VIVAnews - Masalah intoleransi keberagaman yang terjadi di Indonesia belakangan ini ternyata tidak luput dari perhatian Duta Besar AS, Scot Marciel. Menurutnya, hal tersebut bisa ditekan jika pihak berwenang sanggup bertindak tegas.
"Di setiap negara, pasti ada yang namanya konflik keberagaman. Di AS sendiri juga ada individu atau kelompok yang memiliki intoleransi terhadap keberagaman. Kasus seperti ini cukup sering terjadi," kata Duta Besar Marciel di Jakarta, Kamis 5 Juli 2012.
Sebagai negara demokrasi, lanjutnya, AS menghormati kebebasan berbicara baik kaum mayoritas maupun kaum minoritas. Mereka berhak mengutarakan pendapat mereka dalam ranah publik, selama tidak menggunakan aksi kekerasan.
"Jika ada yang berbuat anarkis, maka pelakunya akan ditindak sesuai hukum yang ada. Kami tidak pandang bulu pelakunya dari kaum mayoritas atau minoritas. Kekerasan jelas bukan bentuk demokrasi," ujarnya.
Dia juga menyayangkan sikap dari silent majority yang cenderung pasif sehingga silang pendapat yang terjadi kerap berujung kericuhan. "Di mata saya, Indonesia adalah negara yang toleran. Sayang sekali jika kekerasan yang berasal dari intoleransi ini terus dibiarkan," tuturnya. (ren)
� VIVAnews