|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Diet khusus yang ketat diyakini dapat secara signifikan mengurangi gejala gangguan hiperaktivitas dan penurunan konsentrasi (ADHD) pada anak-anak.
Quote:
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa ketika anak-anak berusia antara 4 dan 8 tahun dibiasakan dengan diet yang tidak mengandung makanan olahan selama lima pekan, gejala ADHD berkurang 78 persen. Dan, ketika makanan yang dicurigai sebagai pencetus diberikan kembali, maka dua pertiga anak-anak mengalami gejala kekambuhan ADHD.
"Menjalani diet ketat merupakan instrumen penting untuk mengetahui apakah ADHD dipicu oleh makanan," kata penulis penelitian. "Kami berpikir bahwa intervensi diet harus dipertimbangkan pada semua anak dengan ADHD, asalkan orangtua mau mengikuti pola diet yang menghilangkan makanan yang ditengarai sebagai pencetus dengan pengawasan ketat selama lima pekan, dan diupayakan juga dengan pengawasan ahli," ujar tim peneliti dalam jurnal The Lancet edisi 5 Februari. ADHD adalah gangguan yang umum terjadi di masa kanak-kanak. Mereka yang ADHD biasanya sulit berkonsentrasi, fokus dan hiperaktif. Para orangtua telah lama menduga bahwa makanan manis bisa menjadi biang keladi dalam menginduksi gejala, tapi ada tidak banyak bukti untuk mendukung teori ini. Namun, zat pengawet dan aditif dalam makanan belakangan ditengarai dapat berpengaruh terhadap perilaku anak-anak, walaupun bukti yang ada belum konklusif. Ketika sejumlah anak memiliki reaksi fisik yang negatif terhadap makanan tertentu - seperti eksim, asma dan masalah pencernaan - maka para ahli mengira bahwa makanan juga dapat memengaruhi otak sehingga mengakibatkan perilaku yang merugikan. Untuk menguji teori ini, para peneliti merekrut 100 anak dari Belgia dan Belanda. Anak-anak itu berusia antara 4 dan 8, dan semua didiagnosis dengan ADHD. Sebagian besar dari anak-anak itu adalah laki-laki. Anak-anak secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok menganut diet eliminasi terbatas, dan kelompok lainnya bertindak sebagai kelompok kontrol dan menerima saran tentang makan sehat. Diet terbatas adalah pola makan yang hanya mengonsumsi beberapa makanan, seperti hanya nasi, daging, sayuran, pir dan air. Para peneliti kemudian melengkapi diet ini dengan makanan tertentu, seperti kentang, buah-buahan dan gandum. Diet terbatas ini dijalani selama lima pekan. Selama empat pekan berikutnya, anak-anak dalam kelompok diet terbatas menerima dua jenis makanan yang menjadi pantangan, di mana makanan tertentu diberikan kembali ke dalam pola diet. Para peneliti memilih makanan yang dianggap memiliki kandungan IgG rendah maupun tinggi. IgG adalah antibodi yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh dan antibodi ini diyakini beberapa praktisi pengobatan alternatif terkait dengan hypersensitivitas makanan. Beberapa ahli merekomendasikan menghilangkan makanan yang mengandung banyak IgG. Empat puluh satu anak-anak menyelesaikan tahapan diet terbatas mereka. Dari mereka, 78 persen mengalami penurunan gejala ADHD, sementara di kelompok kontrol tidak menunjukkan perbaikan. Sembilan anak-anak (22 persen) tidak merespons diet. Pada skala gejala ADHD yang berkisar 0-72 poin, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan gejala yang lebih berat, penurunan gejala rata-rata adalah 24 poin, menurut penelitian ini. Tiga puluh anak-anak yang telah menunjukkan respons terhadap diet ketat mulai memasuki tahap untuk mencoba kembali makanan yang menjadi pantangan. Tercatat 19 anak-anak mengalami kekambuhan gejala. Selain itu, tampaknya tidak ada pengaruh dari tinggi rendahnya kadar IgG pada makanan yang menjadi pantangan. "Mengukur kadar IgG pada anak-anak tampaknya tidak membantu," kata Ghuman, tapi memang terlihat sepertinya diet terbatas dapat membantu beberapa anak. "Jika orangtua menyadari bahwa perilaku anak-anak tampaknya lebih buruk setelah mengonsumsi makanan tertentu, mungkin layak dipertimbangkan," kata Ghuman, yang merupakan profesor psikiatri dan pediatri di University of Arizona di Tucson. "Tapi, agar pola diet ini bisa bekerja optimal, Anda juga harus sangat konsisten dengan itu, dan Anda harus memperhatikan gizi. Hal ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, dan jika mungkin, ahli gizi," saran dia. Ghuman mengatakan bahwa penelitian ini tidak menjawab sejumlah pertanyaan, seperti apakah diet ketat dan terbatas ini dapat mengurangi gejala jangka panjang atau tidak. Dan, ia menegaskan bahwa praktik klinis jangan diubah hanya berdasarkan hasil dari satu penelitian. |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|