|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menolak untuk mengangkut penumpang suporter sepak bola. Sebab suporter sepak bola justru merugikan PT Kereta Api, penumpang KA dan masyarakat. �Intinya kami sudah tidak mau lagi menerima penumpang suporter sepak bola, meskipun dia membayar,� kata Eko Budiyanto, Juru bicara PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta kepada Tempo, Rabu (26/1) sore. Menurutnya, kehadiran suporter sepak bola yang menumpang kereta api telah banyak merugikan PT Kereta Api. Miliaran rupiah sudah dikeluarkan untuk memperbaiki kereta dan fasilitas stasiun yang rusak akibat ulah suporter. Selain itu, penumpang umum yang tidak bersalah juga turut menjadi korban. Paling tidak merasa terancam jiwanya dan menjadi tidak nyaman bepergian dengan kereta api. �Penumpang bisa jadi antipasti naik kereta api,� lanjutnya. Dia mengakui perusakan memang tidak hanya dilakukan suporter, tapi juga masyarakat. Persoalannya, masyarakat selalu menyerang kereta yang mengangkut suporter. �Suporter bisa mengundang kerusuhan,� jelasnya. Terakhir, Selasa (25/1) dinihari Kereta Gaya Baru Malam tujuan Jakarta-Surabaya terpaksa berhenti luar biasa di Stasiun Sragen karena dilempar batu dan bom molotov antara Stasiun Solo Jebres dan Sragen. Akibatnya 213 buah kaca kereta api pecah dan 4 orang menderita akibat terkena lemparan batu. Bahkan sebagian tempat duduk terbakar karena bom molotov. Kerugian ditaksir puluhan juta rupiah mengingat harga satu lembar kaca Rp 300 ribu. �Bayangkan jika bom molotov mengenai lokomotif, kereta bisa terbakar,� katanya. Untuk itu, pihaknya secara tegas tidak mau lagi mengangkut suporter sepak bola. Kecuali jika suporter tidak mengenakan atribut dan tidak meneriakkan yel-yel. �Kalau mereka sebagai penumpang biasa, tidak apa-apa,� pungkasnya. |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|