FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
|||
|
|||
![]() SUMBER ![]() JAKARTA, KOMPAS.com � Daya beli masyarakat semakin turun saja karena sepertinya inflasi tengah berlari kencang. Setidaknya inilah yang sedang terjadi di Jakarta. Belakangan ini, harga berbagai kebutuhan pokok terus merangsek naik. Berdasarkan pantauan Kontan, lonjakan harga-harga setidaknya terjadi di lima pasar di ibu kota, yakni di Pasar Induk Sayuran dan Buah Kramat Jati, Pasar Kramat Jati (eceran), Bendungan Hilir, Kebon Kacang, serta Pasar Minggu. Hanya dalam sepekan terakhir, harga bahan-bahan konsumsi terbang antara 25 dan 30 persen, bahkan ada yang hingga 100 persen. Harga bawang merah di Pasar Minggu, misalnya, di awal pekan ini mencapai Rp 16.000 per kilogram (kg), naik 100 persen dibanding pekan sebelumnya sebesar Rp 8.000 per kg. Beberapa pedagang di sejumlah pasar mengatakan, harga terbang tinggi lantaran pasokan susut drastis. "Pasokan kurang dari berbagai daerah ke Jakarta gara-gara hujan berlebihan sejak awal tahun," kata Tanti, pedagang barang kebutuhan pokok di Pasar Bendungan Hilir. "Seretnya pasokan barang-barang kebutuhan pokok, terutama sayur mayur, hampir dari semua daerah sentra penyuplai barang ke Jakarta," timpal seorang pegawai Pasar Induk Kramat Jati. Direktur Bina Pasar dan Distribusi Kementerian Perdagangan Jimmy Bella menyatakan, lonjakan harga kebutuhan pokok hanya terjadi di Jakarta dan daerah yang tak punya produksi sendiri. "Daerah lain saya telepon tidak ada masalah karena mereka punya suplai sendiri," kata dia. Jimmy mengatakan, cuaca yang tak bersahabat sejak awal 2010 menjadi faktor utama turunnya pasokan kebutuhan pokok di Jakarta. Dia memperkirakan kenaikan harga bahan-bahan konsumsi ini akan mengerek inflasi pada bulan ini. Oleh karena itu, menurut Jimmy, kondisi ini harus segera ditangani dengan cara meningkatkan produksi bahan makanan, terutama sayur mayur. Komando mengenai hal ini, kata Jimmy, ada di tangan Kementerian Pertanian. David Samuel, Ekonom BCA, mengatakan, lonjakan harga komoditas, terutama yang berhubungan dengan bahan makanan, akan banyak menyumbang kenaikan inflasi Juni ini. Dia memperkirakan, kenaikan harga beberapa komoditas pasar itu akan menyumbang setidaknya 25 persen kenaikan inflasi Juni 2010. "Sebab pergerakan harga bahan makanan itu punya bobot besar di inflasi," ujarnya. Ke depan, ancaman lonjakan inflasi bakal lebih besar lagi. Ini seiring dengan naiknya tarif listrik mulai awal Juli 2010. (Kontan/Asnil Bambani, Aprillia Ika, Amailia Putri, Amal Ihsan) |
#2
|
||||
|
||||
![]()
padahal masih jauh dari hari raya ya ndan....
pusiiiiiiiingggggg |
![]() |
|
|