|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Quote:
TEMPO Interaktif, Tripoli - Gejolak di sekitar ibukota Libya, Tripoli mempersulit masuknya bantuan internasional. Bantuan itu berupa obat-obatan, makanan, dan kebutuhan lainnya. "Paling sulit jalan masuk dari Tripoli dan daerah Barat karena situasi keamanannya," kata Valerie Amos, Kepala Kemanusiaan PBB, Senin (28/2). Jumlah korban yang jatuh di Tripoli hingga kini diperkirakan antara 600 hingga 2000 orang. Amos meminta negara-negara tetangga Libya tetap membuka pintu perbatasan sehingga pengungsi dapat pergi ke luar dari negeri yang sedang bergejolak itu. PBB memperkirakan Senin pagi kemarin, 6000 orang telah pergi menuju Mesir, 1000 menuju Nigeria, dan 40.000 menuju Tunisia. Komite Palang Merah Internasional meminta pengamanan jalan masuk ke sebelah barat Libya. Pada akhir pekan lalu mereka sudah berhasil masuk di wilayah timur termasuk Benghazy. Saat ini mereka membantu dokter lokal melakukan perawatan. Dua ribu orang terluka di kota itu akibat bentrokan antara anti-pemerintan dan pro-pemerintah. Saat ini, sebagian anggota tim palang merah sedang menunggu di perbatasan barat di Tunisia. "Sekarang situasinya sangat tidak stabil, tidak aman untuk membawa bantuan ke wilayah barat," kata Yves Daccord, Direktur Komite Palang Merah Internasional. Ia meminta keamanan bagi para pekerja kesehatan. Pasien tidak boleh diserang dan ambulan serta rumah sakit jangan disalahgunakan karena ini soal hidup dan mati. Selain itu, saat ini juga banyak warga Irak, Sudan, Somalia, dan negara miskin lainnya tertahan di negara itu karena kurang bantuan untuk keluar dari Libya. Tidak ada pesawat atau kapal untuk mengevakuasi mereka keluar. Al-Jazeera | AQIDA SWAMURTI |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|