FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Travel, Wisata, Liburan Suka jalan-jalan dan traveling ke berbagai mancanegara? yuk sharing dan berbagi tips disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
maaf kalo repost ![]() ![]() Hawa sejuk menyegarkan senantiasa dibawa angin di daerah yang terletak pada ketinggian bervariasi (100 � 200 meter di atas permukaan laut) ini. Permukaannya yang tak rata menyebabkan hamparan sawah, gunung, sungai, dan alamnya yang hijau terlihat sangat indah. Cobalah berbincang dengan penduduknya yang ramah. Sehari-harinya mereka memang berbahasa Bugis dengan alunan khas nan lembut tetapi mereka bisa berbahasa Indonesia dengan baik. ![]() Keindahan alam Soppeng Foto: Sudarman ![]() Kelelawar bergelantungan di pohon Foto: Sudarman ![]() Pemandangan keseharian kota Watansoppeng Foto: Sudarman ![]() Di Soppeng kelelawar ini disebut panning Foto: Sudarman Kelelawar yang lazim disebut kalong menjadi warna khas ibukotanya � Watansoppeng. Selama bertahun-tahun setiap hari saat menjelang subuh ribuan kalong melintasi langit Soppeng untuk menempati pohon-pohon besar di kota ini. Kalong-kalong itu beristirahat � menggelantung di dahan-dahan pepohonan hingga menjelang maghrib untuk kemudian beramai-ramai meninggalkan kota itu entah ke mana guna mencari makan. Secara fisik, ukuran tubuh spesies binatang ini lebih besar ketimbang kelelawar yang biasa menghuni gedung-gedung tua, warnanya pun hitam. Soppeng dalam Sejarah Penataan bangunan di kota ini seperti kontur tanahnya yang tak rata. Bisa jadi bangunan di sebelah kanan jalan terletak lebih tinggi dari jalan sementara bangunan di sebelah kiri jalan terletak lebih rendah. Tengok saja villa Juliana (mess Tinggia) yang dibangun pada tahun 1905 ini letaknya lebih tinggi dari ruas jalan Merdeka. Bangunan tua ini termasuk peninggalan bersejarah. Villa ini dahulu digunakan sebagai kediaman resmi pemerintah kolonial. Begitu pun makam kuno Jera� LompoE. Di sana terdapat makam para raja (datu) Soppeng, Luwu, dan Sidrap pada abad XVII, mengunjunginya berarti bukan hanya melihat makam-makam tua nan dingin tetapi juga menikmati hangatnya pemandangan indah di sekitarnya. Berdasarkan catatan sejarah kuno dalam lontarak Bugis, kota ini dahulu adalah kota kerajaan yang memiliki pengaruh luas. Di kota ini terdapat kompleks istana raja (datu) Soppeng yang dibangun oleh I Latemmamala yang bergelar Petta Bakkae pada tahun 1261 M. Di dalam komplek tersebut terdapat sejumlah bangunan, di antaranya: Bola RidiE(Rumah Kuning), yaitu tempat penyimpanan benda-benda atribut Kerajaan Soppeng, SalassaE, yaitu bekas Istana Datu Soppeng; dan Menhir Latammapole, yaitu tempat melaksanakan hukuman bagi para pelanggar adat. Selain Jera� LompoE, ada pula pemakaman KalokoE Watu, di sini terdapat makam We Tenri Sui, ibu kandung Arung Palakka. Satu hal mengenai sejarah Soppeng yang membuat daerah ini menjadi sangat unik adalah ditemukannya bukti-bukti sejarah berupa sejumlah bangunan dan situs berupa menhir (untuk keperluan pemujaan), dakon (batu monolit), lesung batu (untuk keperluan menumbuk dan membuat bahan makanan), batu dolang (untuk menyimpan air), dolmen (meja batu sebagai altar pemujaan), dan gua Codong. Ini semua membuktikan adanya peradaban manusia di daerah ini sejak 3000 � 10.000 tahun lalu. Hal ini dituliskan dalam laporan penelitian pada tahun 1989 yang dilakukan oleh Ian Caldweel dan David Bulback. Mereka meneliti arkeologi zaman pra kolonial di wilayah Soppeng pada tahun 1986. Kedua mahasiswa jurusan Sejarah dan Arkeologi dari Australian National University ini telah meneliti 12 situs di bekas pusat kerajaan Soppeng untuk kelengkapan bahan disertasi PhD-nya. 30 kilometer dari ibukota kabupaten terdapat berbagai rumah adat bergaya arsitektur Bugis, Makassar, Mandar, Toraja Minang, dan Batak yang disebut Rumah Adat Sao Mario. Rumah ini juga berfungsi sebagai museum yang menampung berbagai macam barang antik bernilai tinggi antara lain meja, kursi, cermin, tempat tidur, senjata tajam, batu-batu permata. ![]() Makam Datu Mari-Mari - papan itu perlu dibenahi agar berkesan lebih menghargai Foto: Sudarman Beberapa makam kuno Foto: Sudarman Pahatan batu yang unik Foto: Sudarman Rumput dan tanaman Jera' LompoE tertata rapi Foto: Sudarman �Wisata Air� di Soppeng Pemandian Ompo yang terletak sekitar 10 kilometer dari kota Watansoppeng memiliki mata air alami yang senantiasa mengisi kolam-kolam renangnya. Warga Soppeng dan sekitarnya suka sekali berwisata ke sini. Tetapi kalau Anda ke sini jangan sampai memakai pakaian renang yang minim karena warga berenang dengan pakaian yang cenderung tertutup. Hm ... tetapi itu dulu. Sekarang Ompo berbeda. Tak ada lagi air melimpah, tak ada lagi bunyi riak air. Untuk mengisi kolam utama saja harus antri dengan PDAM. Sumber mata air Ompo kian berkurang. ![]() Pemandian alam Ompo ![]() Pemandian alam air panas LEJJA ![]() Pemandian alam Citta ![]() Citta Pemandian alam air panas Lejja yangberada dalam kawasan hutan lindung di Desa BuluE, Kecamatan Marioriawa, sekitar 44 kilometer sebelah utara ibukota kabupaten. Pemandangan nan indah plus udara nan segar dilalui sepanjang tanjakan terjal menuju pemandian ini. Obyek wisata ini dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai seperti air bersih, listrik, areal parkir, jalan beraspal, guest house, kolam berendam, lapangan tenis dan baruga wisata untuk pertemuan dengan daya tampung 300 orang. Ada pula Pemandian Alam Citta yang terletak di Desa Citta Kecamatan Citta. Tempat wisata ini berjarak sekitar 35 kilometer sebelah timur kota Watansoppeng. Di Citta, ada pemandangan berupa beberapa air terjun yang menghiasi dinding tebing. Mengalir tenang, menimbulkan simfoni alam yang damai. Terkait:
|
![]() |
|
|