
2nd March 2011
|
 |
Ceriwis Lover
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: KPK|Venue|GGS
Posts: 1,617
Rep Power: 370
|
|
Krisis di Tiga Negeri Arab
Demonstran merayakan pengunduran diri Presiden Mesir Hosni Mubarak di Tahrir Square, Kairo, Mesir (11/2). REUTERS /Suhaib Salem
Quote:
TEMPO Interaktif,Sanaa - Krisis politik kawasan negara Arab belum reda, terutama di Yaman, Oman, dan Bahrain. Di Ibu Kota Sanaa, Yaman, ribuan orang antipemerintah dan anggota partai-partai oposisi menggelar demonstrasi, menolak tawaran Presiden Ali Abdullah Saleh untuk membentuk sebuah pemerintahan baru.
Protes kemarin merupakan yang terbaru dari serangkaian aksi yang mengguncang negeri itu dan diklaim menelan beberapa korban jiwa saat massa prodemokrasi menuntut mundur Presiden Saleh, yang berkuasa sejak 1978.
Di luar universitas di Sanaa, para pemrotes riuh meneriakkan "turun", sebagai referensi kepada Presiden Saleh, yang hingga Senin lalu menolak memenuhi tuntutan demonstran dan menyatakan bahwa mereka tak bakal mencapai tujuan lewat "anarki dan pembunuhan". Saleh sempat berjanji akan menerima oposisi di pemerintahan baru jika pemrotes menarik diri. Tapi hal itu ditolak oposisi dan pendemo.
Di Manama, putra mahkota Bahrain, Pangeran Syekh Salman bin Hamad al-Khalifa, Senin lalu mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk menggelar perundingan dengan oposisi, yang meminta reformasi politik besar-besaran di tengah gelombang demonstrasi antipemerintah.
"Langkah-langkah sudah diambil dalam beberapa hari terakhir, yang telah meredakan situasi dan membantu kehidupan Bahrain kembali normal," ujar Pangeran Salman dalam pernyataan di kantor berita BNA. "Namun beberapa pihak terus mencari cara untuk mengeblok reformasi."
Ratusan pendemo antipemerintah pada Senin lalu memblokade Dewan (Konsultatif) Syuro, yang membuat para anggota parlemen balik badan ketimbang bersidang. Al-Wefaq dari blok utama Syiah pada Ahad lalu mengumumkan bahwa mereka keluar dari Dewan sebagai protes atas pembunuhan 7 orang selama kerusuhan berlangsung.
Al Jazeera | Xinhua | CNN | Dwi A
|
|