FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-moon, dan Dewan Keamanan PBB mengutuk "sekeras-kerasnya" serangan terhadap Konsulat Amerika Serikat (AS) pada Selasa, di Benghazi, Libya, yang menewaskan Duta Besar AS untuk Libya Christopher Stevens dan empat diplomat AS lainnya serta beberapa staf lokal Konsulat. "Sekretaris Jenderal mengutuk sekeras-kerasnya serangan ini," kata juru bicara Ban dalam pernyataan yang dikeluarkan dari Markas Besar PBB, New York, Rabu. Menurut pernyataan yang disampaikan juru bicaranya, Vannina Maestracci, Sekjen PBB merasa prihatin atas terjadinya serangan tersebut dan menyatakan rasa duka cita yang mendalam kepada Pemerintah AS serta keluarga para korban. Ban mengingatkan pemerintah Libya tentang kewajiban mereka untuk melindungi fasilitas-fasilitas dan para pekerja diplomatik. "Beliau (Ban Ki-moon, red) menyambut baik pernyataan pemerintah Libya bahwa mereka akan mengadili para pelaku," kata Maestracci. Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan Rabu pagi, Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara menyuarakan kecaman yang sama serta menggarisbawahi bahwa pelaku serangan harus diadili. Dewan juga menyatakan berduka cita kepada keluarga para korban "serangan yang keji ini". "Keterlaluan dan Mengagetkan" Dari Washington DC, pernyataan Gedung Putih menyebutkan bahwa Presiden Barack Obama mengutuk serangan yang "keterlaluan dan mengagetkan" terhadap fasilitas diplomatik AS di Benghazi. Obama memastikan bahwa duta besarnya di Libya, Christopher Steven, dan staf bidang pelayanan publik di Konsulat AS di Benghazi, Sean Smith, dan dua diplomat lainnya menjadi korban tewas dalam serangan hari Selasa. Obama belum menyebutkan identitas kedua diplomat tersebut. Menurut laporan media, Duta Besar Christopher Steven, tiga diplomat AS dan beberapa staf lokal Libya tewas dalam serangan yang kemungkinan dilakukan oleh "kelompok agama" di Libya pada Selasa malam. New York Times mengutip para pejabat Libya yang mengatakan bahwa dalam kekerasan yang terjadi hari Selasa di Benghazi, para pengunjuk rasa menyerang Konsulat AS dengan senapan-senapan otomatis dan granat roket. Menurut laporan New York Times, kekerasan hari Selasa itu awalnya dipicu oleh kemarahan massa terhadap cuplikan video Amerika berdurasi 14 menit yang berjudul "Innocence of Muslims", yang disiarkan di laman internet. Video tersebut baru-baru ini dipublikasikan oleh media Mesir, yang mengingatkan kembali gelombang kemarahan dan unjuk rasa tahun 2005 berkaitan dengan munculnya 12 kartun yang mengolok-olok Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh sebuah surat kabar di Denmark. antaranews.com
__________________
ﷲ ☯ ✡ ☨ ✞ ✝ ☮ ☥ ☦ ☧ ☩ ☪ ☫ ☬ ☭ ✌
|
![]() |
|
|