
11th February 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Amerika Simpulkan Mobil Toyota Tidak Bermasalah
AP/Shizuo Kambayashi
Quote:
TEMPO Interaktif, Washington - Sepanjang 2009 � 2010, Toyota menarik sekitar 16 juta unit mobil di di seluruh dunia karena kendaraan itu tiba-tiba melesat tak terkendali. Berbagai dugaan pun muncul, satu di antaranya adalah sistem elektronik mobil tersebut bermasalah.
Berbagai penyelidikan dilakukan baik oleh pihak Toyota Motor Corporation sendiri maupun pihak berwenang Amerika Serikat. Perbedaan hasil penyelidikan terjadi, lembaga federal pemerintah Negeri Abang Sam menarik kesimpulan bahwa percepatan tiba-tiba di mobil Toyota yang ditarik dikarenakan peranti elektronik yang tidak berfungsi optimal.
Sebaliknya, Toyota tetap keukeh bahwa perangkat tersebut tidak bermasalah, dan menjadi penyebab percepatan yang tak terkendali. Penyelidikan pun kembali digelar.
Tak tanggung-tanggung, penyelidikan tersebut melibatkan sejumlah ahli dari Lembaga Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA). Kini, setelah 11 bulan, kesimpulan akhir menyebut ; peranti elektronik itu tidak bermasalah.
�Tidak ada alasan masalah elektronik telah menyebabkan kecepatan tinggi yang tidak terkendali (di mobil Toyota yang ditarik),� papar Ray LaHood, Menteri Transportasi Amerika Serikat, seperti dilansir Reuters, Rabu (9/2).
Lantas apa yang terjadi dengan beberapa kecelakaan yang diakibatkan oleh mobil melesat tak terkendali? "Apa yang sangat mungkin terjadi adalah kesalahan penggunaan pedal. Pengemudi (salah) menginjak gas, padahal seharusnya mereka menginjak rem, atau di samping rem,� tutur Ronald Medford, Deputi Kepala Lembaga Keselamatan Jalan Raya (NHTSA).
Pendapat Michael T. Kirsch, seorang di antara beberapa insinyur NASA yang diminta untuk menyelidiki masalah itu, seperti dikutip New York Times, setali tiga uang. Ia menyebut sulit untuk menemukan bukti bahwa ada kaitan antara perangkat elektronik komputer mobil dengan kegagalan sistem pedal sehingga tersangkut di karpet lantai mobil. �Hasilnya negatif (tidak terbukti),� tandas dia.
Bagi Toyota, kabar ini jelas melegakan dan akan menjadi wahana untuk kembali mendongkrak citra merek tersebut setelah sempat redup akibat isu penarikan produk atau kualitas.
"Kami percaya analisis ilmiah oleh beberapa insinyur terkemuka (dan insinyur NASA) Amerika itu. Analisa ini memperkuat kepercayaan terhadap keamanan kendaraan Toyota dan Lexus," tandas Steve Angelo, Kepala Toyota untuk wilayah Amerika Utara.
Sementara The New York Times menulis, produsen mobil terbesar di dunia itu sempat membayar denda sebesar US$ 48,8 juta atau sekitar Rp 444 miliar yang ditetapkan oleh pengadilan. Denda terbesar dalam sejarah perusahaan otomotif yang beroperasi di Amerika Serikat itu, harus dibayar oleh Toyota karena perusahaan ini dinilai lambat mengatasi dan lalai memberitahukan permasalahan di mobil yang diproduksinya.
ARIF ARIANTO
|
|