasanganmu tidak saling mengomentari status. Ini mengesankan kamu tidak pernah berbicara secara langsung dengan pasangan, padahal tinggal serumah (dalam arti tidak terpisah kota karena tugas, misalnya) atau bahkan satu kantor. Biasakan menyampaikan langsung semua urusan rumah tangga, walaupun harus menunggu pasangan pulang kantor. Membiarkan obrolan suami-istri, meski terkesan tidak penting, dibaca orang banyak itu kurang baik. Apa dong yang kita lakukan ketika berdekatan dengan pasangan? Membisu dengan ponsel masing-masing di tangan? Nah, itu ada hubungannya dengan kiat berikut.





3. Sewaktu bersama pasangan atau anak-anak, jauhkan ponsel/gadget lainnya.

Quote:





Masih ingat wejangan para ahli, baik secara lisan dalam banyak seminar maupun secara tertulis dalam buku, tentang efek negatif nonton televisi dan terlalu sering main game? Sekarang fenomena itu berulang dengan �wajah baru�. Lucu juga sih kalau dipikir-pikir, kamu bergaul dan ingin bisa nyambung mengobrol dengan teman-teman dengan memanfaatkan BBM dan Whatsapp. Tapi ternyata bergaul yang dulu bermakna kumpul-kumpul seru itu lebih sering �terjadi� dengan bibir tertutup, mengabaikan sekitar, dan kadang-kadang alis berkerut. Kalau hanya untuk menyendiri, buat apa pergi jauh-jauh? Sekadar pencat-pencet ponsel, di kamar juga bisa. Tidak perlu mandi dulu, dandan rapi, sampai keluar ongkos bensin. Toh lawan BBM-an tidak akan tahu kamu sudah sisiran atau belum.



Sekarang ini orang tidak perlu merasa sendirian lagi meskipun tidak punya teman minum kopi di luar. Mengapa? Saya pernah lihat seorang pengunjung kafe yang asyik dengan dua ponselnya sementara meja lain ramai. Musik yang ingar-bingar juga tidak mengganggunya. Bayangkan kalau kamu jadi pasangan orang itu, selama duduk tidak pernah diajak bicara, atau sewaktu mengobrol ia terus-terusan melirik ponselnya.



Dulu saya sebentar-sebentar merogoh saku jaket atau tas karena khawatir ponsel hilang atau tertinggal. Barangkali kamu juga begitu. Tapi dewasa ini, ponsel dan gadget lainnya seperti lem saja menempel di tangan. Kapan pun di mana pun, jari sibuk pencet-pencet. Walaupun mata terarah ke lawan bicara dan telinga sepertinya mendengarkan obrolan, jari sudah hafal harus menekan tombol apa saja. Tidak perlu tengok layar lagi.



Jika perlu, tetapkan aturan tidak membawa ponsel ke meja makan. Ini penting, terutama ketika kita punya anak dan sudah beranjak remaja. Orangtua asyik berponsel-ria di waktu makan, tinggal tunggu waktu saja anak menirunya, bukan?







4. Ciptakan kesempatan yang memungkinkan kita meninggalkan gadget barang sejenak.

Quote:





Ini masih kelanjutan poin sebelumnya. Kadang kita merasa berat melepaskan ponsel barang sebentar saja, sampai-sampai enggan mematikannya sekalipun sedang di-charge. Selalu saja ada alasan untuk mengakses internet untuk siapa saja dan apa pun yang sedang dikerjakan. Nonton film bagus, kamu ingin curhat di Twitter. Nonton di bioskop yang berisik, kamu langsung ingin ketak-ketik di Facebook sambil ngomel. Padahal jadinya ada adegan penting yang mungkin kamu lewatkan.



Kalau dipikir-pikir lagi, tanpa terasa banyak waktu kita yang terampas oleh ber-gadget ria ini. Jika menengok ke belakang, tak usah jauh-jauh, tiga tahun lalu saat teknologi belum terlalu booming, meng-update status bukan kewajiban. Kita mungkin butuh curhat, tapi ada fasilitas lain dan cara yang berbeda. Sebut saja, menulis diari. Ngobrol dengan teman dan saudara. Pernah coba matikan ponsel setengah hari saja lalu masukkan di laci yang tidak mudah dijangkau? Kamu akan tahu bahwa sebenarnya hanya sesekali menggunakan piranti itu, kamu baik-baik saja.



Tapi bagaimana dong, rasanya tiap bangun tidur ingin pegang ponsel dan mengecek timeline Twitter? Mulai dengan hal-hal kecil. Simpan ponsel di luar kamar. Agar tidak tergoda online di laptop, sibukkan diri dengan hobi yang bisa mengalihkan dan sedapat mungkin tidak bersenggolan dengan internet. Jalan pagi, salah satunya. Menyiram tanaman, merajut, bahkan mencuci piring pun bisa membuat kamu lupa sementara pada media sosial. Kenapa saya yakin? Pernah lihat orang mencuci gelas sambil BB-an?



Sewaktu makan di luar dengan pasangan atau keluarga, abaikan Wi-fi yang menggiurkan. Beri kesempatan pundakmu leluasa dari ransel berisi laptop atau netbook. Anggap saja jari-jari tangan bisa bicara, begitu juga mata dan bayangkan mereka jemu melihat layar ponsel atau BB. Nikmati hidangan dan minuman, suasana sekitar, bahkan sesama pengunjung yang ramai, ciptakan juga obrolan seru dengan orang tercinta. Teman saya bilang, �Rugi amat sudah mandi dan dandan malah duduk terpekur di depan monitor.�



Benar juga, ya? Pupuk kebiasaan beraktivitas tanpa gadget ini dan pelan-pelan kita akan merasakan kembali kehangatan bersama keluarga serta pasangan tercinta. Kamu ingat-ingat saja, yang merawat saat sakit, yang menggandeng tanganmu ketika jalan berdua, yang sayang kamu adalah keluarga, bukan piranti canggih.





SUMBER!



Semoga bermanfaat


[/spoiler][spoiler=open this] for jangan dibuka:






Klu berkenan , klu gak jangan , klu belum bisa mohon bantu











Trit ane yang lain

[quote]





Software (Aplikasi komputer) GRATIS!!!

Alam yang sangat indah!

Jenis Penyakit Pada Kulit

Berbagi software GRATIS!!

5 Tanda Tubuh Perlu Olahraga

Cara aman terhindar dari virus komputer!!

Obati rasa TRAUMA!

Laptop vs Komputer!!

Gaming Case Kereeeen

beda Blueray, BRrip, DVDRip, DVDSCR, CAM, TS, TC, dan R5?mau tau gan, masuk!.









Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 06:35 PM.


no new posts