Mengenal T-50 Golden Eagle, Pesawat Korsel yang Ditaksir RI
[/quote]
Quote:
Sebelumnya
SELAMAT MEMPERINGATI
HARI SUMPAH PEMUDA KE-83
SEMOGA MENJADI MOMENTUM BANGKITNYA BANGSA INDONESIA, MENUJU BANGSA YANG JAYA
Quote:
Mohon melonin ya Gan
Maklum Ane Cuman
Quote:
.:PENGEMIS melon:.
( Keluarga ane kaya melon tujuh turunan pelit semua , Ane turunan kedelapan )
DI RATE "5 STAR" JUGA BOLEH LHO GAN
-- TAPI ANE MOHON AGAN YANG BAIK JANGAN dicabein KALAU ANE ADA SALAH --
Quote:
Bukti Tidak Repost
[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Bukti Tidak Repost:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
Quote:
Quote:
Agan Pasti udah Baca Berita Ini
Quote:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Inilah Pesawat Korsel yang Ditaksir RI:
VIVAnews - Pemerintah Indonesia menggaet perusahaan pembuat perangkat perang Korea Selatan untuk memperbarui sistem pertahanan negara. Salah satu yang akan dibeli adalah pesawat jet latih T-50 dan kapal selam.
Menurut laman Asian Defence News April lalu, Indonesia memilih bekerjasama dengan Korean Aerospace Industries dalam penyediaan pesawat berbobot kosong 4.600 kilogram tersebut. Pesawat yang pertama kali dikembangkan tahun 90an ini adalah kebanggan Korsel dalam kelas pesawat supersonic latih dan tempur. Pesawat ini pertama kali terbang tahun 2002 dan mulai bertugas di angkatan udara Korsel pada 2005.
Pesawat latih T-50 ini kemudian dikembangkan menjadi pesawat lainnya untuk tujuan akrobatik dan serang, di antaranya adalah T-50B, TA-50 dan FA-50. Terdapat banyak kesamaan antara pesawat ini dengan pesawat F-16 Fighting Falcon buatan Lockheed Martin Amerika Serikat. T-50 dapat mencapai ketinggian 14.600 meter dan berkecepatan maksimal Mach 1,4-1,5. Pesawat ini didesain memiliki daya terbang selama 8000 jam.
Indonesia berencana membeli sebanyak 16 pesawat T-50 dari Korsel. Harganya akan ditentukan kemudian dalam negosiai. Menurut laman aircraftcompare.com, harga satuan pesawat ini mencapai US$21 juta atau sekitar Rp179,9 miliar. Menurut media di Korsel, pemerintah Korsel akan membeli pesawat CN-235 buatan Indonesia jika pemerintahan SBY jadi memborong T-50.
Pembicaraan masalah ini akan dilakukan dalam kunjungan Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Kwan-jin, ke Indonesia hari ini, Jumat, 9 September 2011. Dalam kunjungannya, Kim akan didampingi oleh para eksekutif dari sembilan kontraktor pertahanan Korea, termasuk Daewoo Shipbuilding and Marine, perusahaan pembuat kapal selam ternama Negeri Ginseng.
Perusahaan Daewoo menguasai pasar kapal selam di Korsel sampai awal tahun 1999. Sejak tahun 1991, perusahaan ini telah membuat sembilan kapal selam diesel seberat 1.200 ton, bekerja sama dengan perusahaan kapal selam Jerman Howaldtswerke-Deutsche Werft. Indonesia rencananya akan membeli kapal selam dari perusahaan ini dengan kontrak senilai US$1 miliar atau sekitar Rp8,5 triliun.
Pemerintah Korsel telah menunjuk perusahaan ini untuk membuat kapal selam tipe 214 seberat 1.800 ton dilengkapi dengan rudal serta sistem sensor canggih yang diperkirakan selesai pada 2018. Harga satuan kapal selam ini sekitar 110 miliar won atau sekitar Rp879 miliar.
Spoiler for open this:
Quote:
Gambar-gambar Pesawat
Quote:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for image 1:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for image 2:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for image 3:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for image 4:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for image 5:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
Quote:
Video Aksi Pesawat
Quote:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Aksi T-50:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Aksi T-50 2:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
Quote:
Tipe : Latih Lanjut, Serang ringan
Produsen : Korean Aerospace Industries & Lockheed Martin
Terbang perdana : 20 Agustus 2002
Diperkenalkan : 22 Februari 2005
Status : Operational
Pengguna : AU Republik Korea
Jumlah produksi : 100
Harga satuan : US$22 juta
Quote:
Sekilas Tentang T-50 Golden Eagle
T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih supersonik buatan Amerika-Korea. Dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin. Program ini juga melahirkan A-50, atau T-50 LIFT, sebagai varian serang ringan.
Quote:
[spoiler=open this] for Tentang Lockheed Martin:
Lockheed Martin (NYSE: LMT) adalah sebuah produsen pesawat dibentuk pada 1995 dengan merger dari Lockheed Corporation dengan Martin Marietta. Dia bermarkas di Bethesda, Maryland dan mempekerjakan 135.000 orang di seluruh dunia. Sampai 2007, Robert J. Stevens adalah CEOnya.
Lockheed Martin adalah sebuah kontraktor pertahanan utama. Pada 2003 hampir 80% dari pelanggannya adalah Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan Pemerintahan Federal Amerika Serikat lainnya
Walaupun militer Amerika Serikat tidak ada rencana untuk membeli pesawat ini , tapi penamaan militer amerika secara resmi diminta untuk pesawat ini guna menghindari konflik penamaan dikemudian hari.
Program T/A-50 dimaksudkan sebagai pengganti dari berbagai pesawat latih dan serang ringan. Ini termasuk T-38 dan F-5B untuk pelatihan dan Cessna A-37BClose Air Support; yang dioperasikan AU Republik Korea. Program ini pada awalnya dimaksudkan untuk mengembangkan pesawat latih secara mandiri yang mampu mencapai kecepatan supersonik untuk melatih dan mempersiapkan pilot bagi pesawat KF-16 (F-16 versi Korea). T-50 mmembuat Korea Selatan menjadi negara ke-12 yang mampu memproduksi sebuah pesawat tempur jet yang utuh. Beberapa produk korea lainnya adalah KT-1 produk Samsung Aerospace (sekarang bagian dari KAI), dan produk lisensi KF-16. Sebagian besar sistem utama dan teknologinya disediakan oleh Lockheed Martin, secara umum bisa disebut T/A-50 mempunyai konfigurasi yang mirip dengan KF-16.
Pengembangan pasawat ini 13% dibiayai oleh Lockheed Martin, 17% oleh Korea Aerospace Industries, dan 70% oleh pemerintah Korea Selatan. KAI dan Lockheed Martin saat ini melakukan program kerjasama untuk memasarkan T-50 untuk pasar internasional.
Program induknya, dengan nama kode KTX-2, dimulai pada 1992, tapi Departemen Keuangan dan Ekonomi menunda program KTX-2 pada 1995 karena alasan finansial. Dinamai T-50 Golden Eagle pada February 2000, Perakitan pertama T-50 selesaii 15 January, 2001. Penerbangan pertama T-50 terjadi pada Agustus 2002, dan pengujian tugas operasional pertama mulai Juli 28 sampai 14 Agustus, 2003. Angkatan Udara Korsel menandatangani kontrak produksi untuk 25 T-50 pada Desember 2003, dan pengiriman dijadwalkan pada 2005 sampai 2009.
Persenjataan
Kanon 20 mm General Electric M61 Vulcan dengan 205 peluru diumpankan linear tanpa sambungan (linkless linear feed) yang bisa dipasang internal tepat di belakang kokpit. Sebuah rudal udara keudara pencari panas AIM-9 Sidewinder bisa dipasangkan pada setiap rel di ujung sayap, dan rudal-rudal yang lain bisa dipasang di cantelan bawah sayap. Senjata udara ke darat yang kompatibel diantaranya adalah rudal AGM-65 Maverick, peluncur roket LAU-3 dan LAU-68 , bom kluster CBU-58 and Mk-20, dan bom multiguna Mk-82, Mk-83, dan Mk-84 . Tiga tangki bahan bakar minyak eksternal bisa juga dipasang dipesawat ini.