TRAILER PERTAMA DARI FILM YANG NANTI AKAN KAMI KELUARKAN
Sebuah perjalanan ke tempat eksotis sekaligus menambah ilmu adalah keinginan setiap pelajar. Hal ini pula yang ada di benak saya ketika saya memutuskan untuk masuk ke sebuah organisasi kampus , yaitu Arsitektur Hijau.
Quote:
Sekilas saja, Arsitektur Hijau merupakan organisasi kemahasiswaan jurusan arsitektur Universitas Katolik Parahyangan yang bergelut dalam bidang dokumentasi arsitektur nusantara dan mencoba mempublikasikannya agar berbagai kearifan lokal dapat terangkat kembali.
Di tengah derasnya arus modernisme, rumah-rumah tradisional mulai ditinggalkan karena dianggap kuno. Padahal, arsitektur yang tumbuh di masyarakat secara turun temurun ini telah teruji selama berabad-abad mampu mengharmonisasikan dirinya dengan lingkungannya. Sayangnya, belum semua kekayaan itu dapat dipelajari dan diaplikasikan dalam dunia arsitektur kekinian karena belum tergali dan terdokumentasi secara optimal. Ironisnya, dokumentasi malah lebih sering dilakukan oleh peneliti asing. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi Arsitek Indonesia sebab sebenarnya kita masih belum tahu banyak tentang kekayaan arsitektur nusantara yang sebenarnya.
Pulau Timor memiliki sejuta pesona yang belum dijelajahi, dan bahkan oleh sebagian besar penduduk Indonesia sendiri. Hal inilah yang membuat kami memutuskan untuk melakukan ekspedisi ke sana. Setelah survey dilakukan oleh perwakilan tim, kami pun akhirnya memutuskan objek penelitian kami, yaitu sebuah kampung yang menarik baik secara budaya maupun arsitektur. Kampung ini disebut Sonaf Tamkesi. Banyak rumor beredar mengenai Sonaf ini, seperti banyaknya pantangan, adat yang sangat ketat, dan hal ini justru membuat kami penasaran menggali keunikan kampung ini.
Quote:
PERJALANAN MENUJU SONAF TAMKESI
Hari 1 � Kami pergi dari Bandung menuju Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 01.00 WIB, menggunakan bus kampus. Sekitar pukul 03.30 kami tiba di bandara, untuk bertemu beberapa rekan yang menyusul langsung dari jakarta. Selanjutnya kita check-in dan pesawat take off pukul 05.00. Kami tiba di Surabaya untuk transit sekitar pukul 08.00 WITA , pukul 10.00 kami take off untuk langsung menuju ke Kupang.
Sekitar pukul 12.00 kami tiba di Kupang dan langsung dijemput oleh ELF yang sudah disewa oleh tim survey.
Perjalanan panjang harus kami tempuh untuk menuju langsung ke Kefamenanu, kota terdekat dari Sonaf Tamkesi yang merupakan tujuan utama kami. Sekitar pukul 18.00 kami tiba di Kefamenanu untuk beristirahat.
[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Kunjungan ke Panti Asuhan:
Dalam perjalanan dari Kupang ke Kefamenanu, kami menyempatkan diri mampir ke panti asuhan Sonaf Maneka untuk bermain bersama anak-anak disana dan memberikan buku-buku yang kami bawa dari Bandung.
Hari 2 � Pukul 07.00 kami langsung bersiap untuk menuju ke Sonaf Tamkesi.
Kami menuju Tamkesi menggunakan truk pasir yang sudah kami sewa. Sebelum menuju ke Tamkesi kami mampir ke pasar tradisional setempat untuk membeli bahan-bahan makanan. Perjalanan ditempuh sekitar 2 jam, tidak lupa kami juga mampir untuk membeli sirih pinang dan sopi.
Sonaf Tamkesi terletak di Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timor. Dari Ibukota Kupang, jarak menuju kompleks sonaf sekitar 250-260 km.
Spoiler for open this:
Quote:
Medan jalan dari Kupang sampai ke Manufui berupa aspal sangat mulus.
Namun setelah Manufui, jalan mirip track offroad berupa jalan tanah dan berbatu yang memacu adrenalin. Meskipun begitu, pemandangan yang amat indah berupa hamparan padang sabana khas Timor beserta ternak kuda dan sapi yang berkeliaran bebas akan mengantar kita sampai Kompleks Sonaf Tamkesi
Sampai di kampung tamkesi kami langsung menuju polindes ( poliklinik desa) yang memang sudah disiapkan untuk kami. Setelah beres-beres kami langsung bersiap untuk menuju kompleks Sonaf Tamkesi untuk mengikuti upacara penerimaan.
[quote]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for SIRIH PINANG DAN SOPI:
Untuk memasuki kompleks sonaf Tamkesi atau komunitas adat lain di Timor yang masih kental nilai tradisionalnya, disarankan membawa persembahan sirih pinang dan sebotol sopi (arak lokal) sebagai tanda penghormatan dalam tata krama bertamu.
warga setempat memiliki tradisi mengkonsumsi sirih pinang. Dalam berbagai kesempatan, mengkonsumsi sirih pinang digunakan untuk saling menghormati dan mengakrabkan. Maka ada baiknya jika kita mencoba membiasakan makan sirih pinang sambil mengobrol dengan warga setempat.
[spoiler=open this] for PANTANGAN SELAMA BERADA DI KOMPLEKS SONAF TAMKESI:
PANTANGAN SELAMA BERADA DI KOMPLEKS SONAF TAMKESI YANG HARUS DIPERHATIKAN
Pantangan yang harus diperhatikan adalah larangan untuk menjatuhkan benda apapun yang kita bawa dan kenakan atau terantuk batu di kompleks ini karena dianggap sebagai pertanda buruk. Biasanya bila kita tidak sengaja melakukannya, kita harus segera memberi tahu tetua adat untuk meminta berkat dari leluhur sehingga kita terhindar dari berbagai kemalangan. Selain itu kita pun harus menjaga mulut dan perilaku selama berada di Kompleks Tamkesi.
Kami disambut oleh warga Tamkesi dengan sangat ramah dan juga kami disambut dengan tari-tarian adat yang sangat menarik.
Tidak lupa setiap dari kami mencoba mengunyah sirih pinang dan minum sopi.
Hari 3-5 � hari ke 3-5 adalah hari penelitian kami.