
17th January 2011
|
 |
Moderator
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#045~TM#090/Pal
Posts: 3,291
Rep Power: 39
|
|
Alasan Remaja BisaBertindak Brutal
Silahkan dibaca
Quote:
Perubahan otak selama masa remaja yang menekan pengalaman menakutkan yang dipelajari di masa kanak-kanak, dapat menjelaskan mengapa remaja bertindak begitu brutal pada suatu waktu, demikian menurut studi terbaru.
Para ilmuwan mempelajari reaksi takut tikus sebagai petunjuk tentang bagaimana remaja akan bereaksi terhadap situasi yang menyerupai pengalaman sebelumnya yang melibatkan pencocokan kejutan listrik dan kebisingan suara.
Saat peneliti membandingkan bagaimana tikus remaja menunjukkan sebuah reaksi ‘beku’ dibandingkan dengan tikus muda dan tua, mereka menemukan bahwa remaja tidak ‘membeku’ pada kecepatan yang sama, dan bahwa mereka menekan reaksi mereka terhadap rasa takut.
Sebuah pengujian pada aktivitas otak pada tikus remaja menunjukkan bahwa dua area dari otak yang dikaitkan dengan pemrosesan rasa takut, yaitu basal amygdala dan hippocampus, menunjukkan aktivitas yang lebih rendah.
Itu bukan berarti bahwa tikus remaja gagal untuk mempelajari rasa takut, namun terjadi karena otak mereka tidak mampu mengirimkan sinyal yang sama seperti pada otak bayi atau otak tikus dewasa.
“Penenkanan rasa takut dan hubungan aktivitas sinaps terjadi karena transisi tikus anak-anak ke tikus remaja,” kata studi yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences.
"Penekanan sementara rasa takut ini dikaitkan dengan tumpulnya aktivitas sinaps di basal amygdala dan penurunan sinyal di hippocampus," ujar peneliti.
Sementara itu mungkin menjengkelkan bagi orang tua, kurangnya respon terhadap rasa takut mungkin dapat berguna karena datang pada saat remaja mengeksplorasi dan menguji batas-batas kemerdekaan mereka, yang mereka tidak bisa melakukannya jika mereka lumpuh oleh ketakutan.
"Dari perspektif evolusi, sebuah penekanan sementara ketakutan kontekstual pada masa remaja dapat membuktikan sangat adaptif, karena terjadi hanya sebagai transisi tikus ke perilaku eksplorasi lebih tinggi jauh dari sarang," kata studi tersebut.
Studi lebih lanjut dari cara otak menekan ketakutan juga dapat berguna dalam mengobati fobia dan gangguan kecemasan seperti stres pasca-trauma, demikian uangkap penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Cornell University, Brown University dan New York University School of Medicine.
|
Sumber
Last edited by blinkihc; 19th January 2011 at 12:12 PM.
|