Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Misteri, Horror, Supranatural

Misteri, Horror, Supranatural Yuk baca cerita horor, lihat dan share penampakan mahluk gaib disini. Boleh juga membuka konsultasi ramalan,tarot dan sejenisnya

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 11th June 2010
blueparadise's Avatar
blueparadise blueparadise is offline
Super Moderator
 
Join Date: Jun 2010
Posts: 5,258
Rep Power: 114
blueparadise has disabled reputation
Default Besi Tua Pembawa Kekayaan


Dalam bahasa Indonesia, kata pisau berarti alat dapur yang fungsinya untuk memotong sayur, ikan, daging dan lain-lain. Sedangkan dalam bahasa Banjar istilah pisau berbeda bentuk dan fungsinya. Pisau (Banjar) biasanya panjang hanya sekitar 10 cm, ujungnya lancip, matanya melengkung seperempat lingkaran dengan pangkal besar, fungsinya untuk menyerut rotan, bambu dan lain-lain. Jadi, pisau Indonesia dan pisau Banjar sama-sama senjata tajam yang dipakai untuk keperluan sehari-hari, meskipun bentuk dan fungsinya berbeda. Pisau dibikin oleh pandai besi biasa bukan Mpu sebagaimana pembuat keris. Karena keris bukan sekedar senjata tajam, tetapi keris adalah pusaka yang bertuah yang sudah dikenal masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa sejak beberapa ratus tahun yang lalu sebagaimana tergambar dalam sebuah prastasi ditulis dengan huruf Palawa berbahasa Sangsekerta yang diperkirakan dibuat tahun 500 M.
Prasasti tersebut ditemukan di Desa Dawuku, Kec. Grabag, Kab. Magelang, Jawa Tengah. Kira-kira sejak abad ke-6 M. Budaya keris terus menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, begitu pula halnya di Kalimantan Selatan. Dimana pada awalnya pendiri kerajaan Dipa yaitu Mpu Jatmika berasal dari Jawa Timur.
Maka keris menjadi tidak asing bagi masyarakat Kalimantan Selatan, bahkan cerita keris Kalamunyang Sunan Giri sangat popular dikalangan masyarakat Banjar. Untuk membuat keris sebagai pusaka yang bertuah, seorang Mpu harus balampah (Banjar) atau tirakat dengan puasa, merapal mantera-mantera gaib, membakar wewangingan yang intinya adalah untuk menghilangkan nafsu dunia agar keris yang dibuat memiliki tuah dan diakui sebagai benda pusaka.
Dalam dunia mistis, keris mempunyai tuah sendiri-sendiri, misalnya seorang penguasa maka keris yang dipakai adalah keris yang mempunyai tuah atau daya magis kewibawaan dan melanggengkan kekuasaan. Orang yang sedang berperkara memakai Keris Sangkelit agar bisa berkelit atau terbebas dari perkara dan lain sebagainya.
Adapun Pisau Perkutut Tua yang akan penulis tuturkan bukanlah keris buatan Mpu, tetapi buatan pandai besi biasa yang karena sesuatu sebab mungkin karena usianya sudah berpuluh-puluh tahun. Sehingga pisau tersebut seperti keropos dan mengeluarkan pamor secara alami serta dihuni oleh makhluk halus gaib sehingga pisau tersebut mempunyai daya magis.
Cerita ini terjadi pada tahun 1960-an. Tahun ini adalah awal pembangunan kota administrative Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Untuk itu, tentu saja memerlukan bahan-bahan bangunan seperti bata, batu koral dan pasir, selain itu juga memerlukan tenaga buruh kuli untuk menaikkan dan menurunkannya kembali.
Salah seorang buruh kuli tersebut adalah Subali yang sebelumnya bersama isterinya adalah perajin anyaman tradisional. Pada suatu hari Subali di datangi seorang temannya sebut saja Anang. Ia ingin menjual pisau Banjar untuk keperluan menyerut bambu, rotan, dll.
Karena memang diperlukan dan harganya murah, maka pisau tersebut dibeli oleh Subali. Namun karena sudah karatan, maka Subali pergi ke Martapura ke seorang pandai besi untuk mempertajam pisau tersebut. Setelah diteliti dengan seksama, maka terlihat oleh pandai besi bahwa pisau tersebut bukanlah pisau biasa.
Samar-samar sudah terlihat pamornya yang berarti bahwa pisau tersebut adalah besi tua yang telah ada penghuninya. Oleh sebab itu, beliau tidak berani memperbaikinya. Bahkan beliau ingin menukar dengan 2 buah pisau yang baru. Namun Subeli merasa keberatan dengan usul pandai besi tersebut, meskipun demikian ke 2 pisau tersebut dibeli Subeli dengan harga kontan. Karena memang diperlukan untuk isterinya yang masih bekerja sebagai perajin anyam-anyaman tradisional.
Kemudian pandai besi tersebut memberi wejangan agar Subeli pandai-pandai merawat benda bertuah tersebut. Misalnya dibuatkan sarung dari kain kuning, tiap malam Jum�at diberi wewangian dan di jamas tiap bulan Suro dan Mulud.
Wejangan pandai besi tersebut dijalankan dengan baik oleh Subeli. Kehidupannya berangsur-angsur mulai membaik. Kalau dahulunya hanya buruh kuli menaik dan menurunkan bangunan. Kini sudah bisa membeli dan menjual sendiri, hingga akhirnya bisa mempunyai mobil truk sendiri, bahkan menjadi pemborong bangunan.
Dilain pihak, Anang yang telah menjual pisau menjadi lupa ingatan. Berbagai upaya penyembuhan telah dilakukan oleh keluarganya. Namun tidak membuahkan hasil. mereka tidak putus asa. Berkat keuletan dan ketabahan mereka, akhirnya mereka dipertemukan dengan seorang paranormal yang dapat mengetahui sebab musabab hilang ingatannya si Anang.
Menurut paranormal tersebut, Perkutut Tua telah lepas dari induk semangnya. Jika Anang ingin sembuh, maka Perkutut tersebut harus ditemukan dan dipelihara kembali.
Pada mulanya, keluarga Anang merasa bingung. Sebab mereka tidak pernah memelihara perkutut. Namun, setelah mereka memeriksa koleksi besi-besi tua peninggalan orang tua mereka, tahulah mereka bahwa yang dimaksud dengan perkutut tua adalah pisau tua yang jika ditaruh terbalik, maka akan menyerupai gambar seekor burung perkutut.
Tidak seorangpun keluarga Anang yang mengetahui dimana benda bertuah tersebut sekarang berada. Sebab Anang menjualnya tanpa sepengetahuan mereka. Untuk mengorek keterangan dari Anang pun sangat sulit, karena dia sudah lupa ingatan.
Namun, suatu ketika Anang ada menyebut-nyebut nama Subeli. Kelurga Anang segera mendatangi rumah Subeli menanyakan perihal pisau tua peninggalan orang tua mereka serta menjelaskan keadaan Anang yang lupa ingatan.
Subeli dengan jujur mengaku telah membeli pisau tua dari Anang, namun tidak ingin menjual kembali pisau tersebut. Keluarga Anang kembali dengan tangan hampa. Kemudian mereka datang kembali ke rumah Subeli untuk melakukan negoisasi.
Dalam negoisasi tersebut, keluarga Anang bersedia menukar pisau tersebut dengan sebidan kebun karet yang cukup luas peninggalan orang tua mereka. Demi kasihan dengan penderitaan Anang, juga imbalan yang menggiurkan, akhirnya Subeli bersedia menukar pisau tersebut dengan sebidang kebun karet.
Proses pertukaran disaksikan oleh Kepala Desa setempat. Keluarga Anang merasa sangat bahagia, sebab setelah pisau perkutut tua kembali kepada mereka, kesehatan jiwa Anang kembali normal. Sedangkan Subeli mulai mengalami kebangkrutan.

PARANG BADUK
Hampir sama dengan cerita pisau perkutut tua. Kali ini bentuk besi tuanya pun bukan berupa keris, tombak atau trisula, melainkan sebilah Parang Baduk (golok pendek). Bentuknya seperti pisau pemotong daging, tetapi ada lobang di bagian ujungnya. Hal ini mungkin dibuat agar Parang Baduk tersebut bisa dicontohkan dipaku yang menancap didinding.
Semula pemilik pisau tersebut tidak tahu kalau dirumahnya ada besi tua karena kepala keluarganya tersebut yaitu H. Abdullah Z.A. adalah mantan guru sekolah Muhammadyah di Sungai Alang di penghujung zaman penjajahan Belanda dan tentu saja sebagai seorang penganut aliran Muhammadyah.
Beliau tidak mempercayai adanya kekuatan gaib yang bersemayam di dalam besi tua atau benda-benda lainnya.
Pada suatu ketika, isteri bapak H. Abdullah menderita sakit kepala yang berkepanjangan. Sudah berobat kebeberapa dokter tidak juga sembuh. Bahkan belakangan kepalanya seperti berisi udara. Jika dipegang seperti balon gas. Atas nasehat seeorang, isteri H. Abdullah dianjurkan berobat ke alternative ke seorang paranormal bapak H. Cholik di Banjarbaru.
Menurut hasil terawangan bapak H. Cholik, isteri H. Abdullah sakti karena dipingit oleh besi tua yang tidak terpelihara. Masih menurut H. Cholik, besi tua tersebut memiliki aura hijau dan penunggu gaibnya berupa khodam orang tua pakai sorban dan jubah putih berfungsi untuk kerejekian.
Sepulang dari rumah H. Cholik, isteri H. Abdullah langsung memberitahukan hal tersebut kepada suaminya. Namun bapak H. Abdullah bilang bahwa dia tidak pernah memiliki benda-benda seperti itu. Seisi rumah menjadi bingung mencari besi tua yang dimaksud oleh sang paranormal.
Namun kebingungan tersebut tidak berlangsung lama. Sebab, salah seorang menantu H. Abdullah menemukan sebilah pisau tua seperti pisau potong daging diatas palang jendela. Keadaan pisau tersebut dipenuhi debu-debu dan berkarat. Karena tidak diketahui keberadaannya.
Setelah itu, pisau tersebut dibawa lagi ke bapak H. Cholik. Dan memang, pisau itulah yang beliau maksudkan. Oleh isteri H. Abdullah, pisau tersebut mau diberikan kepada H. Cholik. Namun paranormal tersebut menolak dengan alasan beliau bukan orang yang berhak untuk memelihara benda gaib tersebut, karena beliau adalah orang Jawa.
Sedangkan benda gaib tersebut adalah salah satu pusaka leluhur H. Abdullah yang asli keturunan Banjari. Oleh sebab itu, akhirnya benda pusaka tersebut dibawa ke kampung Dalam Pagar, tempat leluhur H. Abdullah.
Kemudian benda gaib tersebut diterima dengan baik. Kemudian apa yang terjadi? Dengan kebesaran Allah, sakit kepala berkepanjangan yang diderita oleh isteri H. Abdullah menjadi sembuh total. Tentu saja seluruh keluarga menjadi gembira. Namun dibalik kebahagiaan tersebut, terselip pula suatu kesedihan.
Karena H. Abdullah ditimpa musibah kebakaran yang menghabiskan dua buah toko dan rumahnya. Ada pula cerita Keris Semar yang penulis dengar dari salah seorang sepuh di Martapura.
Pada tahun 1965-an, ajudan Bupati Banjar datang ke seorang pandai besi membawa beberapa biji rantai Belitung untuk dibuatkan keris duduk. Keris tersebut buat bapak Bupati Banjar dan pejabat-pejabat di wilayah kabupaten Banjar. Setelah rantai Belitung dibuat menjadi Keris Semar Duduk. Maka terlihatlah keindahan pamornya/
Pada salah satu keris berpamorkan emas dibagian sarungnya, sedangkan keris-keris yang lain berpamor perak. Menurut Ramalah si pembuat keris, para pemegang Keris Semar Duduk tersebut menjadi orang kaya kara.
Ternyata memang benar, tidak beberapa lama kemudian di tahun 1965-an Kota Martapura digembarkan oleh penemuan intan Tri Sakti oleh kelompok pendulang intan Bapak Thaher dan kawan-kawan dilokasi pendulangan intan Sungai Tiung.
Intan Tri Sakti adalah intan terbesar di Asia Tenggara dengan berat 167,5 karat. Intan tersebut kemudian diserahkan kepada bapak Bupati Banjar. Setelah dipegang oleh Bupati, lalu diserahkan ke Gubernur Kalimantan Selatan. Akhirnya diserahkan lagi ke Presiden RI, Bapak Soekarno.
Oleh pemerintah, Intan Tri Sakti dijual ke negeri Belanda, para penemunya diberangkan ibadah haji dan uang hadiah atas penemuan mereka. Berapa harga jual Intan Tri Sakti yang beratnya 167,5 karat tersebut? Berapa pula komisi yang diterima para pejabat kabupaten Banjar tempat ditemukanya intan tersebut?
Apakah benar, para pejabat Kabupaten Banjar yang memegang Keris Semar Duduk menjadi kaya raya setelah memilihara keris bertuah ini? Wallahu a�lam.




__________________



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:54 AM.


no new posts