Kematian anggota DPR Adjie Massaid akhir pekan lalu tak hanya menyisakan duka mendalam, tapi juga memicu rasa penasaran masyarakat mengenai penyebab kematiannya, yang diduga terkena serangan jantung.
Nah, bagi Anda yang selama ini menganut gaya hidup yang berisiko bagi kesehatan, terutama kesehatan jantung, dr Phaidon L Toruan, yang juga edukator gaya hidup sehat, mencoba mengulas tentang faktor risiko penyebab serangan jantung, lepas dari konteks kematian Adjie Massaid. Menurut dia, penyebab utama dari serangan jantung terutama adalah penyumbatan pembuluh darah. Dan faktor risiko penyebab penyumbatan pembuluh darah ada 17, yang meliputi:
1. Kadar EPA/DHA darah rendah
2. Peningkatan protein C-reactive
3. Kelebihan LDL
4. Kelebihan insulin
5. Kekurangan HDL
6. Gula darah tinggi
7. Kekurangan nitric oxide
8. Kekurangan vitamin D
9. Kelebihan estrogen
10. Kelebihan trigliserida
11. Kadar hormon free testosteron rendah
12. Kelebihan fibrinogen
13. Kelebihan honocysteine
14. Hipertensi
15. Kekurangan vitamin K
16. Kelebihan kolesterol
17. LDL yang teroksidasi.
Dari hampir semua fakto risiko itu disebabkan oleh:
1. Penuaan
Setelah mencapai usia 30-an tahun, manusia mulai mengalami penurunan hormon. Penurunan hormon ini menyebabkan berbagai dampak metabolik yang jelas. Misalnya penurunan hormon testosteron pada laki-laki, yang selain menurunkan gairah seks, juga meningkatkan risiko sakit jantung, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.
Hormon lain yang memberi dampak besar pada tubuh, misalnya hormon pertumbuhan, estrogen, progesteron, thyroid, dan lainnya. "Apabila kita menginginkan kondisi tubuh kembali optimal, seharusnya penurunan ini dikoreksi dengan terapi hormon," ujar dr Phaidon.
Tapi ia mengingatkan untuk tidak sembarangan melakukan koreksi hormon, karena ada aturan yang harus diikuti, misalnya dilakukan pemeriksaan hormon terlebih dulu, lakukan terapi yang sesuai dengan kebutuhan, dan memberikan hormon yang bioidentik. "Pemberian hormon pun ada alternatifnya, tidak semata menggunakan produk farmasi. Beberapa produk alami seperti jintan hitam bisa membantu meningkatkan kadar hormon bebas testosteron yang merupakan alternatif pengguna hormon testosteron," katanya.
2. Gaya Hidup
Diet yang kaya gula, lemak trans, dan bahan kimia juga memicu risiko. Gula pasir dapat melukai pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko atherosklerosis. Gula dapat memicu hati berlemak (fatty liver) sehingga kolesterol dan trigliserida bisa naik kadarnya di dalam darah. Gula juga dapat menyebabkan kegemukan, karena secara alamiah gula ditimbun di otot dan di liver. Apabila tempat simpanan terbatas, sementara kita terus makan atau minum yang bergula, maka otot dan liver akan jenuh, sehingga gula harus disimpan di dalam sel lemak. Di dalam sel lemak gula diubah menjadi lemak. Ini yang menyebabkan berbagai masalah tambahan. Kelebihan lemak menyebabkan produksi estrogen, khususnya estradiol berlebihan.
"Bisa kita lihat sekarang banyak pria yang perutnya buncit, memiliki dada seperti payudara perempuan, yang apabila diperiksa hormon, kadar estradiolnya bisa lebih tinggi dari wanita. Kelebihan estradiol ini menyebabkan penurunan rasio testosteron dan estrogen yang menyebabkan pria berkurang gairah seksualnya. Lemak perut ini juga membantu memproduksi protein c-reactive, yang memiliki hubungan jelas dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Gula juga menyebabkan kenaikan gula darah yang mendadak yang diikuti dengan pengeluaran hormon insulin dan akhirnya gula darah menjadi turun dengan cepat. Akibatnya kita cepat lapar dan ingin makan lagi gula terus menerus," jelasnya.
Lemak trans, yang berasal dari minyak sayur yang dipanaskan, minyak zaitun yang dipanaskan, margarin, yang kita jumpai di makanan cepat saji dan makanan bungkusan, atau kue-kue komersial, adalah salah satu kontributor yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Lemak trans memiliki tekstur rasa yang gurih dan sedap.
Bahan pengawet, walaupun dalam batas aman, racun yang terdapat dari pestisida, bahan kimia lingkungan, merkuri, bahan kimia rumah tangga, logam yang terlarut dari alat masak, dan lainnya secara konstan memasuki tubuh dan terakumulasi.
3. Olahraga.
Kurangnya aktivitas fisik juga berisiko mengalami masalah jantung. Olahraga seharusnya terdiri atas tiga komponen, yaitu aktivitas aerobik, latihan peregangan, dan latihan beban.
Aktivitas aerobik terutama ditujukan untuk kesehatan pembuluh darah. Selain itu, aktivitas aerobik membantu membuka kapiler darah sampai di ujung yang terkecil. Hasilnya, untuk pembuluh darah di otak, kemampuan intelektual bisa meningkat sampai 15 persen. Sementara dengan mengalirkan darah lebih banyak ke arah genital, maka bagi laki laki, ereksi menjadi lebih keras dan bagi perempuan klitoris lebih sensitif terhadap rangsangan. Artinya, ini akan menunjang kehidupan suami istri menjadi lebih baik.
Tapi perlu diingat bahwa aktivitas aerobik juga membutuhkan konsumsi oksigen lebih banyak untuk pembakaran kalori. Dengan demikian aktivitas ini juga bersifat pro oksidan, yang artinya memproduksi radikal bebas. Kalau tidak diproteksi, maka akan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah dan malah bisa menjadi faktor risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, harus dengan sadar mengonsumsi antioksidan seperti buah dan sayuran, dan bila perlu menggunakan suplementasi yang tepat. Aktivitas ini juga harus didukung dengan pengetahuan yang benar, khususnya bagi yang memiliki penyakit, berusia 30 tahun ke atas (karena mengalami proses penuaan), dan bagi yang sudah lama tidak berolahraga, karena ada cara yang benar guna mengurangi risiko.
Untuk latihan peregangan dibutuhkan dalam membantu mengurangi cedera, menjaga kelenturan, dan membantu membuat tubuh merasa nyaman karena membantu melancarkan peredaran darah, khususnya di permukaan tubuh.
Sedangkan latihan beban wajib bagi yang berusia di atas 30 tahun, karena otot mengalami penurunan massa. Akibatnya, apabila tidak dilatih khusus, misalnya otot paha, maka saat kita hendak bermain sepak bola, beban tubuh bisa langsung jatuh di sendi dan menyebabkan nyeri sendi. Melatih otot tubuh dengan latihan beban akan membuat bentuk tubuh menjadi lebih bagus dan indah, membuat pergerakan lebih energik dan produktif, dan membantu pembakaran kalori. Melakukannya pun perlu bimbingan tahap demi tahap. Kalau tepat, maka kita bisa mengurang risiko diabetes, osteoporosis, dan bahkan membantu kualitas hidup penderita penyakit jantung.
Untuk bisa menjalankan gaya hidup sehat ini, hal yang paling pertama dan utama dilakukan adalah mengubah pola pikir. Pola pikir ini menjadi semacam pilot otomatis yang mengarahkan tindakan kita. Perhatikan model berikut.
Pola pikir - perilaku - hasil
Kalau seseorang berusaha mengubah perilaku, misalnya dengan program diet X, program olahraga Y, maka tanpa perubahan pola pikir, program yang dijalankan akan kembali ke pola pikir awal.
Kalau seseorang langsung ingin mengubah hasil, misalnya dengan liposuction, mesotherapy, dan terapi lainnya, tanpa perubahan pola pikir, maka hampir pasti akan gemuk lagi, karena perilakunya bukan perilaku hidup sehat.
"Jangan salah, saya tidak menyalahkan atau menolak liposuction atau mesotherapy. Hanya saja kalau penerapannya tidak mengubah perilaku, maka hasilnya tidak akan optimal," tuturnya.
|