Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 28th May 2012
sleepingbaby's Avatar
sleepingbaby
Ceriwiser
 
Join Date: May 2012
Posts: 693
Rep Power: 14
sleepingbaby mempunyai hidup yang Normal
Default CERPEN: Antara Aku Istriku Dan Anakku

Ane bingung nih gan, mau share cerpen ane dimana, akhirnya ane shere di lounge aja. lumayan buat bacaan gan. Ceritanya bikin merinding dan kalau bisa jangan sampe netes tuh air mata. hehehe.. add me gan , jangan lupa bagi melonnya.







CERPEN



Antara Aku, Istriku Dan Anakku



Malam membentang terang dengan penguasanya yang menawan, bayu menyisir lirih menyinyir, ketika itu terlintas dalam bayang semu nyataku, wajahmu yang kini telah pergi dari hadapku, sungguh sesal, batinku merintih "andaikan aku tak menduakanmu, mendustakan cinta ini, mungkin kau tak akan pergi secepat ini" .

"sayang, kenapa kau membunuh jiwa mu sendiri dengan sebilah pisau, kau lepas paksa nyawamu pergi dengan harapan kau mampu obati rasa sakitmu dan rasa kecewamu padaku", kataku sesal lirih dalam batin sesal sedih.

sejenak lamunanku terjaga, merinding membelai bulu kuduk ku.

kini tak hanya bayangmu yang melintas, namun nyatamu yang tak lagi bernyawa, kau menatapku tajam, seolah memendam dendam yang amat sangat dalam. "maafkan aku sayang, aku tak bermaksud seperti itu, aku masih sangat mencintaimu" kataku merintih merinding padanya

dia hanya terdiam dan masih menatapku tajam, semakin ia mendekatkan langkahnya padaku lantas memegang wajahku yang menciut karnanya, "jaga anak kita mas, jangan kau sakiti dia seperti kau menyakitiku, mungkin ini memang takdirku" katanya menangis tersenyum.

ketika wujud nyata istriku pergi, anakku Dinda menangis menjerit meminta susu, lantas ku berlari dari tempat duduk depan rumahku menuju kamar anakku, "kenapa sayang?" tanyaku heran "ayah mana ibu" tanya nya dengan nada terbata sedikit tak jelas. Dinda terdiam, dia seperti memikirkan sesuatu yang tersirat dalam hatinya,

Lantas ia terbangun dan langsung mengejar suara hatinya yang mengatakan ibu pulang, dia berlari sambil berteriak "iiibbbbbbbbbbbuuuuu, Dinda kangen ibu", dia terus berlari sesampai habis air mata, tetap tak terdiam. Ku coba menenangkan dengan lembut, "sayang, Ibu mu sudah pergi, dia di panggil Yang Maha Esa, pasti ibu lagi bahagia di surga." Sejenak Dinda terdiam,

"Ibu pergi kemana ayah?"

"Surga, dinda"

"Surga itu di mana ayah?"

"Surga itu ada di langit, dan jauh di sana"

"Aku mau ikut ibu ke surga ayah, Dinda kangen ibu"

Aku terdiam, ketika Dinda meminta menyusul ibunya,

"Sayang, anakku yang cantik, imut dan pinter, Dinda nggak bisa menyusul Ibu ke surga"

"Begitu ya ayah"

"Iya sayang"

Dinda terdiam, sedikit bingung kelihatannya.

"Ya sudah sayang, sekarang Dinda minum susu dulu yah"

"Iya ayah" jawabnya singkat.



Aku terpaku menatap pilu anakku. Tak terasa butiran air mata tersembul dari mataku. Cepat cepat ku palingkan muka darinya.

"Ya Allah, maafkanlah semua khilafku" jeritku membathin.

Kembali lagi kutatap wajah ayu anakku. Wajah yang halus jauh dari lingkaran dosa. "Dinda.. Bobo lagi yuk sayang.. Hari dah malem, besok kita bermain main lagi."Pintaku pada dinda. " Ayah.. Apakah ibu juga kan menemani tidurku?"

"Iya sayang." Sambil kubelai rambutnya.

"Tapi kata ayah ibu sekarang di surga, terus dari mana datangnya ibu ayah?"

"Hmm" Sambil menghela nafas panjang aku pun mencoba mencari jawaban yang jujur membuat aku bimbang,karena aku sendiri tak yakin dengan jawabanku.

"Sayang..(Sembari ku belai lembut rambutnya) kalau kamu ingin ibu menemani tidurmu, sekarang dinda berdoa sama Allah agar ibu mau datang di mimpi Dinda." Jawabku mengucur begitu saja.

"Benarkah ayah, apakah Allah akan mengabulkan doa dinda?"

Tanya dinda.

"Insya Allah sayang, kalau Dinda berdoa sungguh sungguh Allah akan mengabulkannya."

"Baiklah ayah, Dinda akan berdoa sama Allah."

"Ya Allah, Dinda kangen sama ibu, Dinda ingin banget ibu temani bobo Dinda, kata ayah ibu juga mau datang ke mimpi Dinda, apa betul ya Allah? Allah, Kabulkan doa dinda ya, amien. terima kasih Allah." Seraya tersenyum tulus. "Ya Allah Tak kuasa lagi ku bendung air mata ini." Kata ku dalam hati. Air mataku tak bisa lagi kusembunyikan dari bidadariku, aku hanya bisa tertunduk dan memaki diriku dalam hati."Semua ini salahku..semua salah ku!"

"Ayah, Kenapa ayah menangis? Dindakan sudah berdoa sama Allah, supaya ibu datang di mimpi dinda, oh ya ayah, nanti ayah juga datang ya, kita jalan-jalan bersama ya ayah." Kata dinda memanja.



"ya sayang..insya allah ayah datang di mimpi dinda.."kata tercekat menahan sesak..

"benar ya ayah.."kata Dinda berbinar sambil mencium lembut pipiku dan aku hanya bisa menganggukan kepala seraya menyeka mendekap erat anakku.

"ayah.. dinda pengen dinyanyiin sebelum bobo, kaya ibu nyanyiin buat dinda, mau ya ayah. ayah tau kan lagunya?" rajuk dinda padaku..

"lagu yang mana sayang?" tanyaku lagi.

"itu ayah, lagu yang biasa ibu nyanyiin, yang kata ibu itu lagu kesukaannya, lagu jawa ayah." jelas dinda. sambil ku ingat lagi memori yang telah ditanam oleh kekasihku ke dalam benak anakku. "lagu apa dan yang mana?" gumamku..

"yang ada lelo lelo itu yah, ayo dong yah" kata Dinda mulai tak sabar. "kekasihku dalam sekali rasa yang kau tinggalkan pada kami, hingga ku sakit merasakannya." Gumamku dalam hati

"baiklah sayang ayah coba ya, tapi mungkin tak sebagus ibu, dengerin ya sayang." sambil ku rebahkan badanku disebelah anakku.

"hmm" ku ambil nafas panjang tuk menguatkan batinku. sambil ku elus lembut rambutnya, aku mulai mendendangkan kidung penghantar tidur anakku. aku mulai menyanyi "tak lelo lelo lelo ledung, cup meneng ojo pijer nangis, anakku sing ayu rupane, yen nangis ndak ilang ayune. tak gadang biso urip mulyo, dadio, wanito utomo, luhurke asmone wong tuo, dadio pandekaring bongso" lambat laun suaraku pun hilang terbawa dalam lelap. sunyi malam kian menghantar semua angan kedalam lingkaran harapan. bagai terasengat listrik tegangan tinggi aku terkesiap, ternyata aku sudah melangkah ke dimensi yang lain. alunan kidung tadi telah membawa lelapku masuk ke dalam sebuah negri impian, entahlah aku berada dalam mimpiku atau mimpi anakku. Ajaib dari kejauhan kulihat dinda sedang bercengkrama dengan seorang wanita, belum jelas siapa wanita itu, karena mataku masih samar menangkap sosoknya..



Sponsored Links
Space available
Post Reply




Switch to Mobile Mode

no new posts