Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
rumahmenteng's Avatar
rumahmenteng rumahmenteng is offline
Senior Ceriwiser
 
Join Date: May 2012
Posts: 5,900
Rep Power: 21
rumahmenteng mempunyai hidup yang Normal
Default Ane Gak Bisa Nahan Air Mata Waktu Lihat Ini Gan hiks

Lihat gan, ini replika tandu Pak Dirman







Beliau - dalam keadaan sakit parah, paru2 tinggal sebelah - tetap memaksakan diri bergerilya melawan Belanda. Bukan materi yg beliau kejar, bukan gaji besar, bukan fasilitas. Beliau bahkan tidak digaji. Presiden sudah ditangkap Belanda dalam Agresi Militer Belanda ke-2. Beliau jual perhiasan istrinya untuk modal berjuang, berpindah dari hutan ke hutan, dengan kondisi medan yg sangat berat, dibayang2i pengejaran tentara Belanda lewat darat dan udara.





Pak Dirman -dalam keadaan sakit parah digerogoti TBC & paru2 tinggal satu- memimpin perang gerilya dari atas tandu.





Inilah para gerilyawan yg beliau pimpin, berjuang keluar masuk hutan naik turun gunung demi kita anak cucu mereka.





Berjuang dengan persenjataan seadanya.....



Di tengah kondisi kesehatan beliau yg makin mengkhawatirkan itu, banyak pihak yg menyarankan agar beliau berhenti bergerilya, namun semangat juang beliau tak dapat dipatahkan oleh siapapun juga.

"Yang sakit itu Sudirman...Panglima Besar tidak pernah sakit," begitu jawaban beliau.

Beliau terus gigih berjuang, tidak peduli lagi keselamatan dirinya. Bagi beliau, lebih baik hancur dan mati daripada tetap dijajah.



Berkat perjuangan yg tak kenal menyerah itulah, Belanda kewalahan secara militer. Kekuatan gerilya Pak Dirman luar biasa. Belanda hanya mampu menguasai perkotaan, sedangkan di luar itu, sudah masuk wilayah gerilya tentara dan pejuang kita. Di sisi lain, tekanan diplomatis terhadap Belanda juga bertubi2, karena dunia internasional melihat bahwa dengan eksistensi TNI yg ditunjukkan oleh Pak Dirman membuktikan bahwa Republik Indonesia itu ada, dan bukan sekedar kumpulan gerombolan ekstrimis seperti yg santer dipropagandakan Belanda.



Akhirnya, Belanda pun benar2 angkat tangan, dan terpaksa mengajak RI untuk berunding kembali. Perjanjian Roem Royen pun terwujud pada tanggal 7 Mei 1949, dimana Indonesia & Belanda sepakat untuk mengakhiri permusuhan. Presiden pun telah dibebaskan oleh Belanda dan dikembalikan ke ibukota negara, waktu itu masih Yogyakarta. Namun ini masih belum final dan Pak Dirman tetap belum yakin dengan hasil perjanjian itu. Beliau tetap bersikeras melanjutkan perjuangan sampai seluruh tentara Belanda benar2 hengkang dari tanah air.



Akhirnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX meminta kepada Kolonel Gatot Soebroto untuk menulis surat kepada Pak Dirman agar bersedia kembali ke ibukota. Berikut adalah penggalan surat Kolonel Gatot Soebroto yang meminta Pak Dirman untuk berhenti bergerilya dan beristirahat (di-EYD-kan):




[/quote]
Quote:







"...tidak asing lagi bagi saya, tentu saya juga mempunyai pendirian begitu. Semua-semuanya Tuhan yang menentukan, tetapi sebagai manusia diharuskan ikhtiar. Begitu pula dengan keadaan adikku, karena kesehatannya terganggu harus ikhtiar, mengaso sungguh-sungguh, jangan mengalih apa-apa. Laat alles waaien.



Ini bukan supaya jangan mati konyol, tetapi supaya cita-cita adik tercapai. Meskipun buah-buahnya kita tidak turut memetik, melihat pohonnya subur, kita merasa gembira dan mengucapkan banyak terimakasih kepada Yang Maha Kuasa.



Ini kali saya selaku Saudara tua dari adik minta ditaati..."







Pak Dirman pun akhirnya luluh. Bagaimanapun, perjuangan adalah jalan beliau, dan kini beliau menyadari, bahwa hasil perjuangan itu sudah mendekati akhirnya.



Sebagai persiapan pulangnya Pak Dirman ke ibukota, Sri Sultan pun mengirimkan pakaian kebesaran. Namun dengan halus & bijaksana, kiriman itu beliau tolak. Pak Dirman memilih datang sebagaimana adanya sebagaimana ketika meninggalkan ibukota untuk bergerilya, dengan segala kekurangan & penderitaan.



Beliau datang dengan tandu, dikawal banyak sekali anak buah yg mencintai beliau. Setibanya di Gedung Agung, Presiden Soekarno langsung menyambut & merangkul beliau.





Bung Karno merangkul Pak Dirman yg akhirnya tiba kembali di ibukota negara setelah berbulan2 bergerilya keluar masuk hutan. Bung Karno sendiri tidak tahan melihat kondisi Pak Dirman yang tampak kurus dan sangat lusuh...



Perundingan pun berlanjut kepada Konferensi Meja Bundar. Puncaknya, tidak lama berselang, Belanda terpaksa mengakui kedaulatan RI pada tanggal 27 Desember 1949, dan benar2 hengkang dari ibu pertiwi.





Pengakuan Kedaulatan RI oleh Belanda, 27 Desember 1949, yg merupakan hasil jerih payah perjuangan Pak Dirman



Sayang sekali, seakan2 senada dengan ucapan Pak Gatot Soebroto yg dibold di atas, Pak Dirman sepertinya memang ditakdirkan hanya untuk berjuang, bukan untuk menikmati kemerdekaan yg telah beliau perjuangkan. Beliau wafat dalam sakit beliau pada tanggal 29 Januari 1950, hanya berselang 1 bulan setelah pengakuan kedaulatan RI.







Pemakaman Pak Dirman, 29 Januari 1950, hanya 1 bulan berselang setelah Pengakuan Kedaulatan RI



---



Apa yg ingin ane sampaikan gini gan:







Pak Dirman

kami anak cucumu yang dulu engkau perjuangkan

kami anak cucumu yang dulu engkau bela mati-matian

kini hidup dalam negeri Indonesia yang merdeka

kami dapat belajar, bekerja dan bersenang-senang dengan tenang

karena kita sudah merdeka



Dulu, engkau rela dan gigih berjuang

tak pedulikan nyawamu, tak pedulikan kesehatanmu

hanya agar kami anak cucumu ini

bisa hidup dalam alam kemerdekaan



Kini



walaupun namamu diabadikan

menjadi nama jalan protokol di seluruh Indonesia



walaupun patungmu ditegakkan dimana-mana

(dan aku yakin engkau tak suka ini)



walaupun namamu tertera di seluruh buku sejarah



Tapi

pastilah bukan itu yang engkau inginkan

terpikir dalam benakmu pun tidak

karena kita semua mengenalmu

mengenal sosok yang sangat sederhana

yang sangat tidak menyukai pujian



Yang engkau inginkan dari kami adalah

agar kami mengisi kemerdekaan yang telah engkau perjuangkan ini

sesuai dengan teladanmu

yakni ketulusan, kejujuran, dan semangat juang yang tak kunjung padam



Kami yakin

di alam sana, engkau prihatin melihat kondisi bangsa ini

banyak penerusmu yang tidak tulus, tidak jujur, dan lemah

sungguh, sudah seharusnya lah

mereka mengambil teladan darimu



Terimakasih Pak Dirman

atas segala pengorbananmu dan teladanmu

Kami anak cucumu

akan mencoba menjadi yang lebih baik



Walaupun mungkin kami tak akan pernah bisa seperti Bapak

namun mudah-mudahan

Bapak tetap bisa bangga terhadap kami









[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Siapa itu Pak Dirman?:






Jujur, ane sangat sedih kalau ada agan yg bertanya demikian. Beliau adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman, panglima pertama Tentara Nasional Indonesia. Silakan mampir ke http://id.wikipedia.org/wiki/Soedirman untuk sekedar membaca ringkasan riwayat hidup beliau.



Beberapa foto kenangan semasa beliau hidup:





Walaupun kurus kering digerogoti TBC, beliau tetap teguh menjalankan tugas dan amanat sebagai Panglima Besar Tentara.





Beliau adalah sosok yg sangat sederhana, rendah hati & murah senyum, namun sangat disegani oleh kawan & lawan.














[spoiler=open this] for Sejauh apa rute gerilya yang beliau jalani?:






Sangat jauh, bahkan bagi orang sehat sekalipun. Medan yang dilalui pun sangat berat, antara lain perbukitan dan gunung2 karang yang curam dan minim air.







Jenderal Sudirman & pasukannya melewati daerah membentang antara Yogyakarta, Panggang, Wonosari, Pracimantoro, Wonogiri, Purwantoro, Ponorogo, Sambit, Trenggalek, Bendorejo, Tulungagung, Kediri, Bajulan, Girimarto, Warungbung, Gunungtukul, Trenggalek (lagi), Panggul, Wonokarto dan Sobo (memimpin gerilya selama 3 bulan, 28 hari). Baru kemudian dari Sobo menuju Yogyakarta melewati Baturetno, Gajahmungkur, Pulo, Ponjong, Piyungan, Prambanan dan baru pada tanggal 10 Juli 1949 kembali lagi ke Yogyakarta. Dalam keadaan yang serba kekurangan & kondisi fisik yang lemah Jenderal Sudirman terus & terus berjuang tanpa kenal menyerah.



Perang gerilya yg dipimpin Jenderal Soedirman telah menjadi inspirasi sejarah Indonesia serta sumber pelajaran bagi perjalanan generasi sesudahnya, sekaligus gambaran nilai & semangat luhur perjuangan kemerdekaan Indonesia.















Nasehat-nasehat Pak Dirman yang diabadikan dalam bentuk monumen.





Presiden SBY meninjau Museum Soedirman, usai meresmikan Kawasan Sejarah Panglima Besar Jenderal Soedirman, di Pakis Baru, Pacitan, Jatim.



---



[quote]






Originally Posted by Amaterasu.



ane mw nangis gan..

tp ane udah baca sebelumnya meski repost..

tp tetep ane acungin jempol bwad Pahlawan qt gan..








Gan, ini bukan repost. Tret ini 100% bikinan ane. Tret ini udah banyak yg copas ke blog, forum, dll. Mungkin agan pernah baca di tempat lain, padahal itu hasil copas dari sini. Silakan dirunut saja tanggalnya, mana yg lebih awal, tret ane ini atau copasan itu.



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:39 AM.


no new posts