FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Rabu, 5 Januari 2011 - 08:15 wib
![]() YOGYAKARTA - Warga Yogyakarta, Selasa (4/1/2011) siang, dikejutkan dengan fenomena pelangi mengelilingi matahari. Fenomena yang biasa disebut dengan halo matahari ini terlihat begitu jelas di langit Yogyakarta sekira pukul 10.15 WIB hingga 11.15 WIB. Fenomena langka tersebut langsung menarik perhatian warga. Banyak orang yang menyempatkan diri untuk menyaksikannya. Sebagian juga berusaha mengabadikan peristiwa alam ini dengan menggunakan kamera ponsel ataupun kamera digital. Banyak yang terkagum-kagum menyaksikan fenomena alam ini. Namun tidak sedikit pula yang merasa khawatir bahkan panik dan menganggap peristiwa ini sebagai sebuah pertanda tidak baik. Bagi orang awam peristiwa ini memang meresahkan, karena mereka tidak mengetahui hal tersebut sebenarnya sebuah fenomena alam biasa. Prof Dr Sudibyakto, M.S, pengamat iklim UGM, menyampaikan fenomena halo Matahari adalah fenomena yang biasa terjadi. Fenomena ini tidak ada kaitannya dengan peristiwa bencana alam seperti gempa bumi misalnya. Halo yang terlihat melingkar Matahari tersebut merupakan hasil pembelokan cahaya Matahari oleh partikel uap air di atmosfer. Halo terbentuk karena dispersi butir-butir es atau air pada awan sirrus oleh sinar ultraviolet. Lebih lanjut dikatakan Sudibyakto, pada saat musim hujan partikel uap air ada yang naik hingga tinggi sekali di atmosfer. Partikel air memiliki kemampuan untuk membelokkan atau membiaskan cahaya Matahari, karena terjadi pada siang hari, saat posisi Matahari sedang tegak lurus terhadap Bumi, maka cahaya yang dibelokkan juga lebih kecil. "Itu sebabnya yang tampak di mata masyarakat yang kebetulan menyaksikannya adalah lingkaran gelap di sekeliling Matahari,�urainya. Ditambahkan Sudibyakto, halo Matahari sebenarnya sama dengan proses terbentuknya pelangi pada pagi atau sore hari setelah hujan. Lengkungan pelangi sering terlihat di bagian bawah cakrawala karena partikel uap air yang membelokkan cahaya Matahari berkumpul di bagian bawah atmosfer. Di sisi lain, pada pagi atau sore hari Matahari pun masih berada pada sudut yang rendah. �Pada posisi yang miring ini, kemampuan partikel air membiaskan cahaya lebih besar, sehingga warna-warna yang muncul juga lebih lengkap,� tandasnya. Pada siang hari, lanjutnya, saat Matahari pada posisi tegak lurus terhadap Bumi, kemampuan pembelokan cahaya menjadi rendah sehingga warna yang terlihat sangat terbatas. Warnanya terlihat gelap karena pandangan ke arah Matahari juga terhalang debu. Sedangkan di pagi hari, saat udara masih bersih, yang tampak adalah warna kemerahan. sumber : Spoiler for sini:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
d bandung jg pernah nih ndan terjadi kejadian seperti ini kmrin2..
|
#3
|
||||
|
||||
![]()
ane kmrn jg liat loh... kereeennn....
![]() difoto jg deh.. ![]() |
#4
|
||||
|
||||
![]()
dibatam penah kejadian, tp gpp kok ndan
|
![]() |
|
|