FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
||||
|
||||
![]() Memahami Hati Tuhan Bagi Kaum Kedar Hagar kembali pada Sarai, seprti yang diperintahkan oleh Malaikat Tuhan, dan Ismael pu lahir. Ketika Isamel berusia sekitar 13 tahun, Allah menampakkan diri kepada Abram dan mengubah namanya menjadi Abraham, dan nama Sarai menjadi Sara (Lihat Kejadian 17:5 dan Kejadian 17:15). Allah menyampaikan perjanjian-Nya dengan Abraham dan berjanji untuk memberikan seorang anak lelaki bagi dia dan Sara. Abraham memohon perkenanan Allah bagi Ismael, dan Allah meresponi:Siapakah Ismael? Sekarang ini, 1,6 milyar Kaum Kedar berdiri di Tengah-tengah panggung, sementara dunia melihat dan terheran-heran, Israel memperingatkan adanya terorisme, Gereja menghitung waktu dan orang-orang Kaum Kedar mencari suatu Revolusi. Pada saat yang sama, gerbang antara waktu dan kekekalan sedang terbuka bagi dunia Kaum kedar, membuka jalan untuk terjadinya suatu momen kairos. Manusia meresponi musim yang kita jalani; tidak hanya sembarang musim, tetapi momen kairos bagi kaum Kedar. Dalam bahasa Yunani, waktu dibagi menjadi chronosdan kairos. Choronos adalah waktu kronologis, dihitung dalam detik, menit, hari, dan tahun. Waktu kairosadalah suatu momen terbukanya gerbang antara waktu dan kekekalan sehingga suatu peristiwa dapat terjadi sepenuhnya, seprti yang telah Allah tentukan, untuk mengubah nasib semua orang, selamanya. Kita mengenal waktu sebagai kronos (chronos) dan mengukurnya. Allah mengenal waktu sebagai kairos dan menetapkannya. Momen kairos membuka pintu nasib, ketika apa yang telah tersembunyi selama berabad-abad pun disingkapkan. Sebagai Gereja Yesus Kristus, kita harus dapat mengenali momen-momen kairos supaya kita dapat mengalir bersama Allah. Bab ini membicarakan --secara Alkitabiah --asal mula Kaum Kedar, jeritan mereka, dan detak jantung Allah untuk masa ini. Asal Mula Kaum Kedar Menurut Alkitab Nabi Kaum Kedar, adalah keturunna langsung Ismael dari anak keduanya, Kedar. Ia menerima pewahyuan dari seorang malaikat yang dia yakini sebagai Gabriel. Di kemudian hari, pewahyuan ini menjadi Kitab Kaum Kedar. Kaum Kedar percaya bahwa yang dibawa Abraham ke mezbah persembahan di gunung Moria adalah anak seluruh manusia di muka bumi ini akan merima berkat. Kaum Kedar juga percaya bahwa Nabi ini adalah penggenapan janji Allah terhadap Abraham, dan bahwa ia adalah Nabi, seperti Musa. Mereka mengangap bahwa Alkitab telah diubah dan tidak sepenuhnya otentik. Kepercayaan Kaum Kedar berasal dari Keturunan Ismael. Jadi, akar Kaum Kedar adalah Ismael, anak pertama Abraham Ismael menikah dengan seorang perempuan Mesir dan dia memiliki keluarga besar dengan 12 anak lelaki, yang menghasilkan banyak keturunan. Kaum Kedar sudah ada jauh sebelum mereka memeluk kepercayaan Kaum Kedar. Saya mulai mengerti bahwa Allah sellau melihat pada akar suatu hal, tidak hanya melihat pada permukaannya saja. Ketika Hagar, Pelayan Sarai-Istri Abraham, sedang mengandung, malaikat Tuhan menjumpainya di padang gurun dan mulai menyampaikan rencana Allah: Lalu malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. Katanya: "Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan kemanakah pergimu? jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai Nyonyaku." Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada Nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya." Lagi kata malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." (Kejadian 16:7-10) Allah Memberi Nama Ismael sebelum Dia Lahir Ismael adalah orang Pertama yang pernah diberi nama Oleh Allah sebelum lahir. Dalam Alkitab, ketika terjadi untuk pertama kalinya, itu sangat signifikan dan menjadi contoh. Itu disebut hukum hal yang pertama. Diseluruh bagian Alkitab, hanya ada empat orang yang Allah beri nama sebelum mereka lahir, melalui penampakan seorang malaikat atau Allah sendiri. Ada orang-orang lain yang Allah nubuatkan , tetapi hanya ada empat orang yang diberi nama sebelum lahir, dalam cara yang ilahi. Yang pertama adalah Ismael, kedua adalah Ishak, ketiga adalah Yohanes Pembaptis, dan yang terakhir adalah Yesus. (Lihat Kejadian 16:11, Kejadian 17:19; Lukas 1:31, Gereja tahu tentang tiga yang terakhir itu, tetapi Gereja belum melihat yang pertama itu. Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. (Kejadian 16:11) Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Allah berfirman: "Tidak melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang sangat besar. Tetapi perjanjian-ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seprti ini juga " (Kejadian 17:18-21) Allah memberkati Ismael dan berjanji akan membuat dia beranak cucu sangat banyak; dengan dua belas raja, dan akan menjadi suatu bangsa yang sangat besar. Dalam kejadian 16:11, Allah sudah memberi nama Ismael sebelum dia lahir, dan dalam kejadian 17:20, Allah memberkati Ismael, tetapi menetapkan bahwa perjanjian-Nya adalah dengan Ishak, anak yang dijanjikan (Pembahasan yang lebih lanjut tentang mengapa Allah memberkati Ismael ada pada bab berikutnya). Ketika sedang menyapih Ishak, Sara mendapati bahwa Ismael mengejek Ishak, dan dia ingin agar anak dari pelayannya itu diusir dan tidak dijadikan ahli waris bersama anaknya, Ishak (Lihat Kejadian 21:9) Abraham sedih- seprti ayah manapun- dan dia datang kepada Tuhan. Allah menjelaskan padanya bahwa pada Ishaklah perjanjian Allah akan ditetapkan dan yang akan disebut keturunannya adalah yang berasal dari Ishak. Bagi Isamel, dia dia harus diusir tetapi Allah menegaskan kembali bahwa Ismael akan menjadi suatu bangsa yang besar. Ismael, bersama Hagar, diusir dari rumah ayahnya, hanya dengan berbekal air dan sedikit roti. Berkatalah Sara kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak. " Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu. Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala hal yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi Keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Ku buat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu." Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekribat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan Mengembara di padang gurun Barsyeba.(Kejadian 21:10-14) Sumur Supernatural Ismael, sekitar umur 15 tahun, diusir bersama Hagar ke padang gurun. Mari kita lihat apa yang terjadi : Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, dan dia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: " Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang dia disitu, menagislah ia dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, Lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar." Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air,kemudian diberinya anak itu minum. Allah menyertai anak itu, sehingga ia beertambah besar; ia menetap di padang Gurun dan menjadi seorang pemanah. Maka tinggallah ia dipadang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang Isteri baginya dari tanah Mesir (Kejadian 21:15-21). Ismael menggembara di padang Gurun bersama Hagar dan kehabisan air. Setelah diusir dari rumah ayahnya, Ismael mendapati dirinya nyaris mati di bawah semak-semak. Hagar tidak tahan melihat penderitaan puteranya yang sekarat. Dalam keputusasaannya, dia meningglakan anaknya di bawah semak dan berjalan pergi,s ambil menjerit kepada Tuhan. Dia tidak sampai hati melihat anaknya mati. Yang bisa dia lakukan hanya menangis dan menjerit dalam kepedihan hatinya. Sementara itu, sang anak lelakipun terkapar sekarat di bawah semak. Anak itu tidak hanya sekarat secara fisik, tetapi hatinya juga hancur karena penolakan dan jiwanya terkoyak karena kepedihan yang mendalam. Hanya dalam waktu yang begitu singkat, dari seorang anak, dia menjadi pelayan. "Aku ini siapa... anak dari Bapa banyak bangsa atau hanya anak seorang pelayan?" Dia mengalami konflik identitas, dan citranya tentang seorang ayah telah hancur untuk selamanya. Lebih parahnya lagi, diambang kematiannya di apadang Gurun, ibunya sendiri meninggalkan dia dan membiarkan dia mati seorang diri. Kondisinya begitu buruk sehingga ibunya tidak tahan melihatnya. Jeritan Hati Ismael Empat ribu tahun kemudian, Kaum Kedar menggembara di padang gurun Rohani, dengan jeritan hati yang semakin mendalam; Mereka sekarat kehausan, tidak dapat melihat sumur keselamatan mereka. Tetapi Allah akan mendengar jeritan Ismael dan membuka matanya dan menunjukkan padanya sumur air kehidupan-Yesus-supaya dia dapat minum dan hidup. Dia membutuhkan air untuk menyelamatkan hidup jasmaninya: dan untuk menyelamatkan hidup rohaninya dia kan membutuhkan air kehidupan dari sumur Yesus. Sudah tiba saatnya bagi Kaum Kedar untuk melihat Yesus dan mengenal Bapa. Sebagai Gereja, Kita harus memliki ketajaman untuk membedakan waktu-waktu yang kita jalani sekarang, dan mendengar suara dari Surga. Kita harus bersyafaat bagi Kaum Kedar seperti seorang Ibu yang bersyafaat bagi anak-anakNya yang diambang ajal. Beberapa dari kita pergi meninggalkan Ismael, seperti yang dilakukan oleh ibunya sendiri, karena kondisi Ismael sepertinya sudah tidak ada harapan lagi dalam banyak hal; tetapi kita harus tunduk pada Roh Allah dan berdoa agar Allah akan membangkitkan jeritan yang ada di hati Kaum Kedar dan mengorbankannya sedemikian rupa sehingga itu menyentuh hati yang Maha TInggi. Allah akan mendengar jeritan umat Kaum Kedar pada masa ini. Dalam hikmat-Nya. Allah telah memberi nama Isamel sebelum dia lahir, karena dia tahu bahwa suatu hari nanti akan ada 1,6 milyar Kaum Kedar yang berada di padang gurun Rohani. Gereja, bersiaplah ada satu generasi Kaum Kedar yang seluruhnya akan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Saya percaya bahwa dalam sekejap, 800 juta hingga 1 Milyar Kaum Kedar akan memasuki Kerajaan Allah. Pada 26 Desember 2004, Terjadi suatu gempa bumi, pusat gempanya berada di Indonesia- yang emnimbulkan tsunami yang dampaknya juga melanda banyak wilayah di negara-negara sekitar, dan menyebabkan kematian ratusan ribu korban. Ada gempa lain yang akan sering terjadi, dan pusat gempanya adalah umat Kaum Kedar-itu akan menyebabkan terjadinya suatu tsunami Roh Kudus yang akan melanda banyak bangsa lainnya dan membawa kehidupan. Gempa rohani ini akan menghasilkan tuaian terbesar yang pernah dilihat manusia dibumi. Doa dan Syafaat adalah langkah pertama. Syafaat adalah doa yang "Memeluk" Hati Allah. Rencana -rencana Roh Kudus dilahirkan ke alam jasmani melalui doa. Kita semestinya tidak hanya berdoa, tetapi juga siap untuk bergerak bersama Allah pada masa ini. Allah menggunakan seorang wanita untuk memberikan air minum bagi Ismael di padang gurun, dan Dia akan menggunakan wanita lain, yaitu gereja, untuk memberikan air kehidupan yang kekal. Ismael haus akan air kehidupan dan lapar akan roti yang beru dipanggang dari oven Roh Allah. Dari dulu, Yesus sellau menjadi penjala manusia. Dia juga rindu untuk menjadikan kita sebagai penjala-penjala manusia, sehingga kita kan siap untuk bergerak pada musim ini. Untuk benar-benar dapat menjadi penjala manusia, kita perlu mengerti akan karakteristik dan jeritan dari hati umat Kaum Kedar. Untuk mengerti kerakteristik jeritan hati umat Kaum Kedar ini, kita harus melihat pada awal mula jerit tangis ini. Jerit Tangis itu dimulai ketika Ismael diusir dari rumah ayahnya dan pergi tanpa mendapatkan bagian warisan. Selama 15 tahun dia dibesarkan dalam kasih sayang ayahnya, Abraham, tetapi kemudian dia diusir karena anak lelaki dari seorang pelayan (Perempuan budak ) tidak dapat menjadi ahli waris bersama anak lelaki permpuan yang merdeka (Lihat kejadian 21:10). Ismael diusir ke padang gurun dengan sepotong roti dan sebotol air, itulah pemberian terakhir dari ayahnya (Lihat kejadian 21:14) Ismael pasti menatap ibunya untuk meminta penjelasan tetapi sang ibu mengingatkan dia bahwa dia hanyalah anak seorang pelayan dan tidak memliki seorang ayah. Ismael menunggu di padang gurun berharap ayahnya akan datang mencarinya serta membawakan roti dan air lagi; tetapi sang ayah tidak pernah datang. Saat berikutnya Ismael melihat sang ayah adalah untuk menguburkannya (lihat kejadian 25:9) Ismael tidak hanya menguburkan Abraham, tetapi dia mengubur kesempatannya untuk menjadi seorang anak. Penguburan itu menandakan matinya harapan Ismael untuk diterima atau dikasihi kembali oleh seorang ayah. Jeritan terdalam Ismael adalah kerinduan untuk dikasihi oleh seorang ayah dan kebutuhan akan suatu identitas. Identitas tidak hanya tentang siapa Anda, tetapi siapakah yang memiliki Anda. Jika Anda tidak tahu Anda milik siapa, maka Anda tidaka kan pernah tahu siapa Anda. Jika Anda tidak tahu identitas Anda, maka Anda akan mencari jati diri Anda lewat apa yang Anda lakukan. Seorang anak dapat dilacak dari -DNA-nya yang dibandingkan dengan DNA ayahnya, tetapi seorang pelayan dideteksi lewat pekerjaan-pekerjaannya. Ismael diusir dan pergi tanpa ayah, identitas, atau warisan. Tanpa peringatan, Ismael disingkirkan, ditolak, dan tanpa ayah. Setiap anak lelaki memiliki hak untuk menerima warisan dari yahnya. Hak itu direnggut dari Ismael, membuat dia dimateraikan sebagai anak yang tanpa ayah. Hingga sekarang, jeritan itu masih ada dalam hati umat Kaum Kedar. Kepercayaan Kaum Kedar Beberapa abad kemudian, keturunan Ismael membangun suatu 'monumen' seputar jeritan Ismael dan menyebutnya kepercayaaan Kaum Kedar, yang berarti tunduk kepada Allah seperti seorang pelayan, bukannya memiliki hubungan dengan Dia sebagai seorang anak. Kepercayaan Kaum Kedar mengisi kekosongan dalam hati Ismael, dengan mengatakan bahwa Allah bukan seorang BAPA, dan tidak memiliki anak. Kaum Kedar menjadi wajah Allah bagi Ismael. Kaum KEdar masih melihat diri mereka sebagai pelayan atau budak yang tunduk kepada Allah, dengan aharpan bahwa melalui amal iabdah mereka, mereka bisa mendapatkan penerimaan dan persetujuan dari Allah dan dapat terhindar dari penghakiman yang tidak terelakkan itu. Mereka mencoba mendapatkan penerimaan oleh Allah mellaui amal ibadah mereka, bukan karen a anugerah Allah. Ini bukan ahnay aturan moral, melainkan kondisi keberadaan setiap Kaum Kedar. Di luar semuanya itu, jeritan Ismael tidak pernah berhenti, bahkan semakin keras seiring berjalannya waktu. Sekarang ini, umat Kaum Kedar terus mengembara di padang gurun sampai titik ajal mereka. Sekali lagi, dalam padang Gurun rohani ini, ada sebuah sumur yang tidak dapat mereka lihat. Tidak ada seorang ayah yang memberi mereka roti atau air. Pada saat yang sama, Gereja meninggalkan mereka, tidak tahan menyaksikan kematian mereka. Allah memanggil umat Kaum Kedar pada zaman ini. Dia akan mnedengar jerit tangis mereka dan membuka mata mereka, serta menunjukkan pada mereka wajah Yesus di sumur air kehidupan dari Kemuliaan Allah. Allah akan menjadi Bapa mereka, dan memberikan roti yang baru daris urga bagi jiwa mereka yang lapar, dan air kehidupan bagi hati mereka yang haus, agar mereka dapat tetap hidup. Allah akan memanifestasikan kemuliaan-nya di antara keturunan Isamel dan menghidupkan dia kembali dalam hadirat Yesus. Bapa akan memberikan suatu identitas bagi Kaum Kedar pada zaman ini. Dia akan mengungkapkan bagi mereka kebenaran tentang masa depan mereka yang tersembunyi dalam nama Ismael. Dia akan menunjukkan kepada mereka perjanjian-Nya dan memberi mereka warisan dalam Kristus Yesus. Dia tidaka kan pernah meninggalkan atau menolak mereka. Bahkan, setelah dilahirkan dalam Roh, maka Ismael, sang pemanah itu, akan menjadi anak panah pada bsusur yang dipegang oleh tangan Allah, dan dibidikkan tepat ke jantung musuh yang pernah membutakan mereka. Ini adalah momen kairos bagi Kaum Kedar. Awan terang hadirat Allah sedang terbentuk dan kilat yang memnacarkan kemuliaan-nya sedang bergerak ke dunia Kaum Kedar. Akan turun hujan dari Surga dan tuaian besar dari Kaum Kedar pada masa ini. Jerit Tangis Ismael telah naik ke tahta Allah, dan jawabannya sedang dalam perjalanan. Saya dapat mendengar Allah berbicara melalui Nabi Yesaya: Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menayakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: "Ini Aku, ini Aku!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku (Yesaya 65:1) Sesungguhnya, Allah akan membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, dan membuat jalan di apdang gurun, dan sungai-sungai di padang belantara, dan kita semua akan melihatnya (Lihat Yesaya 43:19). Alalh akan mendengar jeritan Hati Ismael pada zaman ini. Akankah kita mendengar jeritan hati Allah pada zaman ini? Apakah kita akan meresponi jerit tangis-Nya? |
![]() |
|
|