Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 19th December 2010
dikzzz's Avatar
dikzzz
Moderator
 
Join Date: Jul 2010
Posts: 4,960
Rep Power: 59
dikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophet
Default >> Ajang Bakat Anak Berprestasi Hanya Sebatas Tren <<

Minggu, 19 Desember 2010 - 12:11 wib


SUTRADARA teater Nano Asmorodono yang juga penggagas acara bertajuk �Biennale Anak� sebuah ruang seni dan budaya khusus buat anak di Yogyakarta, memberikan pandangannya tentang booming acara kontes bakat anak di televisi.

�Fenomena yang ditemukan dalam lomba lukis tersebut juga terjadi di banyak bidang lain. Orangtua kerap mengikutsertakan anaknya berbagai lomba atau casting dan melakukan apapun agar anaknya menang. Orangtua memaksakan kepentingannya sendiri, sampai-sampai kebutuhan anak justru tidak diperhatikan! Harusnya orangtua bisa mengenali bakat anaknya dengan terlebih dulu melupakan tren yang sedang berlaku,� katanya.

Hal ini diangguki Christine, �Tren membuat orangtua tidak sensitif terhadap bakat dan minat anak. Kalau orangtua sudah tidak peduli tren, baru bisa melihat minat anaknya dan dalam bidang apa anak itu bisa belajar dengan cepat. Sesuatu yang bisa dipelajari dengan cepat selain karena pengaruh bakat biasanya memang hal itu sesuai yang diminati anak.�

Prestasi itu perwujudan dari bakat dan kemampuan. Bakat merupakan kemampuan bawaan yang berupa potensi. Namun walau potensi ini sudah ada di dalam diri, tetap butuh latihan dan pengembangan terus-menerus. Jika bakat tidak dilatih dan dikembangkan, maka tidak mendatangkan manfaat apapun bagi anak. Jadi kalau sudah ketemu, bakat itulah yang perlu dikembangkan tanpa melupakan pelajaran lainnya.

�Cara menemukan bakat, biarkan anak-anak bermain, bermain menjadi pelukis, artis, penyanyi, penari, presiden, whatever!� imbuh Nano.

Jangan Mendikte Anak!

Konon saat lomba-lomba berlangsung, banyak sekali orangtua yang ikut heboh. Ada yang menjadi kuda bisik (orang yang membisikkan kalimat yang terlupakan oleh pemeran dalam pentas teater) alias memberi instruksi kepada anak, mendikte apa saja yang harus dilakukan.

�Kebiasaan mendikte dapat berakibat buruk saat anak dewasa. Mereka bisa menjadi individu yang ketergantungan karena terbiasa dikendalikan orangtua. Mereka tidak mampu menjadi problem solver yang baik saat menghadapi masalah serta kurang piawai mengambil keputusan khususnya yang berkaitan dengan diri sendiri,� terang Christine.

Bahkan, ada orangtua yang memaksa untuk melanjutkan lomba padahal anaknya sudah menangis kebosanan dan ingin pulang. Parahnya, beberapa orangtua ketakutan anaknya kalah hingga melayangkan protes sambil marah-marah saat anaknya tidak keluar sebagai pemenang.

�Menghadapi amukan orangtua pasti membuat anak shock dan sedih karena merasa bersalah tidak bisa membanggakan keluarga. Padahal sikap orangtua berpengaruh besar pada pemberian nilai, pengetahuan dan perilaku anak. Anak akan meniru dan mengembangkan sifat pemarah jika memiliki orangtua yang pemarah. Mereka bereaksi dengan ekspresi yang sama dengan orang yang diamati, misal anak kerap melihat orangtuanya marah jika tak berhasil memeroleh apa yang diinginkannya, pasti mereka akan memelajari hal yang sama,� jelas Christine.

Masih menurut Christine, orangtua yang hanya mendesak anaknya meraih prestasi terus-menerus tanpa mendukung di tengah kegagalan sama halnya dengan menggiring anak untuk menyimpan kemarahan dan kekecewaan. �Terlebih jika cara motivasi yang dipilih adalah menakut-nakuti anak dengan segala jenis hukuman kalau mereka gagal menjadi juara. Anda jelas melakukan hal yang salah! Akibatnya anak justru tidak dapat mengeluarkan potensinya secara maksimal karena terbebani dengan �ancaman� orangtua,� urainya.

Berdasarkan pengamatan, sebagian besar orangtua yang kekeuh melibatkan anaknya dalam berbagai lomba dimotivasi oleh egoisme belaka. Orangtua semata-mata berupaya memenuhi impian masa kecil mereka yang tidak terwujud. Misalnya ingin jadi artis atau pebalet tapi tak kesampaian, maka saat memiliki anak jadi terobsesi membentuk anak menjadi seperti yang diinginkan saat kanak-kanak dulu. Hal ini sangat tidak adil, orangtua meletakkan beban yang tidak seharusnya di pundak anak!

Seharusnya orangtua sadar bahwa kemenangan adalah nomor terakhir dalam urutan daftar manfaat yang bisa diambil dari mengikuti kompetisi. Kalah pun pantas diletakkan satu nomor di atas menang. Karena dengan kalah, anak dan orangtua dapat belajar menerima kenyataan dan berusaha introspeksi diri membenahi kekurangan yang ada tanpa harus sinis menanggapi kemenangan anak lainnya.

Jika tak ada pemaksaan, sesungguhnya ajang lomba mendatangkan manfaat, baik untuk si kecil maupun orangtua.

�Contohnya melatih kemampuan motorik bayi pada lomba merangkak atau menggapai sesuatu hingga garis finis. Melatih keberanian si kecil untuk menghadapi tantangan lomba dan bertemu orang baru. Kesempatan si kecil untuk bersosialisasi dengan anak seusianya dan orang dewasa selain keluarganya. Orangtua pun punya kesempatan bersosialisasi dan bertukar pengalaman dengan orangtua lainnya yang memiliki anak seusia. Yang tak kalah penting ialah mempererat bonding serta lebih mengenal minat dan bakat anak,� tutup Christine.

Do & Don�t Competition:

1. Ikuti lomba sesuai kemampuan anak. Kategori usia biasanya jadi patokan, tapi ingat perkembangan bayi tidak selalu sama! Jadi, kenali kemampuan anak Anda.
2. Bila ada beberapa lomba, pilih yang paling cocok untuk si kecil. Anak tak harus mengikuti lebih dari satu lomba dalam satu hari agar tidak kelelahan. Akan lebih nyaman bila Anda ikuti lomba yang hanya meminta mengirimkan foto.
3. Hindari lokasi lomba yang terlalu jauh karena bayi sudah lelah di perjalanan sebelum ikut lomba.
4. Jangan lupakan perlengkapan bayi, seperti baju ganti, termasuk jaket dan makanannya. Anda tidak pernah tahu bagaimana perlombaan itu akan berlangsung, sebaiknya Anda siap dengan segala kemungkinan!
5. Saat lomba, perhatikan kondisi anak utamanya jika masih bayi. Bisa saja lomba berlangsung saat jam tidur si kecil. Jangan memaksa bayi untuk tetap ikut lomba bila ia sudah lapar, capek atau mengantuk.
6. Untuk jenis lomba kemampuan motorik, cermati dan pastikan area perlombaan aman untuk bayi. Waspada juga dengan keberadaan orang asing!
7. Terkadang peserta membludak hingga suasana ramai, bising, atau panas, dapat membuat anak rewel. Bagi tugas dengan pasangan untuk mengurus pendaftaran, sementara Anda menunggu di tempat lain yang nyaman.
8. Hindari memaksa bayi menyelesaikan perlombaan di luar kemampuannya, misal mendorong-dorong bayi agar terus merangkak saat berlomba.
9. Memakaikan kosmetik agar anak tampil menarik, seperti perona pipi, bedak bahkan lipstik, padahal itu untuk orang dewasa dan tidak cocok untuk kulit bayi.
10. Jangan memakaikan kostum yang menyiksa seperti kostum strawberry atau teddy bear. Memang tampak lucu saat difoto, tapi bila dikenakan terlalu lama bisa membuat si kecil kepanasan, kulit iritasi serta sulit bergerak.
11. Jangan memberi makan berlebih atau suplemen penambah nafsu makan agar bayi Anda tampak montok atau gemuk sesuai persyaratan lomba. Bayi gemuk tidak identik dengan sehat!

Sumber :



regards,

dikzzz

  #2  
Old 20th December 2010
kalau's Avatar
kalau
Member Aktif
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 164
Rep Power: 0
kalau is Ceriwis Prophetkalau is Ceriwis Prophetkalau is Ceriwis Prophetkalau is Ceriwis Prophetkalau is Ceriwis Prophetkalau is Ceriwis Prophetkalau is Ceriwis Prophetkalau is Ceriwis Prophetkalau is Ceriwis Prophetkalau is Ceriwis Prophetkalau is Ceriwis Prophet
Default

yah memang perbedaannya tipis bgt antara mengexplorasi bakat anak ma mengexploitasi anak..
  #3  
Old 21st December 2010
dikzzz's Avatar
dikzzz
Moderator
 
Join Date: Jul 2010
Posts: 4,960
Rep Power: 59
dikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophetdikzzz is Ceriwis Prophet
Default

Quote:
Originally Posted by kalau View Post
yah memang perbedaannya tipis bgt antara mengexplorasi bakat anak ma mengexploitasi anak..
lg trend pada saat2 ini ndan.,,bnyak stasiun tv yg nyelenggarain nya
Sponsored Links
Space available
Post Reply

« Previous Thread | Next Thread »



Switch to Mobile Mode

no new posts