Mencari Berkah di Pekuburan Gunung Licin

**blueparadise**

Konon, banyak peziarah yang dapat bisikan gaib di pemakaman Gunung Licin Ciburial, Kecamatan Cimalaka, Sumedang, langsung sukses besar. �Ada kekuatan gaib yang dapat sewaktu-waktu maujud di pemakaman ini dan memberikan petunjuk bagi kehidupan peziarahnya,� ujar Suhardi, pemimpin teater Remaja Sumedang, 54 tahun, pada Misteri. Mantan pelawak Srimulat yang juga guru SMU di Sumedang ini memang agak lengket dengan dunia mistik. Sejak dari Madura, kampung asalnya, Suhardi sudah sering berziarah ke makam-makam keramat. Maksudnya bukan mendewakan makam, tapi dia punya keyakinan bahwa bila mendoakan para aulia atau orang-orang alim, maka akan mendapatkan berkah dari Allah.
Ada sebuah kisah menarik yang dituturkan Suhardi. Dulu, dia punya teman seorang pengusaha real estate dan kontraktor yang punya anak l8 orang dari pernikahan dengan empat isteri. Semasa hidupnya si pengusaa rutin menziarahi pemakaman Gunung Licin. Anehnya, dia terus menerus sukses dan usaha apartemennya terus berkembang sampai berpuluh lokasi. Lain dari itu semua anaknya �jadi orang� dan semua istrinya salaing kompak dan hidup harmonis.
�Doa pengusaha itu dijabah Allah lewat pemakaman keramat yang auranya sangat agung itu. Tempat saya itu hampir setiap malam jumat kliwon datang dan berziarah,� ungkap Suhardi.
Lain dari itu, disebut pula banyak orang berpenyakit berat, bahkan divonis tak bisa sembuh, datang ke keramat ini, berdoa kepadaTuhan, akhirnya bisa mendapat kesembuhan. Begitu juga dengan janda atau gadis tua dan bujang tua, langsung mendapatkan jodoh setelah berziarah ke keramat pemakaman Gunung Licin yang panoramanya indah ini.
Nun jauh di kaki Gunung Tampomas, kurang lebih perjalanan satu jam dari kota Bandung, di Desa Licin, Cimalaka, Sumedang, terdapat Danau Ciburial. Tidak jauh dari danau, terdapat pemakaman orang-orang sakti keturunan Prabu Siliwangi. Bahkan ada yang meyakini sebagian dari makam tersebut adalah kuburan para wali Allah.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Yayasan Pangeran Sumedang, orang-orang sakti yang dimakamkan di Ciburial adalah makam Balung Nunggal, manusia tanpa pusar, Dalem Kula Nata Salam Kusuma, biasa disebut Mbah Sadim, Petilasan Tajimalela bahkan pengusaha besar era tahun 80-an, Haji Karya, keturunan ketujuh Mbah Dalem Sadim yang dimakamkan berdampingan.
Untuk mengunjungi atau berziarah ke pemakaman Gunung Licin, Ciburial, tidaklah terlalu sulit, karena tempatnya walau berada di atas bukit tapi mudah dijangkau. Didukung pula oleh sarana yang cukup memadai, selain pemakaman itu sangat terkenal dan banyak orang akan memberi arah jalan yang tepat. Terutama masyarakat sekitar kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang.
Menurut sumber Misteri, Kula Nata Salam Kusuma alias Mbah Sadim, mempunyai garis keturunan yang sangat kuat dengan Prabu Siliwangi yang berkuasa di abad l4, atau sekitar tahun l460-an masehi. Mbah Sadim adalah keturunan ketiga dari Kusuma Laya, penguasa Gunung Licin yang tak lain kakak kandung Prabu Siliwangi. Mbah Sadim disebutkan kakak beradik dengan Wangsa Goparanan, penguasa Segala Herang Subang. Dia lahir dari keturunan Sunan Wana Perih, yang tak lain adalah keturunan ke empat dari Ki Jaka Raksa atau Kusuma Laya. Cucu dari Ratu Parung yang biasa disebut sebagai Nyiman Wulan Sari.
Tidak heran, jika Mbah Sadim memiliki ilmu linuwih, karena dia keturunan dari Raja Pasundan. Demikian pula halnya dengan keturunan-keturunan selanjutnya, yang semuanya memiliki ilmu saktimandraguna. Maka itu tidak aneh bila anak keturunan menjadi orang-orang sukses, banyak yang jadi pejabat baik di jajaran pemerintahan dan banyak pula yang sukses di dunia usaha.
Contoh kongkrit adalah almarhum Haji Karya, pengusaha SBPU yang megasukses di Jawa Barat. Bagi masyarakat Sumedang, Haji Karya yang berdarah biru dari Prabu Siliwangi ini sangat terkenal karena kekayaan dan jiwa sosialnya yang sangat tinggi. Usahawan yang lahir di tahun l926 dan wafat tahun 2002 ini dikenal pula sebagai tokoh Sumedang yang bijaksana. Bahkan setelah wafat, dia meninggalkan kekayaan yang berlimpah yang diwariskan kepada 40 anak dari l5 istri yang dinikahinya.

�Almarhum Pak Haji Karya adalah keturunan ke tujuh Dalem Sadim. Sebelum merintis jadi pengusaha minyak dan pom bensin beliau rajin berziarah ke makam Mbah Sadim, kakek moyangnya. Beliau mendapat bisikan gaib agar berusaha di bidang perminyakan dan hal itu langsung dijalani. Selain kerja keras, ulet dan tak kenal menyerah, Pak Haji Karya juga percaya betul bahwa dia mendapatkan bekah dari makam keramat ini!� Kisah Raden Mas Sujai, juru kunci pemakaman Gunung Licin, Ciburial yang ditemui Misteri di lokasi.
Mas Sujai bahkan menyebut bahwa almarhum Haji Karya, sebelum menjadi pengusaha sukses, menjalani puasa 40 hari 40 malam. Persis setelah melakoni puasa, dia kemudian mendapatkan wangsit dari leluhurnya. Tidak lama setelah itu Haji Karya bangkit sebagai pengusaha yang terus menerus menuai sukses.
�Semua orang tahu, setelah habis masa prihatinnya itu, Pak Haji Karya bangkit sebagai pengusaha SPBU dan kontraktor yang sukses. Kemudian berhasil mendirikan rumah sakit Karya Husada yang berlokasi di daerah Dawuan, Cikampek dan sampai sekarang masih eksis maju pesat. Setahu saya, Haji Karya termasuk orang yang beruntung yang tidak melupakan leluhur dan rajin berziarah, mengirimkan doa bagi leluhurnya,� ungkap Raden Mas Sujai.
Sementara menurut keterangan H. Nani Jumiati, salah seorang putri almarhum Haji Karya, semasa hidupnya mendiang sering menunjukkan kelebihan dan keanehan. Ayahnya itu memiliki kemampuan tertentu yang melebihi orang kebanyakan.
�Salah satu kelebihannya, bahwa bapak itu sangat kuat tidak tidur, melek malam. Soal uang dia enggak pernah hitungan. Pernah suatu kali yang ikut bersamanya keliling perusahaan-perusahaannya. Kala itu ada anak buahnya yang laporan soal keuangan, katanya ada beberapa puluh juta uang yang diambil oleh stafnya. Bapak menjawab enteng saja, kata bapak: �Biarkan saja dia ambil uang itu asal dia kuat dan benar-benar dapt memanfaatkannya,� kisah H.Nani Jumiati.
Seperti para leluhurnya, makam Haji Karya pun sampai sekarang banyak diziarahi orang. Satu hari juru kunci Raden Mas Sujai bertanya pada salah seorang peziarah, kenapa menziarahi makam Haji Karya? Penziarah tersebut ternyata mendapat impian, mimpinya itu adalah berziarah ke makam Haji Karya. Orang itu lalu bertanya dan mencari-cari, hingga bertemulah makam Haji Karya di antara makam-makam lain. Disebutkan, orang itu tadinya punya usaha hampir bangkrut. Namun setelah rutin ke makam Haji Karya, usahanya bangkit lagi dan kini malah makin besar.
�Dia punya keyakinan bahwa Allah menjabah doanya lewat kekuatan gaib arwah Haji Karya!� Tandas Raden Mas Sujai.
Dia juga menerangkan, boleh percaya boleh tidak, bahwa dia sudah tiga kali bertemu arwah Haji Karya. �Haji Karya bilang bahwa ilmunya akan diturunkan pada siapapun yang datang menziarahinya seacara gaib. Ilmu itu antara lain adalah ilmu untuk mendapatkan kesuksesan dalam beberapa usaha ataupun meniti karir. Dan setahu saya, ilmu yang dimiliki almarhum Haji Karya adalah ilmu yang juga dimiliki dan diamalkan para wali. Kenapa demikian, karena kita tahu bahwa Pak Haji Karya keturunan ke tujuh Dalem Sadim, di mana Dalem Sadim pernah belajar langsung pada Sunan Gunung Jati salah satu wali sembilan. Jadi saya yakin, Pak Haji Karya juga menjalani ilmu kewalian. Semasa hidupnya, Haji Karya bercerita kepada saya, bahwa dia sering mengunjungi makam Syech Kuro di Kerawang, leluhurnya yang juga aulia yang punya daya linuwih yang tinggi,� tambahnya mengisahkan.
Lepas dari unsur gaib tersebut, menurut keterangan putri almahum, semasa hidupnya Haji Karya telah memberikan sesuatu yang sangat berharga. Selain bagi keturunannya, juga bagi masyarakat luas d mana rumah sakit dan usaha-usaha lain telah memberikan kontribusi sosial, terutama untuk penciptaan lapangan kerja.
�Alhamdulillah saya sebagai salah satu putri beliau sangat bersyukur. Dari mulai lahir sampai sekarang mendapatkan bekal yang cukup. Mudah-mudahan saya bisa meniru jejak langkah perjuangan beliau ke depan nanti. Kalau boleh menyampaikan pesan, saya mewakili almarhum dan seluruh keluarga besar, memohon maaf kepada seluruh relasi dan orang-orang yang mengenal beliau, barangkali semasa hidupnya ada kesalahan, baik yang disengaja atau yang tidak disengaja,� ungkap H.Nani Jumiati.
H.Nani Jumiati sadar, bahwa setinggi apapun ilmu manusia, tapi tetap tidak bisa mencapai tarap kesempurnaan. Setiap manusia pastilah ada kelemahan, kesalahan dan kehilafan.

Terkait: