|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Massa pro pemerintah (kiri bawah) bentrok dengan demonstran anti pemerintah (kanan atas) di Tahrir Square, Kairo, Mesir (3/2). AP/Lefteris Pitarakis TEMPO Interaktif, -Di tengah Kota Kairo, perempuan itu "terdampar". Ada pasukan yang membombardir tempat di dekat ia bersembunyi. Hujan batu yang jatuh dari gedung-gedung tinggi di sekitar Tahrir Square, Kairo, juga tak kunjung reda. Massa pro-Mubarak bersembunyi di gedung-gedung tinggi itu, menyerang para demonstran. Perempuan itu bertahan dari gempuran. Cuma pada setangkup doa dan BlackBerry-nya perempuan itu berharap. "Kami terjebak dalam baku tembak.... Ambulans tertembak. Terkena lemparan batu. Belum bisa dievakuasi karena massa makin memanas .... Please, doakan Manda dan kawan-kawan," Imanda Amalia, perempuan itu, menulis pesan lewat BlackBerry-nya. Pesan memilukan itu pertama kali dimunculkan oleh Pumy Kusuma, teman Imanda, lewat akun Facebook Science of Universe. Maka, setelah pesan itu beredar, kabar bahwa ia tewas di tengah baku tembak di Kairo tersebut menjalar cepat di Facebook, Twitter, milis, dan portal-portal berita di Indonesia. Wanita asal Indonesia itu--tapi disebut-sebut telah menjadi warga negara Australia--menyerahkan hidupnya untuk mengurus pengungsi di Gaza. Lulusan Universitas Gadjah Mada ini anggota staf United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani pengungsi, sejak 7 Juli 2010. Dokter muda ini--ayahnya warga Indonesia dan ibunya Australia--pergi meninggalkan satu anaknya demi pengungsi. Dia pernah menuliskan kerinduannya di milis. "Sayang, Bunda rindu padamu. Di sini anak-anak seusiamu tak seberuntung dirimu. Mereka hidup dalam rasa takut," kata perempuan yang pernah bertugas di Somalia itu. Ketua Satuan Tugas Evakuasi WNI yang juga mantan Menteri Luar Negeri, Nur Hassan Wirajuda, membenarkan bahwa Imanda bekerja untuk UNRWA Yordania dan Palestina. Hasan tahu persis soal ini karena dia pernah bertugas di Mesir. Kabar kematian Imanda itu sempat membuat heboh Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, tempat penampungan warga Indonesia yang diungsikan dari Mesir. Yuni Mawardi, 46 tahun, menjerit saat mendengar kabar Imanda meninggal. "Di daerah mana meninggalnya? Di mana?" perempuan itu bertanya. Ia khawatir nasib nahas menimpa familinya di Kota Tafahna, tiga jam dari Kairo. "Kami belum menemukan kepastian informasi itu," kata Muhammad Abdullah, petugas protokoler. Kantor UNWRA di Kairo masih tutup. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, data menunjukkan tak ada warga Indonesia yang tewas di Mesir. Belum tuntas bicara, Marty harus pergi karena, "Presiden menginstruksikan agar Kementerian cepat tanggap," katanya. l FEBRIYAN | SANDY INDRA PRATAMA | DIANING SARI | DWI WIYANA | JOBPIE S |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|