Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Mobil & Motor > Mobil

Mobil Wadah berkumpulnya pecinta, hobby, pemilik Mobil.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 20th October 2012
Gokanatep's Avatar
Gokanatep Gokanatep is offline
Ceriwis Pro
 
Join Date: Oct 2012
Posts: 2,023
Rep Power: 15
Gokanatep mempunyai hidup yang Normal
Default Tiga Kesalahan dalam Memperlakukan Radiator

Inilah Tiga Kesalahan dalam Memperlakukan Radiator





Mengganti cairan di radiator terlihat sangat sepele dan mudah dilakukan. Tinggal melepas tutup yang berada di bawah serta tutup radiator bagian atas dan menunggu air yang ada di dalamnya, kemudian mengganti dengan yang baru, pekerjaan pun beres.



Seperti itukah? �Proses sederhananya memang seperti itu, tetapi ada beberapa hal yang kerap terlupakan,� ungkap Tatang Somantri, spesialis radiator Apolo, Kembangan, Jakarta Barat, Selasa, 30 Mei 2011.



Menurut dia, beberapa perilaku salah tersebut memang tak serta merta menimbulkan masalah pada saat itu juga. Namun, kesalahan itu akan menimbulkan dampak kerusakan pada radiator dalam jangka lama.



Radiator yang tersumbat, sel-sel yang cepat aus atau getas karena berkarat, bahkan radiator cepat panas adalah beberapa akibat dari perlakuan salah saat memperlakukan air radiator. Walhasil, peranti itu tidak bisa menjalankan fungsi sebagai penjaga kestabilan suhu mesin mobil.





�Malah, beberapa kejadian yang ada menunjukkan air di radiator bocor dan masuk ruang bakar mesin. Mesin pun jadi rusak karena ada water hammer,� kata Tatang.



Lantas apa saja kesalahan tersebut? Apa pula akibat yang ditimbulkan? Berikut penjelasan Tatang:



1.Jadwal penggantian yang tidak tepat




Pada umumnya, para pemilik mobil jarang yang mencatat dengan pasti kapan penggantian cairan radiator terakhir dilakukan. Sebagian besar di antara mereka hanya memperkirakan jadwal tersebut.



Padahal, cairan yang ada di dalam radiator terus melakukan reaksi kimia dengan unsur atau senyawa lain yang ada di dalam peranti itu. Akibatnya, kualitas cairan tersebut menurun.



�Sehingga fungsi cairan untuk menurunkan panas dan sebagai media untuk mengubah kalor dari panas tidak berjalan dengan baik,� kata Tatang.



Lantaran itulah, ia menyarankan agar melakukan penggantian cairan tersebut bila mobil telah menempuh jarak 40 ribu kilometer.



2.Sembarang menggunakan jenis cairan



Kesalahan kedua yang juga kerap dilakukan pemilik mobil adalah menggunakan sembarang cairan untuk mengisi radiator. Air dari keran, air sumur, hingga cairan coolant yang berganti-ganti merek.



Air keran terutama yang berasal dari perusahaan penyulingan air untuk keperluan rumah tangga kerap sering menggunakan zat kimia tertentu. Kaporit dan zat-zat lain untuk menetralisir bau, mematikan kuman atau jasad renik lainnya yang ada di air, menjernihkan warna merupakan zat yang sering digunakan.



Bila air tersebut digunakan untuk mengisi radiator, maka pada saat suhu air tinggi karena proses pembakaran di mesin, air akan cepat menguap. Pada akhirnya, muncul endapan dari beberapa zat tersebut.



�Endapan itulah yang bisa menimbulkan masalah. Mulai dari sel-sel di radiator yang tersumbat, keropos dan getas, hingga kebocoran dan cepat menimbulkan suhu panas,� kata Tatang.



Bila itu terjadi, radiator tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Mesin pun berpotensi mengalami panas tinggi atau overheating dan rusak.



3.Kerap berganti-ganti cairan coolant



Sebagian besar bengkel menyarankan agar menggunakan cairan coolant yang saat ini banyak dijual di toko-toko onderdil dan perlengkapan mobil. Selain memiliki kualitas yang terjamin, cairan itu memang sengaja dibuat khusus sebagai cairan radiator.



Hanya, satu hal yang perlu diingat adalah sangat tidak disarankan untuk berganti dari satu merek ke merek lainnya. Pasalnya, dikhawatirkan akan terjadi reaksi kimia yang merugikan dan membawa dampak yang tidak bagus bagi radiator.



�Memang, sejauh ini belum ada uji secara khusus tentang dampak bila sering berganti merek coolant. Namun, spekulasi ini sebaiknya dihindari,� terang Tatang.



Kekhawatiran itu muncul karena adanya tambahan zat-zat khusus yang berbeda-beda di setiap merek. Zat yang berbeda-beda itulah yang dikhawatirkan menimbulkan dampak merugikan bagi radiator. Memang, unsur utama dan yang dasar semua merek bisa jadi sama.



�Tetapi zat tambahannya itulah yang berbeda. Mulai dari pewarna, unsur khusus untuk menaikkan titik didih dan sebagainya,� sebut Tatang.



Bila Anda khawatir dan ingin berhemat bisa menggunakan air hasil kondensasi peranti pendingin ruangan (AC). Cairan tersebut sangat bagus untuk digunakan di radiator.



Namun dengan catatan, wadah yang digunakan untuk menampung cairan itu juga harus bersih dari kotoran. Selain itu, pastikan wadah tersebut warnanya tidak luntur.



sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/mo...337840,id.html



semoga bermanfaat



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 07:44 PM.


no new posts