
31st March 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Amerika Temukan Jejak Radiasi Nuklir Jepang dalam Susu
Reaktor Unit 4 (kiri) dan Unit 3 pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Dai-ichi di Okumamachi, Prefektur Fukushima, Jepang utara. AP/AIR PHOTO SERVICE
Quote:
TEMPO Interaktif,Washington - Jejak zat radioaktif iodine telah terdeteksi dalam susu di negara bagian Washington, kata regulator AS Rabu.
"Jenis temuan ini telah diantisipasi dalam beberapa hari mendatang dan jauh di bawah tingkat aman bagi kesehatan publik, termasuk untuk bayi dan anak-anak," kata Food and Drug Administration serta Environmental Protection Agency dalam pernyataan bersama.
Pengujian menemukan 0,8 pCi/L iodine-131, bentuk radioaktif dari iodine, dalam sampel susu.
Meskipun ada level radiasi yang terjadi secara alami dalam susu, isotop itu tidak biasanya ditemukan dalam susu, tetapi lembaga itu menekankan angka itu 5.000 kali lebih rendah dari standar FDA.
"Temuan ini jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan apa yang orang alami setiap hari," kata ilmuwan FDA Patricia Hansen dalam sebuah pernyataan.
EPA mengatakan telah meningkatkan pemantauan radiasi dalam susu, curah hujan dan air minum dalam menanggapi kebocoran radiasi di reaktor Fukushima Daiichi Jepang, yang rusak akibat gempa 9,0 skala Richter disusul tsunami pada tanggal 11 Maret.
Lembaga itu mengatakan Iodine-131 memiliki waktu paruh hidup yang sangat pendek sekitar delapan hari, dan karena itu tingkat yang terdeteksi dalam susu dan produk susu diperkirakan akan turun relatif cepat.
Susu tercemar menjadi kekhawatiran setelah kecelakaan nuklir karena kadar racun dari zat radioaktif iodine bisa masuk ke air hujan dan pakan yang dicerna oleh sapi dan diambil dalam susu mereka.
Susu tercemar adalah salah satu penyebab terbesar dari kanker tiroid setelah kecelakaan nuklir di Chernobyl karena orang dekat pabrik itu terus minum susu dari sapi lokal.
Iodine-131 merupakan ancaman bagi kesehatan manusia karena ia masuk langsung ke kelenjar tiroid, yang dapat menyebabkan kanker. Para ahli mengatakan kanker tiroid umumnya dianggap non-fatal karena perawatan yang sangat efektif.
REUTERS | ERWIN Z
|
|