|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Kondisi Barang : Baru
Harga : Lokasi Seller : DKI Jakarta Description : Sebelum masuk lebih dalam tentang Audio Digital Course & Entrepreneur yang diselenggarakan Mosta Records ini, mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa Mosta Records hadir saat ini mengusung tema "Entrepreneur Class". Berikut salah satu alasannya: [/spoiler][spoiler=open this] for Entrepreneur Class: Rakyat Indonesia Butuh Entrepreneur University Banyak kisah sukses orang terkenal di dunia maupun di Indonesia, seperti John E. Rockefeller, raja minyak dari Amerika. Kesuksesan usahanya bukan karena ia punya gelar. Ia terpaksa meninggalkan sekolahnya saat usianya 16 tahun karena tekanan ekonomi keluarganya. Tapi, karena ia seorang yang tekun, serius dalam bekerja, menyukai tantangan dan perjuangan, membuatnya menjadi seorang pengusaha yang sukses dan salah satu yang terkaya di dunia. Begitu juga Matsushita Konosuke, pengusaha elektronik terbesar di Jepang yang tak bergelar akibat kondisi ekonomi keluarganya. Anak petani ini terpaksa tidak dapat menyelesaikan studinya di pendidikan dasar. Namun, berkat kemauan dan kerja kerasnya, ia pun membuktikan mampu menjadi pengusaha sukses. Termasuk Bill Gates, sukses dengan Microsoftnya. Malah, dia drop-out dari Harvard University. Pengusaha bisnis Es Teler 77 dan Mie Tek Tek, Sukyanto Nugroho MBA, juga tak bergelar. Di sekolah, ia hanya peringkat 40 dari 50 murid. Ijazahnya hanya sampai SMP karena dia hanya tahan 3 bulan di kelas 1 SMA. Kalau pun dibelakang namanya ada title MBA, itu pun bukan Master of Business Administration, melainkan singkatan dari Manusia Bisnis Asal-asalan. Dan nyatanya, ia pun bisa sukses jadi pengusaha. Bob Sadino demikian juga. Dulunya, ia mantan buruh kapal barang, supir taksi, dan penjual telur, tetapi karena ia tak ingin hidup malas-malasan dan tak ingin gengsi-gengsian, akhirnya membuatnya sukses sebagai pengusaha supermarket Kem Chick�s. Dan masih banyak contoh pengusaha sukses lainnya yang menunjukkan bahwa tanpa gelar sarjana pun kita bisa jadi pengusaha sukses. Saya yakin, jika kita mau kerja keras, seperti yang dicontohkan oleh pengusaha sukses di atas, usaha kita akan berhasil. Jadi, gelar seseorang tak menjamin bisnisnya berhasil. Bahkan, mereka yang mempunyai gelar dan IPK tinggi cenderung hanya mencari-cari kerja daripada membangun usaha. Artinya, ia lebih memilih menjadi pegawai negeri atau karyawan perusahan swasta. Kalau jadi pengusaha kerap kali bisnisnya sulit maju. Itu karena, ia telah banyak tahu apa risiko bisnis yang akan dihadapinya, terlalu banyak dipikir. Akhirnya, ia tak berani menghadapi risiko bisnis. Maka, ia lebih memilih menjadi pegawai negeri, karyawan perusahaan swasta. Tapi saya melihat manusia yang layak menjadi pengusaha justru mereka yang berani menghadapi risiko. Kalau ada tantangan, ia mencoba untuk tidak mudah menyerah. Karena itu, gelar seseorang tak menjamin bisa menjadi pengusaha. Namun sebaliknya, yang tak bergelar justru banyak yang menjadi pengusaha. Pendeknya, tanpa gelar pun kita bisa jadi pengusaha sukses asalkan kita berani melangkah untuk memulai usaha. Dan kalau pun kita sudah punya usaha, kita juga harus ada keberanian untuk mengembangkan bisnis tersebut lebih maju atau kita coba untuk membuka bisnis baru yang menantang. Ijazah atau pun sertifikat, memang kerap kali membuat kita bangga. Tapi, kita jangan lantas lupa diri untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi. Sebab pada dasarnya, ijazah atau sertifikat belum menjadi jaminan untuk kita meraih sukses dalam berkarir. Sebaliknya, jika kita ingin jadi pengusaha, barangkali ijazah itu sebaiknya diabaikan. Hal itu karena melihat bahwa untuk menjadi pengusaha ternyata tidak harus memiliki ijazah. Karena itu, jika kita ingin menjadi pengusaha maka tidak lagi berpikir untuk melamar pekerjaan pada perusahaan orang lain. Sudah menjadi suatu kebutuhan masyarakat untuk berdirinya Lembaga Pendidikan Entrepreneurship semacam �Entrepreneur University� yang tanpa ujian dan tanpa ijazah. Alasannya, bahwa kalau harus ada ujian dan ada nilai, nanti tentu diwajibkan menghafal dan mengingat. Dan itu berbeda kalau kita mendidik seseorang untuk menjadi pengusaha. Dalam dunia riil bisnis, yang namanya bertanya itu boleh-boleh saja. Bahkan, menyontek usaha orang lain pun sah-sah saja. Meniru kiat-kiat sukses pengusaha lain pun juga boleh. Tidak ada yang melarang. Menurut saya calon pengusaha yang seperti itu justru sosok pengusaha yang kreatif. Sehingga sistem pendidikannya adalah bagaimana sebaiknya perilaku-perilaku semacam itu berubah menjadi dirinya. Sementara kalau materi kuliah diberikan lantas diujikan, itu berarti sama halnya dengan menguji pengetahuan. Kalau kita pakai ujian, kita diajarkan untuk berpikir linear. Padahal, untuk jadi pengusaha kita lebih ditekankan berpikir lateral. Jadi, yang terpenting adalah bagaimana agar nilai-nilai entrepreneurship itu jadi jiwanya. Artinya, tidak hanya otak berpikir saja yang dikembangkan, tapi juga otak emosionalnya. sumber http://seputarkampus.com/rakyat-indo...ur-university/ Kombinasi antara skill, serta mindset & pengetahuan dasar seputar entrepreneurs adalah kekuatan yang sangat baik dalam menjalankan wirausaha. Itulah mengapa kursus ini menekankan pengetahuan-pengetahuan seputar bisnis kelas UKM yang amat sangat mudah dipraktekan setelah mengetahui ilmunya. Saat ini hampir diseluruh bidang pekerjaan tidak lepas dari tekhnologi digital, begitu juga industri musik yang amat sangat erat dengan tekhnologi digital. Pesatnya perkembangan industri musik saat ini membuat profesi seorang Audio Engineer sangat dicari. Namun, sayangnya jarang sekali tempat atau lembaga yang menyediakan jasa kursus musik digital. Tingginya minat dan banyaknya permintaan kepada kami, maka kami pun memberanikan diri untuk menyelenggarakan kelas untuk kursus musik digital, kami berharap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat pecinta Digital Musik di Indonesia Materi berkualitas dan berstandarpun telah kami miliki, berbekal dari pengalaman dan dasar pendidikan dari pemilik sekaligus pendiri dari Mosta Music adalah Live Show Business dan Accoustic Treatment dari Lembaga Pendidikan khusus Audio ternama diIndonesia, membuat penyelenggaraan kursus amatlah lancar dan mampu dipahami dengan baik oleh peserta kursus. Namun tidak sampai disitu, kami menyadari bahwa pengetahuan atau skill audio digital saja tidaklah cukup untuk menjalankan sebuah usaha untuk berkembang. Kami juga menawarkan kelas entrepreneurship pada peserta kursus agar mampu survive dan sukses dalam menerapkan skillnya. Begitu banyak para praktisi bisnis yang memulai bisnisnya dilandasi hoby, namun bisnis dan dirinya tidak berkembang sesuai harapan, karena tidak dibekali pengetahuan seputar entrepeneurship penunjang yang justru menjadi energi untuk sukses. Kami berharap Energy Creative Course yg diselenggarakan oleh Mosta Records mampu menjadi solusi terbaik bagi peserta kursus dalam mengembangkan skill audio serta maju berkembang dengan skill entrepreneur. ![]() ![]() [/quote]
Quote:
Originally Posted by mirza8840842 ![]() Bro, ini gue Aril dari 3Lines Cuma mau bilang kalo pelayanan dari Mosta Record ini memuaskan banget. Orang - orangnya ramah dan baik hati (cielah...) dan tambah lagi mereka emang ngerti + expert di bidang recording. Overall memuaskan gan, temen - temen ane juga suka sama hasil mixing dan masteringnya, gak nyesel pokoknya huehehehehe.... TOP MARKOTOP GAN ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Originally Posted by rZZ ![]() tempat yg asik buat recording & sekedar; nongkrong sharing ilmu,.. hasilnya master recordingnya MANTAP !!! ![]() BENER2 TIDAK MENGECEWAKAN !!! RECOMENDED PLACE FOR RECORDING, MIXING,MASTERING & RENT SOUND SYSTEM !!! |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|