FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() TEMPO Interaktif, London -Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta meminta tambahan dana US$ 100 ribu atau sekitar Rp 904 juta untuk kampanye penggunaan situs jejaring sosial dan 'new media'. Kampanye dilakukan untuk memaksimalkan kampanye menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Maret 2010. Hal tersebut terungkap dalam kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang dibocorkan Wikileaks seperti dilansir The Guardian, Selasa (18/1). Dalam kawat diplomatik bernomor UNCLAS Jakarta 000186, tertulis, "Kami (Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta) meminta US$ 100.000 (Rp 904 juta) untuk pendanaan dari R untuk meningkatkan jumlah anggota penggemar di halaman Facebook milik kami menjadi 1 juta, dan agar itu bisa tercapai dalam 30 hari." Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia memiliki halaman Facebook dengan nama "US Embassy Jakarta, Indonesia". Hingga berita diturunkan, jumlah penggemar di situs tersebut 303.141 orang. Obama awalnya dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada Maret 2010. Namun, kunjungan tersebut ditunda karena Obama harus menggolkan Rancangan Undang-Undang Kesehatan di Amerika Serikat. Obama baru datang ke Jakarta pada November 2010. Kawat diplomatik tersebut juga menjelaskan bahwa Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia dinilai sebagai garda depan untuk Diplomasi Publik. "Ada lebih dari 50 ribu penggemar atau terbanyak di antara kedutaan di seantero dunia, kami memakai media sosial di Indonesia untuk diplomasi publik," tulis kawat diplomatik tersebut. Dalam kawat diplomatik itu, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia juga mengutip sebuah artikel di CNET Asia. Dalam artikel itu disebutkan upaya Kedutaan menggunakan situs jejaring sosial sebagai 'contoh besar interaksi media sosial di Indonesia'. Selain itu, Kedutaan Besar AS di Indonesia juga menggunakan YouTube dengan lebih dari 300 video yang diunggah dan hampir 1.000 pengikut di Twitter untuk dua tahun terakhir. Kedutaan juga menggandeng ribuan narablog paling berpengaruh di Indonesia. Dalam poin keempat surat diplomatik itu, dijelaskan bahwa pengguna internet di Indonesia berkembang pesat. Bahkan, pengguna internet di Indonesia menjadi kekuatan politik yang berpengaruh untuk reformasi. "Dengan lebih 10 persen penduduk yang mengakses ke internet setidaknya secara bulanan, itu mencapai 25 juta orang atau nyaris separuh dari mereka yang menggunakan Facebook," tulis kawat diplomatik tersebut. Karena Indonesia masuk saalah satu pengguna facebook terbanyak, mereka memanfaatkan warga Indonesia berusia muda serta warga kota yang tidak bergantung kepada media tradisional untuk mencari sumber informasi. Selain itu, keterkaitan khusus warga Indonesia dengan Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama, membuat perhatian warga Indonesia terhadap kunjungan Obama sangat besar. Barack Obama sempat bersekolah di Jakarta. Menurut Kedutaan, tulisan-tulisan yang dimuat di halaman Facebook mereka mendapat komentar lebih dari 1.000 orang dalam waktu kurang dari dua pekan. Rencana kunjungan Obama pun menjadi berita di media massa setiap hari sejak pengumuman resmi. Pada poin kelima, kawat diplomatik itu menjelaskan dengan memakai cara baru kampanye mereka memiliki kesempatan untuk membangun platform daring (online) yang berkelanjutan dalam hubungan antara warga Indonesia dengan Pemerintah Amerika Serikat setelah kunjungan Obama. Hingga berita diturunkan, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia belum mengomentari dokumen yang dibocorkan Wikileaks dan dilansir situs The Guardian tersebut. |
#2
|
||||
|
||||
![]() Quote:
![]() ![]() |
![]() |
|
|