|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Merindukan Sosok Soeharto
Adakah di antara kita yang merindukan tata tertib sosial ala Orde Baru rezim Soeharto? Saya pertanyakan hal ini karena kebetulan seorang teman secara gamblang mengatakan bahwa �rasa aman� tampaknya hanya bisa kita nikmati pada zaman orde baru. Sementara pada era reformasi sekarang ini, kekacauan sosial kerap terjadi. Pertanyaannya, masuk akalkah kerinduan dan nostalgia akan tata tertib sosial Orba tersebut? Sepintas lalu jawabanya barangkali �ya�. Mengapa? Coba kita lihat. Sekarang ini wilayah sosial-horizontal sedang mengalami kekacauan. Kebebasan yang menjadi salah satu nafas demokrasi ditafsirkan secara salah dan kebablasan. Konflik dan tindakan anarki yang berlabel agama, etnisitas, sektarian, dan absolutisme moral masih sering terjadi. Teroris semakin intens beraksi. Dari kondisi buram ini, tidak sedikit korban yang jatuh. Lantas, fakta-fakta yang memang nyata-nyata terjadi ini kemudian melogiskan sikap sebagian orang yang kembali bernostalgia dengan tatatertib sosial pada masa Orba. Ini tidak mengagetkan sebab pada masa Orba kekacauan sosial-horizontal relatif tidak terlihat. Namun, benarkan tidak terjadi kekerasan di sana? Di sinilah problemnya. Tatatertib sosial Orba tersebut sebetulnya sangat semu. Kalau kita mau jujur, kekerasan rezim yang dikomandani Soeharto itu jauh lebih masif dan bekerja bagaikan siluman. Aktor utamanya adalah angkatan bersenjata yang dikendalikan sendiri oleh Soeharto. Banyak aktivis yang hilang entah ke mana. Mulut-mulut kritis disumbat. Orde Baru (Orba), dalam takaran tertentu, memang telah menjadi sejarah kelam perjalanan bangsa ini. Rezim yang dikomandani Soeharto memiliki kekuasaan dan kekuatan penuh atas masyarakat. Segala macam kritik dan tentangan yang berasal dari luar rezim dilumpuhkan. Banyak aktivis dan mahasiswa disiksa dan hilang entah ke mana. Media yang kritis dibredel. Strategi kebijakan yang diambil pun hampir pasti represif. Pancasila sebagai ideologi negara ditafsirkan secara monopoli demi mendukung dan memberi legitimasi keputusan yang di ambil. Seluruh sumber daya produktif termasuk pengaturan dan pengalokasiannya dikendalikan sewenang-wenang. Rezim Orba juga langgeng karena didukung penuh oleh para petinggi dan elit politik negara yang �yes man� alias loyal, anggota keluarga, dan segelintir kaum kapitalis. Kekuatan oligarki yang sarat nuansa korupsi, kolusi, dan nepotisme inilah yang mengendalikan dan menjalankan ekonomi negeri ini. Semuanya berpusatkan dan berorientasi kepada Soeharto. Kekuatan oligarki inilah yang mengendalikan dan menjalankan ekonomi. Kemudian terbukti cengkeraman Orba yang berlangsung selama kurang lebih tiga dekade itu akhirnya membawa Indonesia memasuki masa-masa krisis finansial. Struktur ekonomi politik rezim ini pun ambruk pada Mei 1998. Dengan gambaran seperti di atas, menurut saya nostalgia terhadap model tata tertib sosial Orba ini tentu saja sangat berbahaya dan kontraproduktif dengan agenda reformasi. Memang masih banyak persoalan yang kita hadapi, khususnya pada tataran sosial-horizontal. Namun, itu tidak lalu membenarkan agar sistem otoriter yang pernah berlangsung selama 32 tahun harus kembali menjadi model bagi pengelolaan negara bangsa ini. Proses demokratisasi sedang berlangsung. Setiap masalah perlu diselesaikan dengan sejuk dan kepala dingin. Tidak dapat dipungkiri Soeharto memang telah berjasa bagi bangsa dan negara ini, misalnya terciptanya stabilitas dan keamanan dan pernah membawa Indonesia menjadi negara berswasembada beras. Hanya saja cacat politiknya tidak sedikit sebagaimana digambarkan di atas. Namun, dengan segala kekurangannya tersebut, kita harus tetap mengenang sosok kharismatis ini. Mengenang beliau harus dimaknai sebagai melihat apa yang baik dari praktek kekuasaannya dan mengabaikan apa yang merusak upaya demokratisasi di negeri ini. http://politik.kompasiana.com/2010/0...osok-soeharto/ ![]() Rakyat Rindu Zaman Soeharto Jakarta - Perayaan 1.000 hari meninggalnya mantan Presiden Soeharto di Solo dan Jakarta, disesaki oleh ribuan masyarakat. Apakah hal ini merupakan kerinduan rakyat terhadap kebangkitan keluarga Cendana? "Bukan pada sosok Soeharto atau anak-anaknya. Tetapi pada values atau nilai-nilai kepemimpinan pada zaman Soeharto," ujar pengamat politik Charta Politika, Yunarto Wijaya kepada detikcom, Kamis (22/10/2010). Yunarto menjelaskan nilai-nilai seperti harga pangan yang murah, tercukupinya kebutuhan pokok, serta pertumbuhan ekonomi saat zaman Soeharto membuat sebagian masyarakat membandingkan dengan kondisi saat ini. Di mana usai reformasi, malah konflik yang sering terjadi. "Harus diakui, pemerintahan Soeharto ada juga kebaikannya," terang dia. Lulusan Magister Management UI ini menambahkan kerinduan masyarakat akan nilai-nilai kepemimpinan era Soeharto ini yang harus dipenuhi oleh elit-elit politik. Bukan menampilkan sosok Soeharto dalam iklan-iklannya, atau menggandeng anak-anak Soeharto dalam iklan. "Jadi bukan gen Soeharto yang diinginkan masyarakat. Salah itu," terang dia. Jika masyarakat memang menginginkan klan Soeharto kembali, maka Tutut dan Tommy yang pernah terjun ke politik, tidak akan kalah. Namun faktanya, anak-anak Soeharto ini tidak mendapat suara yang kuat dalam politik. Hal ini yang menunjukkan secara politik, bukan keluarga Cendana yang diminati masyarakat. "Nilai. Itu yang dirindukan masyarakat," tegas dia. http://www.detiknews..com/read/2010/...sosok-soeharto Terkait:
|
#2
|
|||
|
|||
![]()
Kalo menurutku nggak aneh koq....wajar aja
|
#3
|
||||
|
||||
![]()
zaman emang udah edan ndan....
para pemimpin udah pada ga peduli lagi sama rakyat... para pemimpin malah berlomba2 memperkaya diri sendiri.. |
#4
|
||||
|
||||
![]()
yah ane dong ndan,,,
coba lihat pas tahun 98 kemaren,,, udah kayak apa aja minta soeharto turun,,, pada tereak reformasi lah blabalbla tai kucing,,,,,, sekarang dah ketahuan toh hasilnya..?? banyak yg rindu lagi,,, gimana ga menjilat itu..?? |
#5
|
|||
|
|||
![]()
SEbenarnya bukan hanya masalah yang memimpin negeri ini,,tetapi semua aspek sosial, pemerintah dan pendukung kinerja pemerintah juga harus sadarkan diri dari comberan nafsu setan untuk sukses dunia yang sementara dengan materi..
![]() ![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|