
20th January 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: xxxxxxxxxxxxxx
Posts: 136
Rep Power: 0
|
|
Tiga Strategi Kedutaan Amerika Jejaring Sosial Indonesia
TEMPO Interaktif, London - Untuk kampanye menjelang kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta memanfaatkan situs jejaring sosial dan 'new media'. Dalam kampanyenya mereka memasang tiga strategi.
Itulah kawat diplomatik yang dibocorkan Wikileaks dan diwartakan The Guardian, Selasa (18/1). Dalam kawat diplomatik itu, Kedutaan meminta dana US$ 100 ribu untuk kampanye di situs jejaring sosial dan 'new media' menjelang kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Maret 2010.
Dana tersebut akan digunakan untuk tiga strategi. "Pertama, itu akan digunakan untuk meningkatkan jumlah iklan secara langsung melalui Facebook," tulis kawat diplomatik tersebut.
Menurut kawat diplomatik itu, mereka menghabiskan lebih dari US$ 25 (Rp 226 ribu) per hari untuk iklan dan menjaring antara 300-400 penggemar baru setiap hari di halaman Facebook "US Embassy Jakarta, Indonesia". Hingga berita diturunkan jumlah penggemar di halaman tersebut mencapai 303.141 orang.
Strategi kedua, mempromosikan kunjungan Obama serta halaman Kedutaan sebagai tempat untuk mencari informasi lebih banyak dengan menggunakan iklan di portal daring Indonesia, iklan banner, YouTube, dan Twitter. Selain itu juga ada upaya promosi lainnya termasuk menggaet narablog, menggelar kontes, memberikan hadiah-hadiah, serta menggunakan teknologi pesan pendek (SMS).
Dengan lebih dari 100 juta pengguna telepon seluler di Indonesia, Kedutaan menilai pesan pendek adalah cara yang kuat untuk menjaring massa yang besar. Dengan bekerja sama dengan sebuah provider telekomunikasi besar, Kedutaan bisa mendorong warga Indonesia untuk mendaftar guna mendapatkan berita-berita termutakhir melalui telepon seluler mereka. Itu dianggap cara yang bagus untuk menjaring orang-orang yang belum mendapat berita terbaru mengenai kunjungan Obama. "Ongkosnya: US$ 60.000 (Rp 542,5 juta)," tulis kawat diplomatik tersebut.
Strategi promosi lain dengan menawarkan 'tiket emas' lewat Facebook. Kedutaan menyodorkan sebuah program mimpi menjadi kenyataan dengan memberi kesempatan warga Indonesia bertemu Obama dalam kunjungannya. "Jika Gedung Putih menyetujuinya, kami bisa mengundang penggemar untuk menulis alasan mereka harus bertemu Obama," tulis kawat diplomatik tersebut.
Selain itu, Kedutaan bisa bekerja sama dengan stasiun televisi lokal untuk sebuah acara guna mendapatkan 'seorang finalis'. Pemenang dalam acara tersebut akan disaring terkait isu keamanan. Jika Gedung Putih tidak menyetujuinya, Kedutaan menawarkan alternatif program 'hadiah impian' yaitu berupa kunjungan pendidikan ke Amerika Serikat. "Biaya: US$15.000 (Rp 135,6 juta)," tulisnya.
Strategi ketiga, untuk mengimplementasikan ide-ide tersebut dalam waktu yang pendek, Kedutaan menyewa ahli untuk membantu promosi ini. Ahli tersebut adalah agen pemasaran digital lokal yang memenuhi kualifikasi. Agen itu akan membantu tim media Kedutaan yang baru. Saat itu, tim memiliki satu petugas dan tiga pekerja paruh waktu). "Biaya: US$25.000 (Rp 226 juta)."
Hingga berita diturunkan, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia belum mengomentari dokumen yang dibocorkan Wikileaks dan dilansir situs The Guardian tersebut.
|