
Reuters SOLIDARITAS KIRI - Aktivis Koalisi Stop Perang beraksi di depan Jalan Downing 10, London, 20 Maret 2011, membawa poster mengutuk serangan pasukan Sekutu, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, terhadap Libya. Sedangkan foto kanan, jenazah tentara pro Moammar Khadafy yang termutilasi akibat serbuan pasukan Sekutu ke wilayah dekat Benghazi, Libya, 20 Maret 2011.
BRUSSELS, KOMPAS.com - NATO menunjuk jenderal bintang tiga dari Kanada, Letnan Jenderal Charles Bouchard, untuk memimpin operasi NATO di Libya, melaksanakan zona larangan terbang dan embargo senjata, Jumat (25/3/2011).
Bouchard juga akan mengambil komando seluruh serangan militer untuk melindungi warga sipil dari tentara yang setia pada Moammar Khadafy.
Koalisi yang diluncurkan oleh Inggris, Prancis dan AS memulai serangannya enam hari lalu dengan beberapa anggota koalisi, cemas melihat NATO menerima kepimpinan secepat mungkin.
Keengganan untuk terlibat dalam serangan oleh satu-satunya anggota muslim dalam NATO, Turki, dan juga kekhawatiran akan kepemimpinan politik serangan itu disampaikan oleh Prancis, yang menghalangi pengalihan komando tersebut.
Setelah beberapa hari pembicaraan penuh, mereka menghasilkan perjanjian NATO akan melaksanakan zona larangan terbang sementara membatasi dari aksi serangan.
Para duta besar aliansi itu diperkirakan akan bertemu lagi, Minggu, untuk berusaha mencapai keputusan mengenai apakah akan mengambil pimpinan semua operasi.
Bermarkas di Komando Pasukan Gabungan Sekutu NATO di Naples, serangan di Libya itu diberi nama sandi "Operasi Unified Protector". Di Ottawa sebelumnya, Menteri Pertahanan Peter MacKay mengatakan, Kanada telah menunggu pencalonan pejabatnya yang bermarkas di Naples bagi pasukan itu.