
17th February 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
PSIL Ungkap Salah Satu Kebobrokan PSSI
PSSI
Quote:
TEMPO Interaktif, Lumajang - Nota protes yang dikirimkan Persatuan Sepak Bola Indonesia Lumajang (PSIL) atas perlakuan tidak fair PSSI dengan menggelar turnamen Divisi III Putaran III Nasional di Semarang pada akhir tahun lalu hingga saat ini tidak ditanggapi PB PSSI. Manajer PSIL, Ngateman menilai PSSI telah bertingkah sangat buruk dengan melanggar aturan yang dibuatnya sendiri.
Kepada Tempo Kamis (17/2) pagi, Ngateman mengatakan, pihaknya telah dua kali mengirimkan surat protes terhadap PSSI terkait digelarnya turnamen Divisi III Putaran Nasional Grup 20. Secara kronologis, Ngateman menceritakan, Grup 20 yang terdiri dari empat klub yakni PSIL, Maung Bandung, MBU Sidoarjo dan Sukabumi sama-sama tidak bersedia menjadi tuan rumah turnamen Divisi III Putaran Nasional itu.
�Untuk menjadi tuan rumah, bisa menghabiskan dana Rp 200 juta,� kata Ngateman. Karena itulah, empat klub tersebut tidak ada yang bersedia untuk menjadi tuan rumah. Karena tidak ada yang bersedia, PSSI akhirnya menunjuk tuan rumah bersama yang kemudian turnamen tersebut digelar di Semarang. Turnamen itu sendiri sudah digelar pada 16 hingga 21 Desember lalu.
Sebagai tuan rumah bersama, anggaran untuk menggelar turnamen tersebut akhirnya dipikul bersama empat klub tersebut. PSSI menetapkan setiap klub harus membayar Rp 35 juta dengan ultimatum apabila hingga dua hari uang tersebut tidak dibayar, maka klub yang tidak bayar akan dicoret. Maklumat tersebut dikirim melalui faksimili kepada PSIL Lumajang pada 12 Desember lalu. Hingga pertemuan teknis pada 16 Desember kemudian, ternyata hanya PSIL yang bisa menunjukkan bukti penyetoran uang senilai Rp 35 Juta.
�Seharusnya tiga klub itu dicoret. Dan PSIL yang ditetapkan sebagai pemenangnya,� kata Ngateman. Namun, ternyata turnamen tetap digelar. �PSSI yang membuat aturan tetapi melanggar aturannya sendiri,� katanya.
Karena itu, dengan lugas dan tegas, Ngateman menyatakan kalau PSSI itu bobrok. �PSSI itu brengsek,� kata Bendahara Pengurus Kabupaten PSSI Lumajang ini. Polisi aktif berpangkat Ajun Inspektur Satu di Polres Lumajang ini mengatakan pihaknya juga protes kepada Panitia Pelaksana. �Karena tidak memiliki wewenang, Panpel tidak bisa berbuat apapun, � katanya.
Usai digelarnya turnamen, pihaknya juga mengambil langkah protes kepada Badan Liga Amatir Indonesia. �Namun, hingga kini protes kami tidak ditanggapi,� katanya. Setengah menggerutu, Ngateman mengatakan kalau PSSI tidak akan besar kalau pengurus-pengurusnya bobrok semua. �PSSI tidak akan maju,� katanya.
Dia juga mengatakan tidak hanya di tingkat pengurus saja yang bobrok. �Di tingkat wasit pun sama,� katanya. Ketika di Semarang, dia sempat didatangi orang dan menawarkan kemenangan dengan menyetor uang sekian juta rupiah. �Saya tolak,� katanya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, di akhir turnamen, PSIL hanya bertengger di peringkat tiga dengan poin tiga dari hasil tiga kali seri. Peringkat pertama diduduki Maung Bandung dengan poin lima, peringkat dua MBU Sidoarjo dengan poin empat. Sedangkan di peringkat terakhir adalah Sukabumi.
Ngateman menambahkan, timnya ini sebenarnya mampu mengimbangi semua klub itu. �Tapi, turnamen itu seharusnya tidak digelar. Lumajang seharusnya otomatis menang karena tiga klub lain ternyata tidak bisa menunjukkan bukti pembayaran Rp 35 juta sebagai dana turnamen,� katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA
|
|