Membuat sim tanpa calo

[Gokanatep]

Pengalaman membuat SIM tanpa calo



Tulisan singkat ini diambil dari pengalaman ane membuat SIM di Samsat Daan Mogot Jakarta. Yg gw buat SIM C namun pengalaman ini relevan untuk SIM A juga. Gw bertekad melakukannya tanpa calo. Kenapa? Selain malu kalau pakai calo, membayar calo itu sama dengan menyuap alias tindak korupsi alias melanggar hukum.



Persiapan:



1. Cari sebanyak mungkin informasi mengenai prosedur pembuatan SIM. Informasi lengkap tentang prosedur pembuatan SIM, STNK,BPKB, ganti warna mobil, mutasi lengkap tersedia di website Lantas Metro Ditlantas Polda Metro Jaya.



2. Pelajari soal-soal. Bank soal, baik untuk SIM A maupun SIM C tersedia dalam bentuk simulasi di police watch (ADiLIndonesia.COM -) . Untuk dinyatakan lulus ujian teori, kita harus mampu menjawab benar 18 dari 30 soal. Terus berlatih sampai mampu menjawab benar >20. Tidak usah datang ke samsat kalau belum mampu menjawab benar minimal 20 pertanyaan. Datang ke Samsat tanpa persiapan sama dengan buang waktu karena hamper dipastikan akantidak lulus. Oh ya, jangan lupa baca UU Lalu Lintas 22/2009, banyak soal yang diambil dari UU ini (http://matanews.com/wp-content/uploa...tahun_2009.pdf).



3. Lakukan simulasi ujian praktik sendirian dengan naik motor memutar mengikuti angka delapan, maupun nyelap-nyelip di antara cone berjarak tiga meter. Dalam proses ini, kaki tidak boleh turun. Untuk mobil, ujian praktiknya yg ana saksikan adalah ujian parkir mundur, belok kiri dan kanan, dan putar balik.



4. Siapkan pensil, pulpen, dan photo copy KTP (2 atau 3 lbr, gue lupa).



Kejadian pd hari H:



5. Pas hari H, hari Sabtu, pagi-pagi sekali jam 7.00 gue sudah sampe di TKP naik taksi, turun di halaman dekat pintu masuk. Kantornya belum buka ternyata, gue kepagian. Loket pertama yg gue datangi adalah loket periksa kesehatan mata, meskipun loketnya belum buka ternyata sudah ada sekitar 4 orang ngantri di depan loket. Di sini biayanya Rp 20 ribu, diminta copy ktp, terus kita akan disuruh membaca hurup dan gambar untuk memeriksa kesehatan mata. Letak loket pemeriksaan kesehatan ini sekitar 30 meter dari gedung utama.



6. Beli formulir SIM C Rp. 100 ribu, kalau SIM A harganya Rp 125 rb, dan bayar asuransi Rp 30 ribu. Lalu gw diarahkan untuk ujian tulis di salah satu ruangan. Karena ada cerita ujian tulis teori hasilnya ditukangi agar kita gagal , maka gw meminta untuk ujian computer aja. Petugasnya bilang, ruangan ujian computer �penuh�. Gw bilang, �saya akan tunggu sampai yg di dalam selesai�. Akhirnya setelah menunggu sekitar 10 menit, gw diarahkan untuk ujian di ruangan computer di lantai dua. Dikasih 30 pertanyaan dan harus dijawab dalam waktu 15 menit. Karena sudah berlatih, gw lulus meskipun cukup-cukupan hanya 19 yg benar.



7. Gw dikasih formulir untuk diserahkan pada petugas di lapangan praktik. Ujianlah gw, pakai motor bebek, karena grogi, kaki gue nginjak tanah saat mutar. Gue udah siap mental untuk pulang tanpa hasil kali ini, namun petugasnya mungkin gak lihat, dan gue dinyatakan lulus. Hehehehe. Selanjutnya Photo dan perekaman sidik jari. Untuk SIM A, kemungkinan testnya menggunakan mobil transmisi manual, jadi biasakan aja latihan pakai manual.



8. Tak lama lalu dipanggil, voila, gue resmi mendapatkan SIM c. HORE! Total biaya adalah Rp 150 Ribu (kesehatan rp 20 rb, Formulir Rp 100 rb, dan asuransi rp 30 rb.



Semoga pengalaman gw ini berguna Gan. Kita tidak perlu menunggu system di negara kita ini bagus, mari kita patuhi saja aturan hukum yang ada secara benar, enggak usah pakai jalan pintas. Peace!



NB: Oh ya, sebenarnya gue ambil photo-photo di samsat pakai handphone untuk dishare suasananya, tapi kemudian didatangi petugas dan photo yg gue sudah ambil disuruh hapus. Katanya sih enggak boleh ambil photo di situ.