Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
rumahmenteng's Avatar
rumahmenteng rumahmenteng is offline
Senior Ceriwiser
 
Join Date: May 2012
Posts: 5,900
Rep Power: 21
rumahmenteng mempunyai hidup yang Normal
Default Janji Pemabuk

Seorang pemabuk berjalan pulang ke rumah di malam hari, ditengah jalan ia dicegat 2 orang perampok.

�Serahkan semua uangmu!� kata salah satu perampok.

Si pemabuk dengan gemetar meraba raba saku bajunya,untuk mencari uang yang barangkali masih ada.

Dengan setengah sadar, ia masih ingat sepertinya masih punya uang di saku bajunya, tapi ia heran tangannya tak menemukan apapun.





�Kalau kamu tidak menyerahkan uangmu, kamu akan kami bunuh� perampok kedua mengancam dengan sadis sambil menempelkan pisau di leher si pemabuk.

Dengan gemetar, si pemabuk menjawab : �Beri aku waktu sebentar�.

Perampok itu menarik kembali pisaunya.



Perampok itu lalu berlutut di tanah, kedua telapak tangannya menengadah ke langit.

Ia berdoa di dalam hati �Tuhan, tolonglah aku, jika ENGKAU selamatkan aku dari para perampok ini, aku berjanji tidak akan mabuk mabukan lagi�



Begitu selesai berdoa, ia merasakan ada sesuatu yang jatuh dari dalam bajunya. Ternyata, sekeping uang perak.

Menyadari bahwa ia sudah mendapatkan yang ia butuhkan, ia segera melanjutkan , �Tuhan, lupakan doaku�.



Ini hanyalah sebuah anekdot lawas.

Mungkin kita sering menjumpainya dalam versi yang berbeda.

Seperti biasa, anekdot ini menyindir perilaku kita lewat kelakuan si pemabuk.



Pemabuk ini menganggap uang yang jatuh dari sakunya bukan pemberian Tuhan atas doanya , sehingga ia punya alasan untuk tetap mabuk mabukan lagi.



Ini persis seperti kelakukan kita,.

Kita begitu mudah berjanji, seringkali atas nama Tuhan, dan begitu mudah pula melupakannya.



Saat dilantik memegang jabatan atau profesi, kita bersumpah.

Saat menikah, kita berjanji.

Waktu berbisnis dengan orang lain, kita juga berjanji.

Tapi����.



Betapa mudah kita melanggar janji yang sudah kita sepakati.

Lebih buruk lagi, kita tidak mau mengakui bahwa kita telah melanggar janji.



Kita menganggap gaji yang kita terima atau kesetiaan pada pasangan hidup , sebagai uang koin yang jatuh begitu saja dari baju kita.



Ts mengharapkan ,asal jangan kalo bisa bantu rate



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:56 AM.


no new posts